Aku masih terdiam. Cuma bisa melihat rudal
ku mulai “ditelan" sedikit demi sedikit oleh celah
kemaluan ibu tiri ku.
"Kamu sudah pernah menyetubuhi
perempuan? tanya Mama setelah rudal ku lebih
dari separohnya membenam ke dalam
kemaluannya.
"Belum pernah Mam...
"Sama sekali belum pernah?"
"Belum... berani sumpah, belum pernah
Mam... «
"Berarti sekarang ini untuk pertama kalinya
yap"
"Iiii... iya Mam...
Mama tersenyum, lalu mengayun pinggulnya naik turun, seperti joki yang sedang memacu kudanya. Lubang kemaluan Mama pun
terasa menggesek-gesek rudal ku. Dan ini
membuat ku terpejam-pejam, dalam nikmat
yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Tapi hanya belasan menit Mama beraksi
dalam posisi WOT. Lalu Mama menggulingkan
badannya ke samping ku, jadi menelentang
dengan kedua paha dikangkangkan.
"Kalau mama main di atas, suka cepet
orgasme. Lanjutkan posisi biasa aja Sam," kata
Mama sambil mengelus-elus kemaluannya yang
semakin jelas di mata ku. Kemaluan Mama
berjembut tapi tipis dan jarang sekali, tidak
menghalangi pandangan pada bentuk
kemaluannya yang indah... lumayan tembem
dan agak ternganga.
Meski belum jadi lelaki yang berpengalaman
dalam soal sex, aku tahu apa yang harus ku
lakukan. Berkat macam-macam pengetahuan sex yang pernah kupelajari selama ini, termasuk dari koleksi bokep.
Namun ketika aku meletakkan puncak rudal
ku di celah kemaluannya yang ternganga itu,
Mama pun membantu ku. Memegangi leher
rudal ku, lalu mencolek-colekkan moncongnya
ke ambang pintu kenikmatannya yang sudah
basah dan licin. Kemudian Mama memberi
isyarat agar aku mendorong rudal ku.
Aku pun mengikuti isyarat Mama itu.
Kudesakkan rudal ku sekuatnya. Dan... mulai
melesak masuk ke dalam lubang kemaluan ibu
tiri ku.
"Oooh... sudah masuk, Sam... “ ucap Mama
sambil merangkul leher ku ke dalam pelukannya.
Dan rudal ku terasa semakin membenam ke
dalam lubang kemaluan Mama. Gila! Terasa
benar enaknya rudal ku bergesekan dengan
lubang kemaluan Mama yang begini hangat dan
licinnya. Sementara Mama pun memagut bibir
ku, lalu melumatnya dengan hangatnya.
Sejenak Mama lepaskan lumatannya, karena
mau bicara sambil menepuk pantat ku, "Ayo
genjotin.. jangan direndem gini..
"Iii... iya Mam. Kalau salah benerin ya,"
sahut ku sambil menarik rudal ku perlahan, lalu
mendorongnya kembali... menariknya lagi dan
mendesakkannya lagi.
Dan ini... luar biasa enaknya... ! Enak yang
membuat napas ku tersendat-sendat dan
berdengus-dengus, sementara Mama pun mulai
berdesah-desah dengan dekapannya di pinggang ku yang terkadang bercampur dengan
Sementara itu genjotan rudal ku pun makin
lama makin lancar. Sehingga makin lupa jugalah
aku pada segalanya.
Aku sudah pernah merasakan syurnya
menjilati kemaluan Mbak Ayu. Tapi apa yang
sedang ku lakukan bersama ibu tiri ku ini, adalah
pengalaman pertama kalinya bagi ku. Pertama
kalinya merasakan nikmatnya rudal ku menyetubuhi lubang kemaluan perempuan.
"Mama... aaaah... ini enak sekali Mam..
aaaah.... me... kue apem Mama enak sekali Maaaa.ucap ku tersendat.
Mama pun menyahut terengah,"°Oooooh....
batang rudal kamu juga... eee... enak sekali, Sam.
Agak cepatin dikit nggenjotnya Saaam... iyaaaaa
.. iyaaaaa.... mmmm... mama bakal lebih sayang
lagi padamu Saaam...."
Aku sudah sering nonton bokep. Sehingga
hanya butuh waktu beberapa detik saja maka
aku pun merasa sudah mulai "pandai"
melakukan persetubuhan dengan ibu tiri ku ini.
Dan ternyata nggenjot Mama tiri ku ini luar
biasa enaknya. Sementara Mama pun
kelihatannya sangat enjoy dengan apa yang
sedang ku lakukan ini. Berkali-kali leher ku
direngkuh ke dalam pelukannya, lalu bibir ku
pun dilumat dalam kehangatannya.
Bahkan pada suatu saat Mama membisikiku,
"Nanti kalau terasa udah mau lepas, lepasin aja
di dalam kue apem mama ya... biar kebujanganmu menjadi milik mama."
"Iya Mam... “ hanya itu jawabanku, karena
aku semakin asyik merasakan nikmatnya
gesekan-gesekan antara rudal ku dengan dinding lubang kemaluan ibu tiri ku yang cantik dan seksi ini.
Ya... dari jarak yang sangat dekat ini aku bisa
memperhatikan kecantikan Mama. Aku bahkan
menilai Mama lebih cantik daripada
anak-anaknya. Memang sepasang buah dada
Mama tidak segede buah dada Mbak Ayu. Tapi
bokong Mama lebih gede kalau dibandingkan
dengan bokong Mbak Ayu mau pun Mbak Ita.
Dan yang jelas, sekujur tubuh ibu tiri ku ini
sangat padat. Bahkan perutnya pun terasa masih
kencang, seolah belum pernah melahirkan.
Entah dengan cara apa Mama bisa merawat
tubuhnya sampai sebegini bagus dan mulusnya.
Yang aku tahu, Mama sangat rajin nge-gym.
Hampir tiap pagi dia pergi nge-gym. Mungkin dia
ingin agar tubuhnya tetap kencang, jangan ada
Vang kendur meskisianva sudah kenala emnat
Cukup lama aku menyetubuhi Mama.
Sehingga keringat ku terasa mulai membersit
dari pori-pori kulitku. Bahkan sebagian
berjatuhan di wajah dan leher Mama. Tapi Mama
tidak mempedulikannya. Bahkan pada suatu saat
Mama berkelojotan sambil memeluk ku erat-erat.
Lalu ia mengejang sambil meremas-remas bahu
ku dengan kencangnya.
"Saaaam.... oooooh.... mama udah le...
lepasssssss.....* rintihnya sambil memejamkan
matanya rapat-rapat.
Lalu tubuh Mama terasa melemas. Matanya
pun terbuka lagi, diiringi senyumnya yang
tampak begitu sensual di mata ku. Aura
kecantikannya pun terasa memancar, membuat
ku tak ragu lagi untuk mencium bibir sensualnya.
Kemudian aku lanjutkan lagi "perjalanan"
birahi ku yang belum selesai ini. Kuayun dan
kuayun terus batang kemaluan ku di dalam
lubang kemaluan Mama yang terasa sudah
sangat basah ini.
Mama yang barusan tampak lemas dan letih,
mendadak seperti dibangunkan lagi gairahnya.
Bahkan dengan nada bersemangat ia membisiki
telinga ku, "Nanti kita lepasin bareng-bareng ya...
biar nikmat... "
"Ca... caranya gi... gimana Mam?" tanya ku
terengah, tanpa mengurangi kecepatan genjotan
ku.
"Nanti kalau mama mau lepas lagi, mama
pasti kasih tahu... terus kamu percepat
genjotannya secepat mungkin."
"Iii... iya... duuuh.... me... kue apem Mama
kok makin enak gini Mam?"
"Iii... iya... duuuh....me... kue apem Mama
kok makin enak gini Mam?"
"Batang rudal kamu juga enak sekali, Sayang
," Mama merapatkan pipinya ke pipi ku sambil
mengusap-usap rambut ku.
Aku pun mulai mengayun rudal ku bermaju
mundur di dalam lubang kemaluan Mama yang
terasa mulai legit lagi. Tidak terlalu becek lagi.
Gila... ini bener-bener enak ! Enak yang
membuat napas ku berdengus-dengus.
Sementara Mama pun tidak berdiam diri seperti
tadi. Mama mulai menggoyang pinggulnya...
berputar-putar dan meliuk-liuk seperti perahu
oleng di tengah samudra.
Mama seolah mengajak aku berpacu menuju
puncak kenikmatan. Pinggulnya meliuk-liuk dan
menghempas-hempas ke kasur, menciptakan
gesekan-gesekan yang ;luar biasa enaknya di
rudal ku.
Aku pun semakin bersemangat untuk
menggenjot rudal ku bermaju-mundur di dalam
lubang kemaluan Mama yang terasa semakin
legit ini.
Aku pun semakin bersemangat untuk
menggenjot rudal ku bermaju-mundur di dalam
lubang kemaluan Mama yang terasa semakin
legit ini.
Keringat ku pun bercucuran kembali. Begitu
pula Mama. Dada dan lehernya terasa sudah
membasah. Namun hal itu justru membuat ku
semakin bergairah untuk menyetubuhinya
habis-habisan.
Sampai pada suatu saat Mama berkata
terengah.
"Ayo percepat genjotannya Sam. Mama
udah mau lepas lagi nih. Ooooh... oo0oh...
iyaaaaa... percepat lagi.. iyaaaaa.... . *
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Nakal Anak Tiri
RomanceCerita khusus Tentang Brondong Pemuas Ibu Tiri yang baik. Khusus Bacaan Dewasa Mohon Bijak diluar kawasan anak-anak dalam menentukan bacaan, khusus 21+