Yenjun menggerjap-ngerjapkan kelopak matanya, visinya telah kembali saat dimatanya hanya terlihat warna hitam pekat. Ia sedikit ragu untuk membuka matanya. Pribadinya belum mempersiapkan kehidupan di dunia berikutnya.
Namun cahaya menyilaukan itu terus menyorot kedalam kelopak matanya, mungkinkah kini dia berada di langit dan terlelap. Bersama dengan para orang baik, ia menimang keputusannya untuk membuka mata. Dengan pelan di temani perasaan ragu ia memberanikan diri membuka kelopak matanya dan yang pertama kali menyambutnya adalah Kasur di apartemen miliknya.
Apa-apaan, dia pikir dirinya kini telah berada di langit dan hanya perlu bersantai disana. Ia menggambil posisi duduk dan mendapati Soobin duduk termagu pada dinding ruangan "Soobin." Panggilnya dengan suara tersisa.
Sontak Soobin beridiri dan menggambil langkah mendekat dalam ekspresi penuh kepanikan "Hyung kau tidak perlu memaksakan diri." Soobin membantu posisi duduk Yeonjun.
"Apa yang terjadi setelah aku menghantam bebatuan." Yeonjun melihat kearah telapak tanggannya, seolah hanya sebuah mimpi luka tusukan yang menembus kedalam organ tubuhnya menghilang.
"Ini semua kesalahanku Hyung." Wajah Soobin terlihat begitu keruh dengan menanggung seluruh dosa yang ada "Aku tidak seharusnya meninggalkanmu sendirian saat penyerangan dari kaum Vampir." Yeonjun masih diam, dia tahu itu. Yang menyerangnya tadi bukanlah manusia biasa dan mungkin monster tadi adalah bagian dari mereka.
Tapi kenapa Soobin merasa begitu bersalah padanya, Jemarinya menggenggam jemari lainnya seolah menangkap rasa sakit didalam hati Soobin. Soobin tak pernah menangis, saat ibunya meninggal dia tetap menahannya dan tersenyum kearanya namun kini dunianya seolah begitu hancur saat melihanya.
"Seharusnya aku tidak datang terlambat menemuimu." Ujarnya dengan nada tertahan "Seharusnya aku sudah tau mereka menggincarmu sejak awal."
Yeonjun tak menggerti, apakah Soobin ingin memberi tau bahwa dia adalah seorang Vampir Hunter. Tapi sepertinya bukan itu yang ingin dikatakannya "Maafkan aku, maafkan aku." Soobin mendekapnya. Memeluknya kuat-kuat, ia menggucapkan permintaan maaf seperti pada saat Yeonjun menggalami kecelakaan mobil.
"Tak masalah semuanya akan baik-baik saja hyung." Yeonjun tak paham arah pembicaraan ini, bukankah dia baik-baik saja. Bahkan luka di pingganya telah menghilang.
Sesaat semuanya menjadi hening dan beku dari air yang menghantam jendela dari luar, sepertinya hujan kembali turun di tempat mereka "Soobin sebenarnya ada apa." Soobin seolah tak ingin menggatakannya, hatinya begitu berat menggatakan kenyataan dalam hatinya.
"Aku akan selalu menemanimu hyung, menemanimu meski kita tak sama." Yeonjun terlonjak dalam dekapan Soobin, semua yang mewarnai pikirannya kini telah terjawab dari mulut Soobin. Kenapa dia tidak merasakan rasa sakit dan jantungnya seolah berhenti berdetak. Inikah jawaban dari semua pernanyataan tadi.
Hatinya yang membeku kini benar-benar telah membeku. Apa yang telah terjadi padanya setelah pingsan disana.
.
Setelah beberapa penjelasan yang di tangkapnya. Kini ia tau bahwa dirinya telah menjadi vampire demi menyelamatkan nyawanya. dalam rasa hening informasi dia terdiam, otaknya mencari keberuntunga. Setidaknya dia tidak perlu khawatir tentang penyakit menular atau demam di musim dingin. Tak perlu ke kampus dan menghemat penggeluaran bulanan, kehidupan hemat yang terhindar dari inflasi. Tapi menjadi makhluk abadi yang tak pernah ia percayai adanya sedikit membuatnya terkejut.
Meski ia yakin Soobin yang paling terguncang disini, dia kan membenci mereka jika didengar dari penjelasannya tadi. Yeonjun terdiam sebentar meliat kearah Soobin yang masih menunduk memikirkan cara menggembalikan dirinya menjadi manusia. Yeonjun tersenyum melihat pemandangan didepannya, ia merasa di hargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDEN Of Lotus [SoobJun]
VampireDalam kehidupan yang damai sebagai seorang mahasiswa Yeonjun tidak pernah menyangka bahwa ia akan dihadapkan pada kenyataan bahwa ia adalah seorang raja vampir yang harus menghadapi akhir dari dunia. [Disclaimer] -Cerita ini hanya sebuah fiksi belak...