Epilog.

2.1K 89 4
                                    

©prettybabo

"Baby, ayo bangun. Kau ada kelas pagi."

"Hmmm, sebentar lagi."

"Jaemin, kau sudah bilang hal yang sama empat kali."

"Hnnnggg, aku tidak mau masuk kelas." Pemuda yang dipanggil Jaemin itu mengeratkan pelukannya pada tubuh orang yang tidur disampingnya.

"Kalau kau masuk kelas akan kuberi hadiah."

"Huh? Apa?" Jaemin membuka matanya ketika mendengar kata hadiah.

"Ciuman."

"Ish!" Jaemin mencubit pinggang pemuda yang ia peluk dengan keras.

"Aw!" Pemuda itu meringis kesakitan."Kenapa dicubit?"

"Kau pelit sekali cuma memberi hadiah ciuman!" Jaemin mendelik kesal.

"Ehm, bagaimana kalau ciuman dan pelukan?"

"Jeno!"

Lee Jeno tertawa mendengar kekesalan Jaemin. Ah, pasangan yang baru berumur satu bulan ini memang sangat romantis dan menggemaskan. Jeno dan Jaemin resmi menjadi sepasang kekasih sebulan yang lalu di sebuah taman kecil di dekat rumah Jaemin.

Bisa dibilang peresmian hubungan mereka sama sekali tidak romantis. Jeno harus mendiamkan Jaemin yang menangis keras dan meyakinkan pemuda itu jika mereka berkencan sungguhan.

Setelah menghabiskan waktu satu bulan di kota kecil tempat keduanya tumbuh bersama, Jeno dan Jaemin akhirnya kembali ke Seoul lagi untuk memulai semester baru perkuliahan mereka.

Baru kemarin siang keduanya sampai di Seoul dan waktu mereka dihabiskan untuk membersihkan kamar masing-masing—well, Jeno membersihkan kamarnya dan kamar Jaemin—kemudian Jeno memasak masakan beku untuk mereka berdua dan hari itu diakhiri dengan tidur berpelukan.

Hari ini adalah hari pertama perkuliahan dan Jaemin memiliki kelas pagi sementara Jeno tidak ada kelas sampai dua hari lagi. Jaemin tentu saja berniat membolos kelas pertama semester itu. Bukan untuk bersenang-senang dengan teman baiknya, Renjun, atau teman-teman populernya yang lain. Tapi untuk menghabiskan waktu dengan Jeno.

Sejak Jaemin resmi berkencan dengan Jeno, Jaemin menjadi super manja. Jaemin hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Jeno. Satu bulan liburan musim panas, Jaemin menghabiskan waktunya dengan Jeno.

Menonton film di kamar Jeno—yang berakhir bukan hanya menonton film, belajar memasak dengan Jeno, belajar kalkulus dengan Jeno, piknik dengan Jeno. Semua ia lakukan bersama Jeno. Seolah-olah Jaemin ingin menebus semua waktunya yang pernah ia sia-siakan ketika mereka hanya menjadi sebatas teman.

Lihat saja pasangan manis ini. Jeno mengecupi seluruh permukaan wajah Jaemin dan Jaemin hanya terkikik geli sambil memeluk leher Jeno erat. Mereka tidak sadar jika waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih empat puluh menit, tinggal dua puluh menit sebelum kelas pertama Jaemin di semester ini dimulai.

"Kalau kau masuk kelas hari ini, aku akan mengajakmu kencan"

Jaemin mengendurkan pelukannya pada leher Jeno untuk melihat wajah kekasihnya. Kencan? Kencan sungguhan? Bukan belajar kalkulus atau membersihkan garasi rumah?

"Sungguh?"

"Hm, setelah aku pikir-pikir aku tidak ingin pacarku menjadi incaran orang lain." Jeno berkata sambil memandang Jaemin dengan pandangan memuja dan juga penuh kasih sayang, pandangan yang membuat perut Jaemin bergolak.

"Jenooo ..." Jaemin tidak bisa menghentikan air mata keluar dari ujung matanya. Jaemin bahagia, sangat. Jaemin tentu tahu Jeno tidak suka menjadi pusat perhatian. Pertemanan mereka saja berada diluar radar teman-teman kampusnya, mana Jeno mau mempublikasikan hubungan romantis mereka?

Favorite Blogger ・ Nomin VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang