Malam berlalu begitu saja, cahaya matahari mulai memasuki celah-celah gorden kamar bernuansa putih itu.Amara membuka perlahan matanya
Amara tidak lagi melanjutkan tidurnya, melainkan dia bangun dari tidur, lalu merapikan tempat tersebut. Dia juga membuka gorden jendela, membuat cahaya matahari dengan senang hati menerangi kamar bernuansa putih.
Ia pun langsung memulai ritual mandi nya dan memakai baju seragam sekolah nya. Saat ingin pergi ke sekolah ia berpamitan kepada bik Sumi.
"Bu, aku pergi sekolah duluan ya ", ucapan Amara mencium tangan bik Sumi.
"Gak sarapan dulu non", ucap bik Sumi.
" Gak lha Bu, ntar Amara sarapan di kantin. Titip Rendra ya Bu", ucap Amara pergi meninggalkan bik Sumi.
✓✓✓✓✓✓✓
Seperti biasa Amara membaca buku novel favoritnya yang baru saja ia beli. Amara sempat berdecak kesal karena teman-teman sekelasnya pada heboh-heboh tidak jelas, katanya akan ada siswa baru dikelasnya itu.
“Ara! My bestie! Gue ada berita baru, lo!” heboh Zora tanpa langsung duduk di kursi Amara.
“Zora” tegur Rere menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Lo harus tahu, Amara. Akan ada murid baru dikelas kita! Dia denger-denger orang nya ganteng. Gue bener-bener gak sabar buat lihat dia," ucap Zora. Membuat Amara yang melihatnya menghembuskan nafas kasar.
“Muridnya Cowok?” tanya Amara sambil mengangkat sebelah alisnya.
Zora langsung mengangguk semangat sebagai jawaban dari pertanyaan sahabatnya.
Zora langsung mengangguk semangat sebagai jawaban dari pertanyaan sahabatnya.Para murid dengan serempak duduk dikursi nya masing-masing. Dikarenakan akan ada guru yang datang ke kelas mereka. Tapi, Amara masih fokus membaca novelnya.
Seketika para siswi-siswi membulatkan matanya saat ada sosok pemuda tampan masuk kedalam kelas mereka membuat semua heboh. Berbeda dengan Amara, Gadis itu hanya melihat sebentar lalu membaca novelnya lagi.
“Silahkan memperkenalkan dirimu dulu, Nak.” ucap Bu Rinatersenyum ramah kearah pemuda itu.
“Saya Raka Sidan Dirgantara, saya siswa pindahan dari sekolah SMA Merah putih,” ucap Raka dengan tampang dingin.
"Oke anak-anak ada yang mau di tanyakan lagi kepada Raka", ucap Bu Rina.
“Boleh minta nomor hp loh,gak", celoteh dari salah satu siswi yang terpesona dengan ketampanan milik Raka.
“Raka ganteng banget! Mamanya ngidam apa, sih? Kok bisa seganteng itu?” celoteh salah satu siswi tanpa dosa masih menatap wajah tampan milik Raka.
" Boleh minta jadi pacarmu gak sih", ucap salah satu siswi dengan heboh.
Mendengar kan semua pertanyaan muridnya Bu Rina geleng-geleng kepala dan ia menyuruh Raka Duduk. “Silahkan duduk dikursi yang kosong, Nak.” ujar Bu Rina sambil duduk dikursi guru. Dan Raka duduk di samping Amara.
Bruk!
Raka dan Amara tanpa sengaja tangan mereka saling bersentuhan satu sama lain, karena mereka berdua sama-sama berniat untuk mengambil kotak pensil Amara yang terjatuh.
Amara yang melihat wajah Raka terpesona Karena ketampanan Raka, tetapi ia pun langsung mengambil kotak pensil nya dan memasang wajah datar nya kembali.
“Gue, Raka” ucapnya.
“Udah tahu,”
“Kalau lo?” tanya Raka mencoba untuk sabar.
“Amara.” jawab Amara dengan wajah datar nya.
Amara hanya diam dan tak bergeming, dengan cepat Amara memperbaiki duduk nya dan menghadap ke guru yang sedang mengajar. Amara merasa gugup dan mengontrol dadanya berdebar kencang saat bertemu dengan Raka.
Pemuda itu yang melihat Amara tersenyum tipis dan memperhatikan setiap inci wajah Amara. "Cantik, mine", batin Raka.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang tidak suka akan kedekatan mereka. "Gue gak akan biarin, Lo deket sama Raka. Cowok itu harus menjadi milik gue!” gumam Elsa dalam hati menatap benci ke arah Amara.
“ Seharusnya gue yang ada disana! Bukan, si Upik itu. Awas loh ya !” sambung Elsa dalam hati mengepal kan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mama muda
Random"Mama, Enda mau itu." Ucap anak kecil yang bernama Rendra menunjuk gerobak jualan somay. "Rendra mau somay?", Tanya Amara kepada anaknya, Rendra pun mengangguk. "Bang, somay nya 1 ya jangan pedes", ucap Amara, si tukang somay itu pun mengangguk. "Ad...