#15

1.3K 175 6
                                    

Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Terdengar suara pintu dibuka, Jimin terbangun dan mendapati Jungkook sudah kembali. Dia kembali pukul lima pagi. Jungkook masuk ke dalam kamar dengan membawa hawa dingin. Begitu menyentuh ranjang, dia tidak bergerak lagi.

Jimin segera menyelimutinya lalu meraba wajahnya yang begitu dingin, tangannya juga sangat dingin seperti es. Jimin agak takut dan menggoyangkan lengannya.

“Jungkook, ganti baju dulu ya baru tidur. Aku akan buatkan bubur untukmu.”

Jungkook menggeleng, tangannya melepaskan mantel lalu setelah menguap dia masuk ke dalam selimut.

Dia membawa Jimin ke dalam pelukkannya dan berkata. “Sayang, biarkan aku memelukmu sebentar saja.”

Tidak berapa lama kemudian suara nafasnya menjadi berat dan Jungkook mulai tertidur. Jimin ikut menutup mata dalam pelukannya namun Jimin tidak bisa tertidur kembali. Jadi Jimin melepaskan diri dari pelukan Jungkook dan memutuskan keluar kamar dengan berjinjit.

Terlihat Namjoon duduk seorang diri di meja makan, suara nafasnya sangat berat. Lalu Jimin segera menghangatkan bubur sapi sisa semalam dan menyodorkannya pada Namjoon.

Namjoon tertawa dan berkata. “Jimin, bagiku kau tak terlihat seperti pemuda polos.”

Panggilannya terdengar begitu mesra, Jimin sangat tidak suka. Namjoon pernah menjadi guru bahasa Rusia di sebuah University, tetapi perkataan dan kelakuannya agak cabul.

Mungkin Jimin sedikit berprasangka.

Jimin menoleh ke samping dan berkata. “Penyakit Jungkook, bagaimana bisa sampai seperti itu?”

“Itu penyakit lama, kalau sedang tegang atau emosinya sedang tidak baik pasti akan kambuh. Sebenarnya orang yang berprofesi seperti kami jarang yang lambungnya tidak bermasalah.”

“Kenapa bisa begitu?” Jimin sungguh merasa aneh.

“Waktu makan tidak menentu, manis.” Namjoon berbicara dengan wajah suram. “Pagi-pagi tidak sempat makan dan siang hari terkena dinginnya angin pelabuhan. Mungkin pukul delapan malam baru bisa kembali ke kota. Makanan semuanya dilampiaskan pada saat makan malam. Hati pun belum tentu tenang, jadi mana mungkin tidak penyakitan.”

Jimin mendengarkannya dengan hati yang terasa sakit. Jungkook tidak pernah mengatakan hal ini padanya. Biasanya dia tidak pernah mempedulikan uang, tapi siapa sangka dia begini sulit mencari uang. Jungkook malah selalu berkata pada Jimin. “PR-mu saja tidak terurus, buat apa mengurus hal lain.”

“Apa yang kalian lakukan semalam?” Tanya Jimin.

Namjoon menyipitkan matanya melihat Jimin dan berkata. “Jungkook tidak menceritakannya padamu?”

Jimin menggeleng. “Tadi dia langsung tidur.”

Setelah Namjoon selesai memakan bubur, wajahnya yang semula muram menjadi bercahaya. “Sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Hanya memindahkan beberapa gudang. Kau tau dimana kami menaruh barang?”

[ FREE ] ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang