03 - Dandelion

3.1K 382 285
                                    

Hello?

Lama gak nyapa kalian lagi mweheh

Maaf ya, karna jadwal aku makin padat. Jadi jarang banget ada waktu, kalo pun ada pasti istirahat dulu. 🙏

SEBELUM BACA VOTE + KOMENTAR OKAY?

• • •

Ravindra sedang berusaha mengerjakan tugas kantor yang diberikan Gabriel tadi sebagai hukuman karena kelakuannya tadi di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravindra sedang berusaha mengerjakan tugas kantor yang diberikan Gabriel tadi sebagai hukuman karena kelakuannya tadi di meja makan.

Tok tok tok

"Vin, Mama boleh masuk?" tanya Violina meminta izin.

Karena terlalu fokus pada laptop yang menampilkan data-data perusahaan, Ravindra terlonjak kaget dan segera menormalkan ekspresinya.

"Iya, Ma."

Setelah mendapat izin anaknya, Violina masuk dengan nampan yang berisi minuman dingin.

"Jangan terlalu dipaksa kerjanya, sayang. Papa juga gak bakal marah kok," ujar Violina sembari meletakkan nampan itu diatas meja.

Dibalas dehaman oleh Ravindra, cowok itu mengurut keningnya yang lumayan pusing. Ia mengambil minuman itu, lalu meneguknya.

"Ada yang mau Mama bicarain sama kamu," ucap wanita itu menarik kursi kemudian duduk berhadapan dengan anaknya.

Alis sebelah kiri Ravindra terangkat, "Bilang aja, Ma. Gak usah sok misterius gitu,"

Violina mendengus kasar. Beginilah jika mengobrol dengan Ravindra. Harus to the point dan tidak perlu bertele-tele.

Violina bersedekap dada seraya menatap putra sulungnya itu curiga. "Jangan pikir Mama gak tau siasat busuk kamu untuk menyakiti Grace, Vin."

Mendengar itu, sontak Ravindra mengalihkan pandangannya dari laptop. Ia mendongak pada Violina. "What do you mean, Mom?"

Wanita yang menerima pertanyaan itu mengangkat bahu acuh. "Mama rasa, kamu ada maksud lain sama gadis itu,"

Ravindra memutar bola mata malas kemudian menutup laptopnya. "Sama anak sendiri, curiga?"

"Why not?"

Cowok itu lantas menatap Violina tak percaya. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi sofa berwarna hitam itu.

"Ck, terserah." ketusnya mulai menutup matanya untuk menenangkan pikiran.

Tak sampai di situ, Violina kembali berucap yang mampu membuat Ravindra membuka matanya kembali.

"Papa dan Mama mau pergi ke Prancis selama enam bulan. Mama harap, kamu bisa jaga Gerald dan Gracella. Bisa 'kan?"

Ravindra bungkam. Ia melihat dinding didepannya, tak lama ia tersenyum miring namun hanya sebentar takut jika Violina curiga. Dengan licik, Ravindra mengangguk santai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang