Bab 02: Berita Baru

444 50 1
                                    

Jevan membuka pintu perlahan. Tempat ini masih seperti hari-hari biasanya. Begitu tua, sepi, dan tidak bernyawa.

Jevan meletakkan tas yang berisi naskah cerita di atas meja tua. Kemudian dia pergi untuk mencari bosnya yang mungkin saja masih tertidur di ruang kerja.

Benar saja, orang itu tertidur dengan botol tinta yang masih terbuka, kertas yang masih terselip di mesin ketik, dan bekas tinta yang berserakan dimana-mana.

Jevan mengambil salah satu kertas yang berserakan di lantai. Ini adalah informasi dari perbatasan antara kekaisaran dan kerajaan Diamond. Katanya perang akan terjadi sebentar lagi dan ada juga kabar penyerangan dari dua kerajaan lainnya.

Tidak ada yang menarik dari ruang kerja ini. Hanya ada tiga meja yang diatasnya terdapat mesin ketik, botol tinta, pulpen dan tumpukan kertas kosong.

Rekan-rekannya belum tiba di tempat ini. Dia datang terlalu pagi sehingga tempat ini masih sepi.

Rencananya, mereka akan membuat sebuah novel untuk memberi pemasukan kepada penerbit satu-satunya di wilayah Count Jeremy. Tapi namanya juga wilayah pinggiran, siapa juga yang mau membaca cerita berat seperti itu?

Masyarakat hanya menerima berita yang mengangkat isu dengan panas, dengan diikuti bumbu bumbu yang membuat semua orang termakan opini dalam tulisan.

Tapi tidak ada salahnya mencoba kan? Toh, peruntungan Jevan selalu baik. Kecuali masalah tetangga.

Abaikan soal itu, dia tidak ingin lagi membahas masalah tetangga samping rumahnya.

Jevan memungut kertas kertas yang tidak berguna dan membuangnya. Ia kemudian mengambil naskah yang ia letakkan di meja ruang utama. Saat ia kembali dari ruang kerja, bos nya sudah bangun.

" Hoammmm.....kau terlalu rajin, Jevan. Ini masih pagi, dan juga sangat dingin. " Orang itu merentangkan tangannya keatas dan menguap lebar.

" Yah, mau bagaimana lagi bos. Kalau kita tidak mencetak dengan cepat berita terkini, kita tidak akan dapat uang. Ayolah, kau kepala redaksi dan sudah sangat lama dengan pekerjaan mu. "

Jevan tersenyum kemudian menyerahkan naskah yang ia pegang.

" Proyek novel ini. Bagaimana kau akan memulainya? Aku sudah menyiapkan naskah tentang kisah cinta pemuda bangsawan dan seorang anak Baron yang jatuh. Ini mungkin akan disukai oleh orang-orang."

Kepala redaksi menguap. Ia menerima naskah itu dan membacanya sebentar.

Kepala Redaksi: " Ah iya, kau tidak mendengar kabar terbaru dari kekaisaran?"

Jevan menaikkan sebelah alisnya. Dahinya mengkerut dan dia menatap ke arah Kepala Redaksi penuh keingin tahuan.

" Hah, sebenarnya apa yang kau tahu?" Kepala redaksi menghela nafas berat.

" Terjadi perselisihan antara pangeran ke tiga dan putra mahkota. Kabarnya, mereka memiliki kubu masing-masing dan mungkin saja, perang perebutan takhta akan terjadi."

Jevan terkejut. Tunggu, bukankah hubungan kakak adik mereka, yah meski tidak dibilang cukup bagus, itu tidak sampai pada tahap dimana mereka harus saling mengacungkan pedang?

" Ketua serius? Ini tidak seperti kekaisaran akan jatuh ke dalam kekacauan bukan? " Tanya Jevan.

Pria itu menggeleng. Dia sama tidak tahunya, tapi kalau disimpulkan,

" Keadaan di ibu kota kekaisaran jauh lebih panas dari wilayah pinggiran seperti kita. Kau tahu, ini mengingatkan ku pada akhir novel milik penulis terkenal, Jevhans Schmidt."

Lagi-lagi Jevan dipaksa untuk menelan ludah dengan kasar. Kalau dipikir lagi, situasi yang diceritakan kepala redaksi, mirip dengan konflik akhir dari novel penulis terkenal, Jevhans Schmidt yang berjudul, " Duri Dalam Kemewahan "

Mysterious Neighbor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang