Rindu

24 0 0
                                    


Dibawah sinar rembulan, Amara terduduk lesu diatas kursi putih. Matanya yang indah  menatap sendu kearah langit, berharap hujan akan turun dan membasahi dirinya. Karena dirinya saat ini ingin menangis.

"Ara kangen sama ibu, ayah, kakak Fanny, dan kakak Geon. Ara rindu kalian semuanya, kenapa kalian ninggalin Ara sendirian?," Ucap Amara menangis. Masih setia menatap langit malam yang terlihat indah.

"Mama, Ala."

Amara mengerjap. Gadis itu mengusap air mata yang sempat membasahi pipinya. Sebelum menoleh ke kiri dan mendapati Rendra yang tengah menatapnya dengan raut wajah yang begitu polos dan menggemaskan.

"Sayang kok belum bobok, ini udah malem?" Amara langsung menggendong Rendra. Membawa bocah lelaki itu duduk dipangkuannya yang sedang duduk di kursi.

Oh ya, Amara tinggal di rumah mendiang kakaknya dulu. Dan ia pun melanjutkan usaha kakaknya Fanny dulu, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.

"Mama, Enda aus mau mim cucu." Ucap Rendra

"Oh, Rendra mau susu, ya?" Amara yang mengerti langsung berdiri dari tempat duduknya. Mengajak Rendra yang masih berada di gendongannya untuk balik ke dalam rumah mereka. Namun saat melewati kolam renang, langkah Amara terhenti. Karena ia melihat bayangan hitam, lalu mehilang begitu saja.

Amara mengernyitkan dahinya. Menatap dengan tatapan bingung. "Itu  siapa ya ?" Batinya.

✓✓✓✓✓

Setelah habis satu botol susu, Rendra tidak mau tidur. Bocah lelaki itu malah mengajak Amara untuk bermain mobil-mobilan. Amara sempat menolak, tetapi Rendra memasang wajah sedih.

Amara yang menatap nya gemas jadi terenyuh, dan menuruti kemauan putra kecil nya itu untuk bermain mobil-mobilan.

"Ngeng ... ngeng, awas sayang mobilnya mau lewat." Amara mendorong sebuah mobil mainan kedepan Rendra yang tengah duduk.

Bocah kecil itu tertawa, membuat mbok sumi yang berada diantara Amara dan Rendra ikut tertawa.

Mbok Sumi adalah pengasuh Amara dulu sewaktu kecil.  Amara Ia sudah menganggap mbok Sumi seperti ibunya sendiri. Karena mbok Sumi hidup sebatang kara ia tak mempunyai anak, Jadi ia mengajak mbok Sumi untuk tinggal bersama nya.

"Non sudah makan?" Mbok sumi bertanya. Menatap penuh wajah Amara yang duduk di karpet bulu bersama Rendra.

Amara mengangguk. "Sudah, buk."

Mendengar jawaban Amara membuat mbok sumi tersenyum tipis. Mbok Sumi merasa senang karena walaupun ia tidak punya anak ia mengaggap Amara anaknya. Karena gadis berwajah polos itu  ini memiliki hati yang baik dan aura yang sangat positif. Membuat hal-hal yang terlihat biasa saja, menjadi indah karenanya.

Mbok  Sumi benar-benar berterima kasih kepada Tuhan, karena sudah memberikan majikan yang mengaggap dia keluarga. Dan di anggap ibu oleh Amara membuat mbok Sumi menjadi paling beruntung.

"Bu, aku cantik gak", ucap Amara menatap mbok Sumi tersenyum.

mama mudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang