Ruang makan terdengar hening hanya suara alat makan yang beradu. Asya tampak sedikit gelisah setelah makanannya habis ia memandang kearah kedua kakaknya yang masih tampak menikmati sajian makanan yang baru setengah habis.
"Abang." Suara lembut itu terdengar pelan namun masih bisa didengar oleh kedua lelaki muda yang kini masih fokus dengan makanannya.
"Hmm" jawab Rafka kakak kedua Asya.
"Kenapa de?" Kakak bungsunya mulai mengalihkan tatapannya kearah sang adik yang menatapnya sayu.
"abang,asya mau izin pergi ketoko buku."
Tutur Asya pelan nambut belum mendapatakan respon apapun membuatnya menunduk dengan jari yang saling memilin satu sama lain.Hingga akhirnya suara keluar dari mulut Nichol kakak ketiganya.
" Pergi ketoko buku dimana dek?."
Nada lembut dari abang ketiganya membuat sudut bibir Asya terangkat membentuk senyuman manis.
Tanpa memperhatikan tatapan Rafka yang bertambah tajam."Gramedia sebelum mall abang, Asya butuh bukunya buat besok sekolah."
Jawab Asya.Nichol menatap abangnya meminta jawaban,sedangkan yang ditatap hanya diam dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Abang antar." Tiba-tiba nada lembut namun sedikit tegas itu keluar dari mulut Rafka, yang kini kembali menyuapkan sepotong makanan kemulutnya.
"em- tapi abang Asya mau sama temen Asya."cicit Asya pelan.
"Gak boleh." Kini Rafka menatapnya tajam.
"Asya gak mau,mau sama temen Asya aja."
Rafka kembali menatap tajam."Asya." Peringat Rafka gak suka dibantah membuat Asya mengigit bibirnya takut.
Asya menatap Nichol berharap sang empu dapat membantunya"Sama abang yah,bahaya loh kalo sama temen-temen asya,beli buku apa emangnya hmm?." Tutur Nichol
"Em bu-buku cerita sama Atlas, abang Asya bo-boleh yah ikut temen-temen Asya mau ketemu mereka." Jawab Asya dengan gugup.
Tak lupa menatap Rafka dengan memelas dengan wajah imut, namun Rafka memalingkan wajahnya menahan untuk tidak tergoda menerkam pipi chubby merah itu."Sama abang atau Gak usah beli buku sekalian." Tutur Rafka penuh penekanan disetiap katanya. Asya menatap sang abang dengan mata berkaca-kaca, sebenarnya Asya tidak terlalu butuh dengan Bukunya hanya saja ia sudah berjanju akan ikut dengan 2 temannya sekalian bermain, karena ia belum pernah merasakan itu.
"Abang jahat." Tuturnya kemudian berlalu dari meja makan dan naik kelantai 2,untuk memasuki kamarnya. Dikamar ia langsung membanting tubuhnya kekasur dan menenggelamkan wajah nya yang sudah penuh air mata ke dalam bantal.
Sedangkan dimeja makan sendiri, Nichol menatap abangnya, yang kini hanya diam.
"Bang,kasian Asya kasih izin aja yah sama temenya nanti kita sewa orang aja buat mantau." Nichol meminta persetujuan karena dia tidak tega melihat adiknya bersedih."Bahaya, abang gak izinin, biarin dia dikamar."
Setelahnya Rafka berlalu menuju ruang kerjanya.SKIP
Setelah acara menangisnya Asya menemukan ide,diapun segera menelpon 2 temannya untuk menunggunya digang yang tidak jauh dari rumahnya.Iapun segera bersiap-siap dan berganti oufit.
Ia memakai dress bunga dengan atas yang terbuka menampakan bahu mulusnya, dan memliki panjang 10cm dari lutut.
Asya pun segera keluar dari kamarnya dan ternyata suasana sedang sepi, ia pun terseyum lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASYAQUELLA BEBYANA ALFFAERO
Teen Fictionhanya kisah gadis imut yang setiap harinya berhadapan dengan ketiga kakak lagi-lagi yang mempunyai karakter berbeda. yang jelas ketiganya posesive dan overprotective.