1

269 25 2
                                    

"MIL BEKALNYA!!!!" Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu berlari terengah-engah keluar dari dalam rumah sambil memegang kotak nasi.

Millo Aldric Cavanaugh, cowok jangkung berkulit sawo matang yang hendak naik ke atas motor langsung mengurungkan niatnya dan menoleh ke sumber suara.

"Bekal kamu, Mil. " Wanita yang tak lain adalah Mama-nya Millo berdiri diambang pintu sambil ngos-ngosan.

Millo menghela nafas, lalu berjalan ke arahnya. "Padahal Millo bisa beli makanan di kantin Ma, kenapa harus bela-belain lari cuma karena bekalnya ketinggalan sih."

"Kamu kan gak sempet sarapan, Mil. kamu gak boleh makan makanan kantin yang belum tentu sehat!"

Millo lagi-lagi menghela nafas. "Yaudah iya, kalo gitu Millo berangkat ya, udah siang banget."

"Iya udah sana berangkat, hati-hati di jalan, jangan ngebut ya!!"

Millo mengangguk, buru-buru balik lari ke motornya terus langsung tancap gas pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

Selang beberapa menit, Millo sampai di sekolah, tak butuh waktu lama untuk Millo sampai ke sekolah  karna jarak dari rumahnya terbilang cukup dekat.

"Hey kamu yang pake Hoodie hitam, cepat kemari!!"

Suara yang tak asing di telinga Millo membuatnya yang baru turun dari motor langsung menoleh.

"Saya pak?" Millo menunjuk dirinya sendiri, ketika melihat guru kesiswaan yang sedang menatapnya galak dari kejauhan.

"Iya kamu, siapa lagi!" Teriak pak Bomo mulai kesal.

Millo berjalan mendekat kearah seorang pria bertubuh gempal yang tengah berdiri di tengah-tengah hilir mudik para siswa siswi.

"Kenapa Pak?" Tanya Millo ketika sudah sampai di depan Pak Bomo.

"Kamu lagi kamu lagi, Millo!! Bapak kan sudah peringatkan,jika sudah memasuki wilayah sekolah Hoodie, sweater, jacket harus di lepas!! Kamu ini kebiasaan ya!!"

"Yaelah kirain ada apa, kenapa harus di lepas, pake Hoodie kan gak ganggu belajar?" Millo menatap pak Bomo heran dan tak habis pikir.

"Kamu ini dibilangin malah ngelawan, cepet buka atau bapak paksa buka pake gunting!" ancam pak Bomo

"Ya gak bisa gitu dong pak, saya beli ini kan pake uang, enak aja mau digunting!!" Kata Millo keberatan.

"Ya makanya cepetan buka kalo gak mau di gunting dong!!" Pak Bomo yang kepala batu tetep kekeh.

"Gak mau pak, lagian peraturan sekolah apaan ini, gak masuk akal banget!!" Millo menatap pak Bomo sewot.

"Kamu ini ya......." pak Bomo dan Millo terus kekeh pada pendirian masing-masing dan tak jauh dari mereka terdapat seorang murid yang sedang sembunyi dibalik tembok gerbang sambil mengigit jarinya.

"Gawat!! kenapa harus si gentong yang ada disini sih!!" Murid itu bermonolog sambil ngintip dari balik tembok.

Dia memutar otak, peluang untuk tak ketahuan itu gak mungkin. Meskipun sekerang gurunya itu sedang beradu mulut dengan murid lain, ia akan tetap ketahuan karena melewati ke jalan dimana mereka berada.

Seperti keajaiban yang muncul tiba-tiba, tak jauh darinya, seorang cowok jangkung turun dari dalam angkot.

"Bam?Stt!! Woyy!!"

Cowok itu menoleh, mengernyit bingung ketika melihat anak cewek pake masker putih manggil namanya. "Siape lu?"

Tak membuang-buang waktu cewek itu buru-buru buka masker. "Gua, Clarissa."

You Are My Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang