Gaea International University.
Pagi itu,
“Hoaaahhemmm…”, Fuyuno menguap lebar-lebar dan meregangkan tubuhnya.
“Ngantuuuuuuukkkk…”, keluhnya seraya mengucek-ucek mata. Hinata mengerutkan kening.
“Memangnya ngapain saja kau tadi malam???”, tanya Hinata. Giliran Fuyuno yang mengerutkan kening.
“Mengemban tugas sehari-hari…Maksudku, membasmi siluman, hantu, arwah penasaran, dan entah semacamnya. Dan kurasa aku melakukannya bersamamu dan yang lainnya…”, seloroh Fuyuno. Hinata memutar bola matanya.
“Oh, entah kenapa aku tidak melihatmu saat itu. Aku jadi bertanya-tanya…Eksistensimu sebagai anggota 2SO2G itu bagaimana, sih”, balas Hinata dengan nada sarkastik.
Fuyuno mengerutkan kening, bibirnya mengerucut.
“Hinata-chaaaannn…!!!”
“Pagi, Hinata-san, Fuyuno-chan…”, sapa sebuah suara.
Kontan Hinata dan Fuyuno menoleh ke arahnya.
“Pagi, Uruha-kun”, jawab Hinata dan Fuyuno bersamaan.
“Yo”, sahut sebuah suara yang lain. Hinata memutar bola mata.
“Tak bisakah kau mengucapkan kata yang lebih sopan daripada itu???”, cela Hinata.
Shirota Yuu mengerutkan kening.
“Sejak kapan kau begitu peduli pada caraku bicara???”, gerutu Yuu.
“Oh, bagus sekali…Jadi selama ini aku bicara tidak ada yang masuk ke telingamu rupanya. Tck…”, omel Hinata.
“Memangnya kenapa aku harus peduli?”, balas Yuu santai seraya ngeloyor pergi.
“APA KATAMUUUUUU????”, pekik Hinata shock.
“Hoi, kembali kau, Shirota Yuu!!!!”, pekik Hinata seraya mengejar cowok itu.
Uruha dan Fuyuno hanya diam melihat mereka.
Lantas Uruha menghela napas dan geleng-geleng kepala.
“Ya ampun…Kapan mereka akhirnya akan sadar???”, desahnya. Fuyuno menyeringai.
Uruha menoleh ke arah Fuyuno dan menatapnya dengan tatapan lembut.
“Fuyuno-chan”, panggil Uruha. Fuyuno menengadahkan kepalanya ke arah cowok yang jauh lebih tinggi darinya itu dan menatapnya dengan mata membesar.
“Ya?”
Uruha tersenyum.
“Bagaimana harimu pagi ini?”, tanya Uruha kalem.
Fuyuno mengerutkan kening, tak mengerti.
“Eh?”
Uruha terkekeh. Dia mengusap-usap kepala Fuyuno.
“Ah, sudahlah, lupakan. Ayo, masuk, sebentar lagi kuliah jam pertama dimulai”, ucap Uruha kalem seraya mulai melangkah meninggalkan Fuyuno.
Mata Fuyuno mengawasi punggung Uruha yang makin mejauh.
“Kadang-kadang aku tak mengerti Uruha-kun. Cowok yang misterius. Hmm…”, gumam Fuyuno seraya berakting seolah sedang berpikir keras dengan tangan memegangi dagunya.
“Oi, Fuyuno-chan!!! Kau sedang apa? Ayo, cepat!”, seru Uruha membuyarkan lamunan Fuyuno.
“Oh, iya! Maaf!”, sahut Fuyuno seraya berlari kecil menuju ke arah tempat Uruha berdiri menunggunya.