cerita dalam angkutan II

2 0 0
                                    

Jujur, setelah tuntutan kembali kekota

Hati rasanya sudah tidak minta waktu lagi

Waktu buat lama lama berada di rumah

Juga waktu untuk lebih dalam mencintai isi kepala


Penjuru langit tak lagi jingga

Jalanan tak berdaya menahan genangan semalam

Sampai udara kembali mengambil ketenangan

Dan perjalanan dirasa terlalu panjang


Sudut bangku yang dulu lengang

Sekarang banyak ditempati manusia-manusia pejuang

Dibangku depan terisi manusia paruh baya

Bahunya terlihat merebam dari tuntutan anak muda


Dia sangat unik

Alurnya dipenuhi mimpi dan angan

Dan lukanya diterima dengan lapang dada

Manusia itu yang sedang aku tatap di jok belakang


Mataku menari ketika pundak seseorang menyuguhkan sandaran

Dulu aku pernah terhanyut dalam lelucon

Dan sekarang aku tidak ingin diberi nyaman

Dalam pundak yang akan membawaku dihantui kerinduan


Pengunjung semakin berdesakan

Tapi kalau aku sepi

Silih dan berganti orang yang datang

Tidak akan pernah merubah kisah ini menjadi ramai


Egois buat minta lebih dari sekedar peran penumpang

Si tuan tetap maksa perihal menawarkan pundaknya

Tapi karena trauma, aku paksakan buat pura-pura kuat

Padahal mati-matian aku usaha untuk menahan kepala yang hampir meledak


Harusnya aku sudah turun dari awal

Walau perjalananku harus direlakan setengah

Tapi setidaknya jadi solusi buat bisa berhemat emosi

Dan mungkin manusia yang tertinggal ditepian jalan tadi

Sekarang ini sudah semakin dekat dengan mimpinya


Semakin jauh, jalannya semakin penuh kebisingan

Sipaling introver tak sanggup lagi ditekan keramaian

Ia memang sedang belajar tumbuh

Tapi ia tidak pernah janji untuk tidak pernah mengeluh


Pangandaran 26/07/2022

SEKEDAR PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang