Happy reading 💐
Semua murid bersorak gembira ketika pemberitahuan mengenai pemerbaikan ponsel telah selesai, dan mereka bisa lagi menggunakan ponsel kembali tanpa kehilangan semua file dan dokumen penting yang ada di dalam ponsel.
Setiap wali kelas membagikan ponsel anak didiknya. Mereka di suruh duduk menunggu panggilan dari wali kelas, agar tidak saling berdesakan.
Satu persatu dipanggil untuk mengambil ponsel miliknya. Abe dan Barra setia duduk menunggu giliran. Abe dengan wajah datarnya dan Barra dengan wajah berbinar tak sabar, menunggu. Tak lama akhirnya nama Abe dipanggil untuk mengambil ponsel nya dilanjutkan dengan Barra.
Abe langsung mengecek ponselnya mengenai jejak informasi yang sudah dia dapat dari Eric. Seperti dugaannya foto itu masih ada di galeri kecuali isi pesannya dengan Eric sudah terhapus bersih. Abe kembali membuka pengaturan di ponselnya guna untuk memasang sandi ponselnya agar tidak ada yang bisa membukanya.
"Huffttt untung aja dokumen tugas-tugas sekolah aman gak ikut ke hapus" ujar Barra dengan lega ketika sudah mengecek ponselnya. Abe hanya diam tak menanggapi ucapan Barra. Pikirannya berkelana kesana-kemari. Rasa penasaran itu kembali muncul lagi. Keanehan-keanehan yang terjadi di sekolah ini membuatnya semakin ingin mengetahui seluk beluk tentang silhouette high school.
Mulai dari cara para guru yang terlalu memberi tekanan pada murid mengenai belajar. Semua murid diwajibkan belajar, belajar, dan belajar. Aktivitas sehari-hari hanya dilakukan 20% saja, sisanya 80% hanya untuk belajar.
Abe yang dasarnya tak begitu suka belajar dia menjadi merasa lelah dan tertekan, namun anehnya semua murid disini tak ada yang berani memberontak, mereka enjoy saja menikmati. Apa mungkin karena mereka pintar? Apa hanya Abe saja yang tidak suka membaca.Semua guru-guru bungkam mengenai kepsek, entah karena alasan apa dirinya pun tak tau. Abe begitu merutuki rasa keingintahuannya. Kejadian-kejadian tak terduga membuatnya semakin ingin tau. Sepertinya banyak hal yang disembunyikan di sekolah ini.
Sekolah yang terbilang memiliki peraturan ketat, nyatanya tidak benar-benar aman, banyak orang-orang misterius yang hendak melakukan tindakan yang tak bertanggung jawab. Seperti mengenai yang di alami oleh Akari, dan Kirei. Para guru begitu tegas dengan murid, tapi tanpa mereka sadari, mereka masih lalai dengan keadaan dan kondisi yang di alami siswanya. Seorang guru yang berlaku kasar dengan muridnya dan memberi ancaman. Semua hal itu membuat Abe semakin ingin menggali informasi dan menangkap pelaku yang berani melakukan tindakan senonoh.
"Ra sepulang sekolah nanti ajak kara buat kita ketemu sama Kirei" setelah lama berselancar dengan pikirannya, Abe mulai membuka suara. Barra menoleh ke arah Abe, tanpa menjawab dia hanya mengangguk. Barra langsung mengerti kemana arah pembicaraan, dia tak ingin bertanya lebih lanjut membiarkan Abe kembali berenang dalam lautan pikirannya.
Seperti biasa sekolah berjalan dengan baik. Semua murid memulai pembelajaran dengan hikmat dan tekun. Tak ada satupun dari mereka mengeluh mengenai banyaknya tugas yang di berikan oleh guru. Tapi siapa yang tau mengenai isi pikiran dan hati orang. Bisa saja mereka tidak membuka suara untuk mengeluh, tapi dalam hatinya ngedumel karena di beri banyak tugas.
"Pelajari materi mengenai penerapan sistem demokrasi selama 15 menit, lalu kerjakan uji kompetensi 1, sebelum jam bel istirahat berbunyi, semuanya harus sudah selesai mengerjakan tugas. Saya beri keringanan, untuk pengumpulan tugas harus sebelum bel jam terakhir berbunyi. Jadi jika di bel jam istirahat belum ada yang menyelesaikan tugasnya, jadi bisa di kumpulkan pada jam ke empat. Paham semuanya?? Atau ada pertanyaan lain?" Seru pak Bambang selaku guru PPKn, memberikan sebuah tugas.
"PAHAM PAK" jawab semua murid kelas 11 IPS 1 serempak. Mereka mulai mempelajari materi yang ada di LKS. Jangan tanya soal Abe, dia hanya sedang berpura-pura tengah membaca materi yang ada di LKS. Anak itu sama sekali tidak suka belajar, tapi kalau sedang dalam mood yang baik, Abe bisa menjadi lebih sering belajar, mencatat semua hal penting yang sudah dia pelajari dan di hafalkan. Jadi dia bisa memahami setiap persoalan di luar nalarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette (slow update)
Mystery / ThrillerAbercio seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun si biang kerok, panggil saja Abe. Dia terkenal bandel dan susah di atur, banyak guru di sekolahnya yang angkat tangan menghadapi sikap dan kelakuan Abe. Kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masi...