[PRIVATE ACAK! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
~ Sequel GABRIEL
Gracella Fallensia. Gadis rapuh yang dipaksa kuat di segala bidang. Dibandingkan? Itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Sampai suatu ketika, ada orang baik yang membantunya untuk bangkit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dan, inilah yang kita tunggu-tunggu. Juara pertama umum untuk kelas XI IPA 1 adalah..."
"Selamat untuk, Gracella Fallensia!"
Suara tepuk tangan riuh mendominasi ruangan podium itu. Seorang gadis cantik dengan bandana merah maroon maju ke depan. Senyumnya merekah indah menambah pesona dan kecantikan natural terpancar dari wajahnya.
Ia menunduk untuk mengambil piala penghargaan dan sertifikat.
"Pertahankan, Nak. Kamu pantas mendapatkan ini." ujar kepala sekolah mengusap surainya.
Gadis itu tersenyum tipis. "Terimakasih, Pak."
• • •
Gracella memegang piala dan sertifikat nya dengan perasaan senang. Ia melewati lapangan basket dan sedikit melirik pada seniornya yang saat ini sedang latihan untuk pertandingan antar sekolah.
Saat ingin melangkah, tiba-tiba sorakan dan siulan terdengar. Ia yang penasaran kembali menoleh pada cowok-cowok itu.
"Ekhmm! Ada crush tuh, Ger." ucap seorang cowok berambut cokelat menyenggol lengan temannya.
Sebut saja, Gerald. Cowok jangkung yang sangat pandai bermain basket, sampai-sampai ia selalu terpilih menjadi perwakilan sekolah baik dalam pertandingan nasional ataupun internasional.
Gerald melirik gadis itu yang mengerjap bingung. Ia melempar bola basket pada salah satu temannya. Gerald maju, ia menyugar rambutnya yang basah. Gerald menangkap dengan baik minuman yang di lempar oleh siswi-siswi di sekeliling lapangan. Meneguk minuman itu, air jatuh ke jakunnya menambah ketampanannya.
Gracella menunduk melihat tangan kekar milik cowok itu. Ia ingin membalas, namun urung karena tarikan dari seseorang.
"Ck, nggak usah sok caper lo!" sergah cowok bername tag Andra. Tangannya dengan posesif mencekal pergelangan tangan Gracella.
Dengan perlahan, Gracella melepaskan tangannya. "Maaf, Ndra. Aku gak suka di sentuh sama cowok. Aku harap kamu ngerti." ujarnya pelan takut menyinggung perasaan teman seangkatannya.
Andra yang menyadari fakta itu, menjauhkan tangannya. Ia tersenyum kikuk. "Eh, maaf ya. Gue lupa."
Gracella mengangguk. Saat ingin mengatakan sesuatu, ia terkesiap ketika Gerald menariknya ke arah parkiran.