Bab 03: Makan Malam Mencekam

322 42 4
                                    

Jevan kembali ke apartemennya. Ia merasa segar setelah mandi dan mengganti pakaiannya hanya dengan kemeja dan celana panjang berwarna coklat.

Ia menatap ke arah sup yang sudah mendingin di dalam lemari. Yah, pada akhirnya sup ini tidak bisa dimakan lagi karna rasanya mulai berubah.

Tak tak!

" Sebentar!"

Jevan berjalan ke depan. Dia melihat seseorang berdiri dengan wajah masam dan lebam di pelipis serta bibirnya.

" Ada apa dengan bocah ini? Apakah ujian masuk penyihir menara benar-benar separah ini? Tidak ada bedanya dengan master pedang. "

Jevan mengatakan itu dalam hati. Kalau ia mengatakannya tepat di depan bocah ini, sudah pasti akan terjadi masalah lainnya. Dan dia tidak mau itu terjadi.

" Kakak menyuruhku untuk memanggilmu. Makanannya sudah siap. "

Setelah berkata seperti itu, ia langsung pergi dan kembali ke apartemennya.

Jevan terdiam melihat tingkah tetangga nya yang satu ini. Terkadang, itu jauh lebih baik dari Jemyian.

Jevan kemudian mengambil Coat coklat tua yang ia gantung di gantungan baju. Mengambil syalnya dan kemudian melangkah menuju rumah tetangganya.

Salju akan mulai turun hari ini. Dan, bisa jadi itu akan sangat deras dari hari kemarin.

Jevan mengetuk pintu rumah mereka, dan Jemyian yang membukanya.

Saat Jevan memasuki rumah mereka, beberapa makanan sudah ditata. Rey menata piring dan gelas serta membawa sebotol anggur. Sementara masakan seperti steak daging dan sup kentang sudah tertata rapi di meja.

Jevan menatap ke arah meja, mengernyit. Bukan, dia tidak menatap pada makanannya. Tetapi, ia menatap pada bekas goresan seperti pisau di meja panjang itu. Bukan hanya goresan sedang, atau kecil. Goresan diatasnya begitu dalam dan panjang.

" Duduklah. "

Jevan berjengit kaget saat Jemyian menyodorkan kursi ke arahnya. Dia mengangguk kaku dan duduk di atas kursi tersebut. Di samping Rey.

Kadang Jevan merasa, tempat ini lebih dingin dan mencekam daripada badai musim dingin di luar. Entah itu karena interior ruangan atau memang hawa keberadaan tempat ini sangat mencekam. Jevan tidak tahu.

Dia kemudian mulai mengambil garpu dan pisau yang sudah disiapkan. Memotong dengan pelan steak daging di depannya yang mengeluarkan aroma sedap.

Berbeda dari Jevan, Rey tampak tidak menyentuh garpu maupun pisau untuk mulai memakan makanan di depannya.

Bahkan, raut wajahnya menyiratkan ketakutan yang mendalam.

" Rey, kenapa kau tidak memakannya? Ini adalah perayaan kelulusan mu diterima sebagai penyihir menara. Apa kau tidak puas dengan ini? Aku menutup toko buku lebih awal untuk membuatkan semua ini. "

Rey terlihat linglung. Lalu dengan gemetar, dia menjawab.

" Ak-aku, a-aku akan segera memakannya. Masakan kakak adalah yang terbaik. "

Rey mulai mengambil garpu dan pisau di samping piringnya. Mengiris daging di piringnya dengan gemetar.

Jevan berpikir ada apa dengan kedua saudara itu hingga bertindak seperti ini. Padahal Steak daging di depannya benar-benar terlihat menggugah selera dengan warna coklat yang mengkilat dan daging yang terlihat empuk.

" Aku tidak bisa makan daging! Jadi aku akan memakan sup kentang ini saja!" Rey kembali meletakkan garpu dan pisau tadi lalu mengambil sup kentang di samping.

Mysterious Neighbor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang