©prettybabo
—
"Lebih lebar lagi."
"Mmmhhh ... "
"Kenapa kau mendesah Jaemin? Aku tidak melakukan apapun padamu." Na Jaemin bisa membayangkan seringai pemuda yang berdiri di belakangnya. Seringai yang membuat si pemuda semakin tampan. Seringai yang berbahaya namun sangat memikatnya.
Seharusnya Jaemin tidak berakhir seperti ini.
Bukan ini rencananya.
Pemuda cantik berkulit bagai salju itu seharusnya hari ini tidak menungging dengan pantat hanya berlapiskan selembar celana dalam wanita hitam yang berenda dan juga apron merah muda yang juga berenda. Seharusnya ia saat ini sedang di dapur berusaha membuat ayam goreng dengan saus mentega untuk orang yang ia sukai sebagai tanda maaf.
Setengah jam yang lalu Jaemin masih duduk didepan meja belajarnya, mencoret-coret kertas yang berisi cara-cara apa agar seseorang yang ia suka mau memaafkannya. Kesalahan yang dilakukan Jaemin memang cukup fatal sehingga ia harus melakukan berbagai upaya agar ia dimaafkan tapi bukan seperti ini caranya!
Celana dalam wanita dan apron merah muda seharusnya menjadi jalan terakhir ketika semua yang ia lakukan sudah tidak berhasil. Jaemin sendiri mengenakan dua benda itu hanya untuk mengecek apakah dia pantas mengenakannya. Namun sungguh sial nasibnya, orang yang ia sukai melihatnya dalam keadaan seperti ini. Alhasil kini Jaemin tidak membutuhkan langkah satu, dua atau tiga namun langsung langkah terakhir.
Sebenarnya Jaemin tidak marah atau sedih atau takut pada orang yang kini sedang memandangi bongkahan pantatnya dengan seksama di belakangnya itu. Malah Jaemin merasa sangat senang dan bersemangat.
Setelah berbulan-bulan ia hanya bisa membayangkan kehadiran orang tersebut dalam kegiatan panas solo-nya, kini orang itu berada disini, melakukan hal-hal nakal yang dulu sering ia bayangkan.
Orang itu adalah Lee Jeno, sahabat masa kecilnya, kekasih internetnya dan kini sepertinya sudah menjadi kekasih sungguhannya. Orang yang sama yang membuat Jaemin mau belajar memasak ayam goreng saus mentega.
"Bagaimana kau memanggilku baby?" Suara rendah Jeno membuat sekujur tubuh Jaemin merinding.
"Daddy." Jaemin menjawab lirih. Jantung Jaemin berdebar keras. Tidak ia sangka seorang Lee Jeno mampu bersikap seperti ini. Bersikap arogan dan begitu mengintimidasi. Ya, Lee Jeno si pendiam yang merupakan pemuda culun dan juga teman masa kecilnya yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan akan menjadi daddy-nya.
Jaemin tahu jika Jeno memiliki sisi seperti ini beberapa bulan yang lalu ketika keduanya berkenalan di internet dan menjadi sepasang kekasih dunia maya yang juga sekaligus menjadi partner sex virtual. Membayangkan sahabat masa kecilnya mencumbunya, memanjakannya hingga membawanya ke surga dunia sudah membuat Jaemin panas dingin.
Kini ia akan sungguhan merasakan bagaimana Jeno menjadi seorang daddy untuknya. Bukan hanya sekedar lewat kata-kata seperti dulu tapi melalui sentuhan nyata yang akan membuat ia lupa diri.
"Good." Jeno berkata puas mendengar jawaban Jaemin. Jaemin sendiri sebenarnya sudah gugup setengah mati. Biarpun ia adalah pemuda populer yang dikejar-kejar banyak orang tapi ia masih pria perawan dan perjaka. Tidak pernah membiarkan bagian terintimnya disentuh orang lain selain dirinya sendiri.
"Kau tahu Jaemin," Jaemin sedikit terlonjak merasakan nafas hangat dan suara berat Jeno di telinganya. "aku selalu membayangkan bagaimana kau menyentuh tubuhmu setiap kali kita melakukan phone sex."
Jaemin diam dan menggigit bibirnya. Ia tahu jika Jeno sangat pintar menggunakan kata-kata untuk memancing birahinya, tapi mendengar ucapan itu secara langsung, bukan lewat telepon atau pesan, membuat Jaemin nyaris melenguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Blogger ・ Nomin Vers
Fiksi PenggemarFavorite Blogger ・Lee Jeno × Na Jaemin ・Republish [Originally by Prettybabo with KaiHun as main character] Si introvert Jeno yang menghabiskan nyaris dua belas jam sehari di depan komputer jatuh cinta pada seorang blogger manis nan seksi bernama bu...