12. Diculik

88 16 2
                                    

Sarapan bersama di pagi yang indah ini, moment yang aku rindukan sejak dulu. Sarapan yang tenang seperti keluarga bahagia lainnya.

"Bahan makanan udah abis biar aku aja yang belanja." Ucapku sambil memakan roti yang jadi sarapan kami pagi ini.

"Mau aku temenin?"

"Gak usah, biar aku sendiri aja. Nanti abis nganterin lixie sekolah aku langsung ke supermarket."

"Oh.. oke." Felix memiringkan badannya menarik sesuatu dari belakang celananya.

Felix membuka dompetnya memberi ku sebuah kartu kredit.

"Pakai itu aja buat belanja."

"Gak usah, aku masih punya kartu yang lama."

"Ini rumahku. Kartu kredit chan, uang chan tak berhak disini. Jadi gunakan itu dan kembalikan barang milik chan."

"Baiklah."

"Lixie, cepat habiskan sarapan mu."

"Baik, pah."

"Aku pergi dulu." Felix menghabiskan susunya lalu beranjak pergi.

"Hati-hati." Hanya di balas anggukan oleh nya

"Cepat habiskan sarapannya lalu mamah antar ke sekolah."

"Iya, mah."

"Ini makan siangnya udah mamah taruh di tas, dihabisin ya."

"Iya, ma. Kita pergi ke sekolah nya naik apa? Kan papah udah pergi."

"Naik taxi atau bus aja."

"Iya, mah udah selesai lixie kenyang."

"Yaudah, pake sepatu nya mamah mau beresin ini dulu."

Aku mengantar lixie ke sekolah nya. Tak terlalu jauh, jika naik taxi atau bus sekitar 25 menit kalau tidak macet.

Setelah mengantar lixie ke sekolah aku pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang mulai menipis.

Semenjak felix tinggal sendiri aku rasa dia tak banyak memasak karna waktu yang ia habiskan di kantor kan lixie juga makan-makanan restoran terus.

Karna jarak supermarket ke apartemen felix lumayan deket aku pilih pulang jalan kaki aja.

"200 meter lagi sampe apartemen felix, yaudah lah jalan kaki aja itung-itung olahraga." Gumamku

Jalanan tidak begitu ramai mungkin karna ini jam kantor, tak banyak mobil lalu lalang hanya bus saja yang terlihat.

Aku asik menenteng belanjaanku tiba-tiba ada yang membekap ku dari belakang lalu semuanya gelap.

_____________________________________

Aku tersadar di sebuah ruangan, lebih tepatnya sebuah kamar. Tanganku di ikat, aku mencoba melepaskan diri namun sia-sia ikatannya terlalu kuat.

"Akhirnya sadar juga." Sebuah suara menghentikan aktivitas ku dan aku melihat ke asal suara.

"Siapa kamu?"

"Anda tidak perlu tahu, tunggu saja disini sampai bos kami datang." Ucapnya lalu pergi meninggalkan ku.

Author pov

Ponsel yang diletakkan di atas meja berdering, si pemilik ponsel menghentikan aktivitas nya lalu mengangkat telepon yang sejak tadi berdering.

"Halo, dengan tuan lee felix?"

"Iya benar, saya sendiri."

Mau ditemenin gak lix :v

"Saya gurunya lixie."

2 SUAMI || Bang Chan & Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang