Jeon Jungkook
☆☆☆
Melayani Jungkook adalah pekerjaan yang sulit bagi Jimin. Sulit dibayangkan bagaimana ibunya merawatnya selama ini. Mulutnya sangat tajam, setiap waktu makan Jimin harus memutar otak untuk menghidangkan makanan baru dan segar. Kalau mengulang beberapa kali makanan yang sama pasti Jungkook akan mengomel. Dia akan marah dan mengatakan Jimin telah menyiksanya. Bahkan Jungkook mengatakan jika dirinya sudah lama sakit tapi tidak ada ‘istri’ yang melayani.
Jungkook terbiasa mengganti kemejanya setiap hari dan semua kemejanya terbuat dari bahan yang mengandung sedikit nilon sehingga untuk menyetrikanya saja merupakan tugas yang sangat besar dan merepotkan bagi Jimin.
Saat sedang bekerja Jungkook suka menerbangkan barang-barang diatas meja dan tidak suka kalau ada orang yang menyentuhnya. Kalimat favoritnya adalah. “Begitu kau pindahkan, maka aku tidak dapat menemukan benda itu dengan cepat.”
Kadang-kadang kalau sedang iseng Jungkook dengan penuh keyakinan akan mengkritik.
“Kenapa rumah ini berantakan sekali? Apa saja kerjaanmu setiap hari?”
Jimin begitu marah dan sering kali emosi hingga ingin mencekik Jungkook sampai mati.
Setelah dua minggu berlalu, Jimin bisa dibilang sama sekali tidak berdaya. Setiap hari Jimin harus bangun pagi pukul 06.30. Setelah lari pagi, Jimin harus pulang dan membuat sarapan. Setelah selesai melayani Tuan muda Jeon sarapan, Jimin harus menyiapkan makan siang sebelum bisa berangakat kuliah. Sore hari Jimin harus mengerjakan PR, menyapu, menyiapkan makan malam kemudian mulai lagi mencuci piring dan mangkuk lalu membereskan dapur. Setiap hari, Jimin terduduk dengan nafas terengah-engah tepat pada pukul sembilan malam.
Sedangkan Jungkook, setiap malam pukul sebelas, masih harus di suguhi dengan cemilan malam. ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Menjadi istri yang setia benar-benar tak sanggup dikerjakan oleh seorang manusia. Jimin sungguh tidak paham. Sama-sama mengerjakan pekerjaan rumah kenapa hanya dengan ditambah satu orang saja jadi bertambah beban kerja yang sebesar ini? Kalau ini adalah kehidupan nyata setelah menikah, lebih baik Jimin tak pernah menikah seumur hidup.
“Jimin?!” Jungkook memanggil Jimin dari ruangan sebelah. “Antarkan secangkir kopi, harus kental. Secangkir kopi ditambah setengah cangkir susu. Jangan dikasih gula.”
Jimin tidak mau meladeninya. Jimin pura-pura tidak mendengar dan segera menutup pintu.
“Yak, Park Jimin…” Jungkook berteriak-teriak seperti dikejar-kejar oleh setan.
Jimin meletakan secangkir kopi dengan keras diatas meja. “Tuan Jeon, sebenarnya bagaimana kehidupanmu dulu?”
“Memangnya kau tidak pernah lihat? Kalau aku tidak menikmati sedikit kebahagiaan seperti ini lalu buat apa aku punya istri?” Jungkook bersilang kaki, sepertinya sedang menikmati situasi ini. Diwajahnya terpantri sebuah seringai, seulas senyuman yang menyebalkan sama sekali tidak ada rasa simpati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Imperfection
FanfictionJimin hanyalah seorang pemuda polos dan lugu yang tak pernah berurusan dengan dunia gelap... Setidaknya sebelum ia mengenal Jeon Jungkook