5. Tragedi Telepon

450 51 4
                                    

Enjoy 😊

.
.
.

"Cin" panggil Jinan, Cindy pun menoleh.

Kedua pandangan mereka pun bertemu, Cindy menatap Gracio sangat lama begitu juga sebaliknya.

Jinan hanya menata tempat Cindy yang lumayan berantakan, tak menyadari mereka berdua sudah terlalu lama bertatapan, hingga akhirnya Cindy dulu yang memutuskan tatapan itu.

"ini gracio cin" Jinan kembali menegakkan badannya dan kemudian memperkenalkan temannya pada kekasihnya "temen yang pernah aku ceritain ke kamu itu"

"Udah cerita apa aja nih dibelakang gue?" Ucap Gre melihat Jinan dan Cindy bergantian.

Jinan hanya nyengir kuda dan melihat pada Cindy yang masih duduk disofa.

"Cindy" Cindy berdiri memperkenalkan dirinya sembari memberikan telapak tangannya agar bisa Gracio Salami.

"Gracio" balasnya menerima telapak tangan Cindy dengan ditambahi senyuman manis diwajahnya.

Gre dan Cindy pun melepas kaitan tangan mereka karena dirasa sudah cukup, tak perlu lama lama.

"Cin? Gre nginep disini ya sampe besok?" Ucap Jinan.

"Haaa?"

"Motornya mogok cin"

Cindy hanya mengangguk mengerti alasannya.

"Yaudah aku pulang dulu ya, cinhap cuu" ucap Jinan tiba tiba. Ucapan itu berhasil membuat dua orang didepannya memasang muka terkejut.

"Kok pulang sih?" Kata Cindy, lalu dia meraih lengan Jinan dan merangkulnya posesif.

"Iya? Lo kenapa pulang Jinan, gue baru kenal Ama pacar Lo, jangan Ngadi Ngadi" sahut Gre. "Nanti awkward lagi" sambungnya lirih, namun masih terdengar dikuping Cindy dan Jinan. Raut muka Cindy berubah seketika mendengar kalimat terakhir Gracio.

"Kalo aku diapa apain gimana?" Cindy kemudian membalas omongan Gre yang menurutnya sedikit mengganggu itu. 'awkward' kata kata itu tidak ada dikamus Cindy, seenaknya saja orang ini mengatakan akan awkward berada di samping Cindy meski baru kenal. (Sipaling friendly)

Jinan lalu membenarkan hal itu, bagaimana jika Cindy tidak aman ditinggal sendirian dengan teman barunya. Tapi di sisi lain dia harusnya pulang, jika tidak adiknya akan ketakutan dirumah sendirian. Jinan kini kebingungan.

Berbeda dengan Jinan yang kebingungan, Gracio memasang muka datar datar jutek, gara gara Cindy menuduhnya akan berbuat macam macam. Pacar gue jauh lebih cantik kali mbak begitu lah benak gracio ketika mengingat perkataan Cindy kepadanya.

"Iya juga ya" jawab jinan dengan memandang Gre tajam.

"Tapi adik aku dirumah sendirian, sayang" lanjutnya. Menoleh pada Cindy yang masih merangkul lengannya.

"Yaudah gapapa lah, dia udah gede kan?" Ucap Cindy nadanya dibuat buat seperti ingin merengek "kamu mau aku diapa apain?" Lanjutnya, kembali membahas hal itu, membuat wajah gracio seketika menoleh kearah Cindy kaget. Gracio semakin ingin mencekik wanita di depannya itu, sembarangan saja kalo ngomong.

Jinan kemudian memutuskan untuk ikut menginap saja.

Merekapun duduk di sofa Cindy. Perempuan itu kemudian beranjak untuk mengambil laptopnya. Daripada menonton TV yang isinya lebih banyak iklannya, Cindy lebih memilih menonton film lewat layanan streaming Netflix.

"Aku belum mandi btw" ucap Jinan tertawa kecil dengan muka tak berdosanya, pasalnya pacarnya dari tadi tak ingin melepaskan rangkulannya dari Jinan. Tak ingin jauh jauh sejak kedatangan gracio.

YOU AND HIM [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang