Jadwal mereka cukup padat hingga akhir tahun. Grup yang debut 3 tahun lalu ini, sedang melakukan rangkaian tur konser dunia mereka. Soobin sebagai leader tentu saja harus siap siaga memonitori membernya. Bukan apa-apa, dia hanya merasa bertanggung jawab atas grup dan anggotanya. Jika ada yang sakit dia akan segera memberitahukannya pada manajer.
Seperti yang terjadi beberapa hari lalu saat Beomgyu merasa tubuhnya sudah berada pada batas limitnya dan Hueningkai yang sudah sangat bekerja keras hingga tubuhnya bereaksi lelah. Soobin akan memastikan bahwa itu yang terkahir kali sesuatu terjadi pada anggotanya.
Saat ini Soobin berada di kamar hotelnya. Alisnya mengerut menatap layar ponsel. Tengah serius berselancar di dunia burung biru. Memantau aktivitas penggemar yang sering kali menghiburnya dikala dia sedang suntuk dengan kesibukan atau pikiran-pikiran rumit di kepalanya.
"Soobin.."
Panggilan itu membuat Soobin mengalihkan atensinya dari ponsel. Menatap anggota tertuanya berjalan lesu kearahnya. Soobin meletakkan ponselnya pada nakas di samping tempat tidur, lalu merentangkan lengannya dan disambut dengan baik oleh Yeonjun.
Yeonjun menumpukan seluruh tubuhnya pada Soobin. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang leader. Soobin mengeratkan rengkuhannya di pinggang ramping Yeonjun. Kemeja Yeonjun sedikit tersingkap dan dimanfaatkan dengan baik oleh tangan besar Soobin. Mengelus dan memijatnya pelan.
"Sesuatu terjadi?" Tanya Soobin
"Hanya lelah." Gelengan kepala, Yeonjun berikan.
Soobin memberi kecupan ringan di pelipis Yeonjun. Jika sudah begini, maka Soobin tahu, Yeonjun akan sangat manja. Tidak hanya padanya, tapi pada semua orang yang dekat dengan Yeonjun. Tentu saja yang dirasa nyaman oleh pria berambut biru itu. Terutama pada member dan kadang itu membuat Soobin sedikit tidak suka. Cemburu.
Dengan Beomgyu yang sering saling ejek pun, Yeonjun bisa bermanja-manja. Taehyun yang jarang menunjukkan perhatiannya pun, Yeonjun bisa menempel seharian. Hueningkai, member termuda saja bisa berlagak dewasa dan menjadi tempat bersandar Yeonjun. Dan akan ada Soobin yang mengawasi jika Yeonjun sedang manja dengan orang lain selain dirinya. Ingin rasanya Soobin memiliki Yeonjun hanya untuk dirinya sendiri.
"Sayang, sudah makan?"
"Sudah, tadi makan ayam dengan Beomgyu."
"Soobin sudah makan?"Yeonjun mengangkat kepalanya untuk menatap Soobin. Mensejajarkan wajah mereka agar lebih leluasa beradu tatap.
"Sudah juga."
Cup
Yeonjun mengecup lama kening Soobin. Tempat favorit Soobin saat menerima kecupan, katanya. Tentu saja setelah bibir. Soobin itu bisa dibilang penggemar nomor satu bibir Yeonjun. Dan beruntungnya dia, karena menjadi satu-satunya yang bisa menyentuhnya.
Yeonjun mengubah posisinya menjadi duduk di paha Soobin, dengan tangan melingkar di leher yang lebih muda. Soobin menegakkan duduknya, bersandar pada kepala ranjang. Tangan Soobin mengelus pinggang lalu naik pada punggung Yeonjun dari balik kemejanya.
"Soobin cium."
Soobin yang memang sedari tadi sudah menunggu momen ini pun tidak menyia-nyiakannya. Mulai dari kecupan lalu pagutan basah Soobin berikan. Melumat bibir yang lebih tua dengan lembut. Menyesap rasa manis yang seolah tidak ada habisnya. Menekan tengkuk Yeonjun, memperdalam ciumannya. Memagut setiap sudut bibir Yeonjun, tidak ingin ada bagian yang terlewat. Yeonjun selalu menyukai bagaimana Soobin menciumnya.
Ciuman panjang itu mereka akhiri dengan Soobin mengecup kening Yeonjun dan Yeonjun mengecup pipi Soobin.
Yeonjun selalu terpesona dengan senyum Soobin yang manis. Ditambah lesung pipi yang membuat sang pemimpin semakin mempesona. Maka Yeonjun hujani pipi itu dengan kecupan. Lalu terkekeh saat melihat pipi sang terkasih basah. Yeonjun beranjak mengambil tisu basah di tasnya. Mengelap kesukaannya dan memberi kecupan terakhirnya.
Soobin tidak protes karena dia juga suka saat Yeonjun gemas dengannya. Soobin menarik Yeonjun untuk duduk kembali di pangkuannya. Memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya pada dada yang lebih tua.
"Kenapa jadi kamu yang manja? Hari ini kan aku yang ingin manja sama kamu." Ujar Yeonjun sembari memeluk kepala Soobin.
Posisi Yeonjun jadi sedikit lebih tinggi dari Soobin. Makanya Soobin lebih leluasa untuk memeluk Yeonjun. Menghirup aroma tubuh Yeonjun yang candu untuknya. Bercampur dengan parfum vanilla stroberi milik Yeonjun yang semakin membuat Soobin menggila.
Yeonjun merasa Soobin sedang dilanda gundah. Yeonjun tidak akan memaksanya untuk berkeluh kesah, karena Yeonjun tahu, Soobin sudah cukup dewasa untuk memutuskan ingin bercerita atau tidak. Yeonjun berusaha memahaminya. Maka, saat seperti ini, yang Yeonjun lakukan adalah selalu berada disisinya memberikan dukungan.
Biar dilain waktu saja Yeonjun manjanya. Untuk sekarang biarkan dia memanjakan bayi besarnya dulu.
"Leader-nim, sudah bekerja dengan keras. Terimakasih, kami bangga padamu, Soobin."
Soobin mengeratkan pelukannya. Mendengar kalimat itu dari sang kekasih membuatnya ingin menangis haru. Soobin hanya butuh pelukan, kecupan di kening, dan kata-kata penenang dari Yeonjun. Maka untaian simpul ruwet di kepalanya akan mengendur perlahan.
Soobin bersyukur memiliki orang-orang baik yang sudah dia anggap keluarga. Berjalan bersama menciptakan hamparan bunga untuk mereka pijak. Semoga selamanya tetap menjadi panca.
"Terimakasih, aku menyayangimu Yeonjun hyung."
== END ==
curhat dikit, aku tiba-tiba kangen banget sama soobjun pas tadi nulis reason wkwkwk makanya abis up reason aku langsung nulis ini dan kebetulan kemarin abis liat live 4 jam-nya soobin jadi kepikiran alur ini🤧
.
.
.
.
.rhealtha