Gadis cantik berponi itu tampak terusik, tidurnya yang begitu nyenyak tiba-tiba terganggu ketika hawa dingin yang menyeruak menyerang tubuhnya.
Ya, gadis itu Clarissa. Kedua kelopak matanya mulai bergerak-gerak sebelum akhirnya terbuka sempurna.
Clarissa merentangkan kedua tangannya meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal karena tertekuk cukup lama dijadikan bantalan tidur.
Tukk!! Tangan Clarissa yang hendak merentang tiba-tiba mengenai sesuatu dan sontak membuat sang empunya menarik kembali tangannya dan menoleh kaget.
"Millo?!" Clarissa melebarkan kedua matanya saat melihat pemuda itu tengah tertidur juga disampingnya dengan posisi duduk bersandar pada pohon mangga.
Clarissa beranjak dari posisi terlentangnya dan duduk menghadap ke arah Millo.
"Ni anak kenapa bisa disini, ikutan molor lagi." Sambungannya dengan tatapan masih fokus ke arah Millo.
Clarissa merogoh ponsel yang tak jauh darinya, kemudian melotot setelah melihat waktu yang tertera di layarnya.
"Mill, bangun Mill." Clarissa menggoyangkan pundak cowok itu pelan. Tak tega, namun mau bagaimana lagi, sebentar lagi adzan Maghrib akan segera berkumandang.
Millo terusik, ia mulai bergerak dan membuka matanya sedikit demi sedikit.
"Mill, udah sore, bangun. Ayo balik." Ucap Clarissa.
Millo yang nyawanya belum terkumpul semua hanya berdehem saja sebelum akhirnya melotot dengan pemandangan yang pertama ia lihat setelah membuka matanya.
Nyawanya yang masih mager diluar, dan belum mau berkumpul pun akhirnya dipaksa masuk ke dalam tubuh Millo.
"C-clarissa?" Millo tergagap, wajah gadis itu tepat berada di hadapan wajah Millo, benar-benar sangat dekat hingga pemuda itu pun bisa merasakan nafas dari hidungnya.
Clarissa menaikkan sebelah alisnya heran, melihat reaksi Millo yang seperti melihat hantu membuatnya sontak menoleh ke belakang.
"Kenapa?" Tanya Clarissa setelah melihat ke belakang dan tak menemukan apapun selain udara kosong dan kembali menatap Millo.
Bukannya mendapat jawaban, Clarissa kembali dihadapkan dengan wajah Millo yang memerah seraya memegangi dadanya.
"Apaan sih woy, bikin merinding aja!!" Kesal Clarissa, mulai sedikit takut. Jangan lupakan, Clarissa itu orang penakut dan percaya dengan adanya hantu walaupun samasekali tak pernah melihat hantunya langsung.
Millo melirik sekilas Clarissa, kemudian menggeleng.
"Ah lu mah, ayo balik!! Merinding lama-lama gue!!" Putus Clarissa akhirnya lalu beranjak dari duduknya.
Eh!! Millo melongo, merinding? Apa yang di maksud gadis itu? Kenapa harus merinding, apa itu ada hubungannya dengan dirinya? Millo bertanya-tanya dalam benaknya.
"Ngapain masih duduk, ayo balik, udah mau Maghrib tau?!" Clarissa menatap Millo bingung, setelah bangun tidur pemuda itu jadi aneh. Apa ia dirasuki penunggu taman? Ah, mungkin saja kan?!
Millo ikut berdiri, lalu membersihkan celananya yang sedikit kotor akibat rumput-rumput yang menempel.
Kepala Millo menoleh ke samping, dilihatnya Clarissa yang tengah melompat-lompat berusaha menarik tangan Hoodie-nya yang menggantung di pohon mangga.
"Biar gue aja yang ambil!" Inisiatif Millo akhirnya dan berjalan ke arah Clarissa kemudian-Hap!! Dalam sekali gapai tanpa harus melompat-lompat seperti Clarissa, pemuda itu dapat meraihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Happiness
Fiksi Penggemar"Anak cewek tuh harus bisa masak, beres-beres rumah, bersih-bersih rumah bukan cuma tidur, rebahan." "Apaan si!! Kan ada lo yang lakuin itu." "Haaah?" "Lo kan milik gue, selama ada lo gue gak perlu ngelakuin hal merepotkan kayak itu kan?" "Lah, ter...