[2] Gantungan Rubah

62 6 3
                                    

⚠️Warning: Bukan area Boys Love. Bijaklah ketika membaca!!⚠️


-Selamat membaca...

🍁🍁🍁

Bola mata Itachi mengikuti pergerakan bocah laki-laki yang sedari tadi bolak balik ke kamar lalu turun kedapur terus berjalan mondar-mandir di hadapannya, kemudian kembali lagi ke kamar lalu turun lagi. Sedikit pusing melihatnya, Itachi menarik lembut lengan kurus itu dan mendudukkannya di sampingnya.

"Sebenarnya Naru sedang mencari apa?" tanya Itachi pada akhirnya. Sudah 30 menit dia tiba di rumah pagi ini, sebab semalaman kerja lembur, melihat Naruto tampak mencari sesuatu dan mulutnya gatal ingin bertanya tapi ia tahan, menunggu Naruto berhenti sejenak.

Pipi Naruto menggembung kesal, "Itachi nii ingat, tidak? Waktu datang ke rumah ini, Naru membawa gantungan rubah."

"Ingat. Lalu?"

"Naru tidak melihatnya" ucap Naruto dengan mata mulai berkaca-kaca. "Naru sudah mencarinya mulai dari pagi. Inginnya bertanya pada Sasuke sebelum dia berangkat sekolah, tapi dia masih marah karena Naru membuat kamar nya kotor kemarin, jadinya tidak berani" jelasnya seraya menahan tangis.

"Sudah mencari di kamar Sasuke, belum?"

Naruto mengangguk pelan "Setelah Sasuke berangkat Naru diam-diam masuk ke kamar nya, tapi tetap saja tidak ada" katanya lagi menatap sedih kearah yang lebih tua.

Itachi mengelus rambut pirang milik Naruto, "nanti kita tanyakan pada Sasuke, ya, saat dia pulang. Mungkin saja dia melihatnya. Lebih baik kita makan. Naru pasti lapar?"

Naruto mengusap matanya yang berair lalu menggandeng tangan Itachi menuju dapur.

Harapan ku tinggal Sasuke. Semoga saja itu tidak hilang.



Siang ini tidak terlalu terik, sesuai perkiraan ramalan cuaca pagi tadi dan Sasuke bersyukur untuk itu karena terkadang ia jengkel jika harus berkeringat berlebihan padahal hanya berjalan santai menuju rumah.

Sasuke sudah membayangkan bagaimana dinginnya air es mengalir bebas di tenggorokannya saat sampai di rumah. Oh, iya, dia ingat jika Itachi berjanji padanya akan membuatkan chicken katsu. Walaupun masih ada rasa kesal dihatinya, tapi untuk menolak makanan enak itu rasanya sulit.

Bukannya dia doyan makan, hanya saja masakan Itachi adalah yang terbaik menurutnya.

"Tadaima," tidak mendapat balasan, Sasuke berjalan menuju dapur di mana dia mencium bau harum dari sana.

Menyadari seseorang yang datang dari belakangnya, lantas Itachi membalikkan badan dan mendapati adiknya berdiri di sisi meja makan.

"Okaeri, Sasuke. Pas sekali masakannya sudah matang." ucapnya sembari tersenyum manis. Senyum favorit Sasuke.

Sasuke tidak mengatakan apapun untuk membalas Itachi. Cukup duduk dengan tenang sambil menunggu sang kakak menghidangkan masakannya.

Baru saja ingin menyuap makanan ke mulut nya, langkah kaki Naruto terdengar tergesa-gesa mendekati ruang makan.

"Itachi nii, Sasuke sudah pulang, ya?"

Itachi terkekeh kecil, "sudah. Itu dia" tunjuk nya kearah Sasuke yang memasang wajah datar. Melihat itu, Itachi geleng-geleng kepala. Dia penasaran sampai mana adiknya itu bisa tahan bersikap demikian pada Naruto.

Manik sapphire Naruto tampak berbinar. Ia mendekati Sasuke yang nampak risih dengan keberadaannya. Untuk sekarang Naruto tidak memperdulikan hal itu, karena gantungan nya lebih penting.

Tsuki to taiyō : 友人 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang