02 . HELL

719 54 11
                                        













H E E L . 02


















"Baiklah, kali ini apalagi alasan mu? Terlalu kuat menampar nyamuk di pipi?" Hyunjin mencerca sambil memutar bola matanya malas, kursi tepat di depan Jaemin langsung ia duduki.

Kelas mereka bahkan masih sunyi, belum ada mahasiswa yang datang bila sepagi ini. Namun Jaemin yang memintanya-dan tentunya akan Hyunjin turuti.

"Eum.. sepertinya alasan itu kurang bagus" Jaemin terkekeh melihat wajah julid yang Hyunjin tunjukkan. Jaemin tak akan mungkin tersinggung hanya karna wajah menyebalkan ala Hyunjin, karena jelas Hyunjin adalah salah satu penyemangat dan penyelemat yang Tuhan titipkan padanya.

Walau terlihat kesal si manis berambut pirang itu tetap dengan cekatan mengeluarkan pouch yang Jaemin yakini sebagai tempat sahabatnya itu menyimpan make up. "Coba liat sini muka mu!" perintahnya.


Jaemin menurut, langsung memajukan wajah manisnya untuk diliat Hyunjin. "Ssshh.. pelan Hyun!" Jeritnya kala Hyunjin dengan sengaja menekan dengan 'sayang' pipinya yang terdapat lebam biru.

"Gila ya si Mark anjing, Lo dijadiin samsak atau gimana sih?!! Bengkak begini jaem!!!" Hyunjin frustasi, kepalanya terasa pening melihat luka lebam di wajah Jaemin. "Ini kudu diobatin dulu bengkaknya!"

"Sshhtt.. udah ah buru! Langsung make-up an aja, keburu masuk nih" Jaemin memasang wajah santai yang sebenarnya Hyunjin sendiri pun tau kalau itu palsu.

"Lo gak takut jadi iritasi Na? Gue takut ihh, kita tanya Renjun dulu aja gimana? , dia kan anak Fk" pujuknya pada Jaemin.


Mendengar kata iritasi, sejujurnya Jaemin takut. Tapi jika itu harus bertemu Renjun untuk memeriksa, Jaemin lebih takut lagi. Apalagi Renjun adalah tipe teman yang kritis, gak mungkin dia bisa percaya begitu saja dengan semua alasan Jaemin.

"Gak usah deh Hyun, gak apa-apa kok ini. Make-up langsung aja yaa, gue juga harus ngejer deadline tugas kemaren" Jaemin pasang wajah melasnya. Berharap agar apa yang dia pinta dituruti saja tanpa membawa-bawa nama Renjun atau sahabatnya yang lain.

Helaan nafas berat Hyunjin terdengar, dengan cekatan jari lentiknya merias wajah Jaemin. Walau dalam hati Hyunjin menyumpahi, dan mencebik tak terima wajah cantik dan manis milik Jaemin menjadi cacat karena ulah pacarnya sendiri.

"Gue gak akan pernah bosen buat ngingetin Lo jaem, hubungan kalian udah toxic banget. Dan itu bakalan ngerusak Lo kalau terus-terusan dipertahanin."

"Hyun---"


"Denger dulu! Kalau alasan Lo masih bertahan cuman karena Lo masih sayang sama Mark, Lo harusnya juga paham, rasa sayang yang Lo kasih ada dapet balasan gak dari empunya? Dan... kalau Mark sayang--- Lo gak akan mungkin duduk disini minta gue buat nutupin bekas tangan Mark di muka Lo"




***


Bolak-balik Jaemin pandangi arloji yang dia sematkan di pergelangan tangan kiri. Kali ini hatinya bukan sekedar ketar-ketir karena takut dimarahi oleh si Lee.

"Serius kalian gak kenal? Sungchan itu loh anak angkatan dibawah kita persis! Kan kalian satu jurusan masa gak tau sih? Padahal dia sering virall!!"

"-----katanya dia diserang waktu jalan mau ke kosannya, makanya tuh bocah kritis di rumah sakit univ"


Kali ini separuh hatinya berisi kekecewaan, dan rasa bersalah. Jaemin pucat. Mark membuat hari-harinya terasa seperti kiamat.

Inginnya Jaemin lari, pulang kerumah bunda sore ini juga sesuai damba hatinya. Tapi sepertinya ada banyak hal yang harus Jaemin luruskan terlebih dahulu.


Jaemin ikhlas-ikhlas saja jika hubungan gila ini menyakitinya. Tapi jangan orang lain, jangan ada lagi yang terluka karena rasa cinta Jaemin.


Kak Mark

16.07|Dimana?
16.07|Kita harus bicara

Bermenit-menit Jaemin tunggu balasan dari kekasihnya itu, namun sepertinya memang tak akan dia dapatkan. Mark bukan tipe orang yang suka membaca pesan. Namun untuk menelpon, Jaemin sendiri rasanya tak punya keberanian. Suaranya pasti akan terdengar bergetar, dan Mark sialan itu akan dengan mudah menekannya.





"Sungchan maaf"






Pulang|16.54
Ngomong diapart|16.54




Tidak. Jaemin tidak akan pulang malam ini. Apartemen Hyunjin adalah tempat yang paling benar untuk kali ini. Ya kan?


Tapi, Jaemin takut. Takut apartment temannya itu kembali terbakar tiba-tiba seperti yang sudah-sudah.



Bukankah Jaemin sudah bilang bahwa ia tak ingin ada yang mengalami kerugian selain dirinya dalam kisah cinta ini?



16.58|Sebentar kak




TBC

Dikit-dikit menjadi bukit🙆🏻‍♀️💗

̶H ̶E ̶L ̶L​ - MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang