"Rumah yang akan kita tempati itu dekat dengan rumahmu?"aku bertanya untuk mengisi kekosongan perjalanan.
"Hm" sahut seorang lelaki manis disampingku.
"Ada halaman belakang nya ga? gue mau mencoba menanam bunga dan sayuran."
"Hmm.."
"Hmm mulu lo! lagi cosplay jadi nisa sabyan?!" sahutku sarkas. Lama-lama kesal juga berusaha membuka obrolan tapi diacuhkan.
Tak lama terdengar bunyi dering handphone
Refleks,aku mengecek ponselku.
ah,bukan punyaku.
"Halo?"suara lembut lelaki kelahiran maret itu terdengar menyapa si penelepon.
"Oh?iya?sebentar ya...ini masih dijalan,nganter temen pulang."
Ucapannya barusan sontak membuatku melolot kesal.
HEII AKU INI CALON ISTRINYA! AWAS KAU HUANG!
"Nanti ku telfon balik,bye."Ucapnya mengakhiri pembicaraan telfon.
"Siapa itu?"tanyaku penasaran.
"Mau tahu aja."Sahut nya santai.
"kenapa gue cuma dibilang temen?heyyy yang sedang bersama mu saat ini kan calon istrimu,huang renjun." protesku tidak terima.
Dia,huang renjun.Calon suamiku. Berdecak pelan. "Jangan lo pikir karena kita mau nikah,lo bisa bebas ngatur gue dan segala urusan gue!"
Aku terdiam.
Penelpon tadi pasti perempuan. Nggak mungkin kan Renjun berbicara selembut itu kepada laki-laki.Terutama dia memanggil "kamu" .
"Mau sampai kapan lo diem?betah lo?"tegur nya sarkas.
"Santai kali pak.sensi amat lo kaya merek masker."balasku ketus seraya turun dari mobilnya.
***
Lusa,pesta pernikahan akan digelar.Semua persiapan berjalan lancar sesuai rencana.Bahkan Mama dan Papa Huang turun tangan secara langsung untuk persiapan pernikahan ku dengan anak tunggalnya.
"aduh-aduh calon pengantin gimana nih persiapannya? asik banget ya dikit lagi resmi jadi nyonya huang."goda Herin,sahabatku.
Aku sengaja meminta Herin untuk menginap merayakan hari-hari terakhir aku berstatus gadis.
"Lo tau?gue lebih deg-degan pas resepsi daripada akad."
Herin menatapku bingung."Aneh lo. Dimana-mana ya,orang tuh deg-degan pas akad nikah."
"Kan itu orang lain bukan gue."sahutku santai, "Hmm...Menurut lo,gue bisa nggak jadi istri yang baik?"tanyaku kepada Herin.
"Bisalah! Kenapa mikir kayak gitu?"
"Gue belum jago masak.Kalau Renjun nggak suka masakan gue gimana?Gue merasa jago kalo goreng telor doang."
"Astaga.Dengerin gue baik-baik ya anak manis. Jadi istri yang baik itu dinilai bukan dari masakan atau cara dia memasak.bukan. istri yang baik adalah ketika lo selalu menjadi pendukung setia suami lo dalam keadaan apapun,suka maupun duka."Jelas Herin menatapku gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun As
FanfictionHuang Renjun menjadi apa yang kamu inginkan... Renjun x You ❗WARNING ❗ 🚫 CERITA FIKSI 🚫 🚫SEBAGIAN CERITA AKU PRIVATE 🚫 🚫Banyak kata2 kasar dan non baku 🚫 🚫Karakter disini hasil imajinasi aku,karakter dibuat tidak untuk menjatuhkan yang bersan...