A L T E R 02

135 19 1
                                    

♧♧♧

Mata yang terpejam itu kini terbuka, memperlihatkan manik abu gelap yang kelam. Alter, pria itu mengerutkan dahinya kala hal pertama yang ia lihat adalah atap putih ditambah dengan aroma mint yang menyegarkan indra penciumannya.

Alter bangkit dari tidurnya secepat kilat, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Jantungnya berdetak cepat saat menyadari dirinya berada disebuah kamar. Ya kamar, tapi masalahnya ini bukan kamarnya dan bukannya dia dipenjara seumur hidup bagaimana dirinya bisa bebas dalam jeruju besi itu? Apakah ada yang menculiknya?

Alter menggeleng pelan, siapa yang ingin menculik narapidana seperti dirinya? yang ada orang itu akan dirugikan, dia aja bisa mengkhianati negara apalagi mengkhianati orang tersebut.

Oke tenang.

Sekarang dirinya harus memastikannya terlebih dahulu, ia tidak akan langsung menyimpulkan jika semuanya belum terbukti dengan jelas.

Kaki nya alter langkahkan kearah meja yang terdapat banyak buku dan laci, ia yakini itu adalah meja belajar. Jika dilihat-lihat dekorasi kamar ini mirip seperti anak remaja SMA terbukti dari seragam sekolah yang tergeletak diatas sofa.

Alter meraih sebuah buku yang mirip seperti buku harian, dia membuka lembaran pertama dan dikejutkan dengan coretan-coretan abstrak. Dibuka kembali lembaran kertas itu dan terhenti kala matanya melihat sebuah nama yang tertulis dibuku tersebut.

"Alter Fvian" gumam alter.

Dia terdiam sejenak, entah kenapa dia merasa nama ini tidak asing saat ia ucapkan. Lembaran demi lembaran alter buka, tidak ada yang ia lewatkan satu kalimat pun yang tertulis disana. Hingga dilembaran terakhir dadanya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ia menatap kedepan, seketika nafasnya terhenti dan lehernya seperti tercekik sesuatu.

Bagaimana tidak, dihadapannya terdapat cermin yang memantulkan wajah seorang pria remaja yang sangat tampan. Lalu apa masalahnya? Hei! masalahnya itu bukan wajah alter, ia ingat sekali bagaimana bentuk wajahnya dan manik alter itu hitam bukan abu.

Jangan panik.

Mari kita pastikan lagi.

Alter berjalan kearah sofa dimana ada seragam sekolah yang tergeletak. Ia meraih seragam itu dan membeberkan bajunya.

Oke, sekarang sepertinya alter akan gila. Dia ingin menganggap ini mimpi tapi itu terlalu nyata untuk dibilang mimpi. Jadi, apakah dia bertransmigrasi? Masuk kedalam novel yang pernah diceritakan oleh abimayu? Dan memasuki raga kembaran sang protagonis pria? Ya sepertinya begitu dan alter tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan nya.

Seketika percakapan ia dan abimayu malam itu terlintas jelas diotaknya, tapi bukan hanya ingatan itu saja. Ingatan asing pun mulai memenuhi kepalanya, bagai kaset rusak terus berputar tanpa henti.

"Argh" alter menggeram sambil meremas rambutnya. Ia beberapa kali memukul kepalanya guna menghilangkan rasa sakit tersebut. Hingga beberapa menit kemudian rasa sakitnya mereda dan ia pun menghela nafas lega.

"Jadi sekarang gue jadi Alter Fvian? Bukan alter rexander lagi? sebenarnya takdir apa yang tuhan berikan sama gue?" Tanya alter pada dirinya sendiri.

"Apakah gue bisa merubah alur seperti yang gue katakan kepada abimayu? apa seperti yang abimayu ucapkan, merebut leonora? Begitu kah?"

Sebelah sudut bibir alter tertarik keatas."ini udah jadi tubuh gue, jadi terserah gue kan? Gue bisa bebas dan sedikit bermain, right?"

"Welcome to new word, myself"

♧♧♧

A L T E R
TBC

A L T E R  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang