[3] Sakit

60 6 1
                                    

Publish : Rabu 19 Juli / 23 : 52 WITA

⪻ S E L A M A T  M E M B A C A ⪼


Sebelumnya....

Sial!

Sasuke mengumpat kesal dalam hati, selera makannya pun hilang beberapa detik setelah Itachi pergi menyusul Naruto ke kamar. Dengan perasaan setengah-setengah antara terpaksa juga penasaran, bocah 7 tahun itu mendorong piringnya ke tengah meja lalu bangkit mengikuti sang kakak.

Bedanya, dia hanya berdiri dibalik tembok   menguping pembicaraan tanpa sepengetahuan Naruto maupun Itachi.

"Maafkan Sasuke, ya, Naru. Niisan akan menggantinya" Itachi terdengar membujuk.

——"tidak bisa" Sasuke semakin merapatkan diri ke dinding sebab nada bicara Naruto memelan. "Itu pemberian terakhir tou-chan. Hanya ada satu karena tou-chan membuatnya khusus untukku jadi tidak ada duplikatnya. Itachi nii, aku tidak mau kehilangan satu-satunya barang berhargaku"

Kepala Sasuke reflek menunduk mendengar kata 'berharga' dari bibir Naruto.

Barang berharga, ya?

Merasa tak perlu mendengar lebih jauh lagi, si bungsu Uchiha menjauh dari sana, memilih masuk ke kamarnya sendiri.

Tubuhnya dibuang ke kasur, menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang keatas. Kalimat Naruto tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Barang berharga..."

"Berharga..."

Sasuke tersenyum miring, manik sehitam jelaga itu berair membuat dia segera mengusapnya sebelum liquid bening tersebut meluncur bebas dari kelopak mata. Ada sesak yang tidak terlihat menghimpit dadanya.

Di dunia ini hanya satu yang berharga baginya. Kakak satu-satunya, Uchiha Itachi dan juga orang tuanya, mungkin. Mengingat kedua eksistensi tersebut entah kenapa ia kesal di buatnya.

"Kuso. Ada apa dengan ku?”

"Apakah aku juga merasa kehilangan sama sepertinya? tch, jangan bercanda. Sama sekali tidak ada hubungannya denganku."

"Tapi, kenapa aku merasa bersalah? Ini bukan aku"

Benar. Memikirkan perasaan orang lain bukanlah sifatnya Uchiha Sasuke. Dia berbeda dengan sang kakak yang baik dan ramah pada siapapun meski itu orang asing sekalipun.

Sasuke bangkit dari kasur kemudian berjalan ke arah jendela yang terbuka memperlihatkan awan hitam yang menutupi langit di atas sana. Si bungsu Uchiha itu mendengus pelan, tak lama ia pun beranjak keluar dari kamar. Jemarinya yang mungil meraih sepatu di rak dekat pintu kemudian melangkah meninggalkan rumah tersebut.

Tungkainya menyusuri sepanjang jalan, cukup jauh dari rumah, hingga ia berhenti di depan pagar kawat. Diliriknya papan yang bertuliskan ‘TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH’ yang berada cukup tinggi darinya.

Sasuke kembali memutar kejadian mulai dari saat ia menemukan benda yang dicari Naruto sebelum berangkat sekolah, lalu mengantonginya di saku celana. Saat kesekolah dasar ia akan melewati jalan ini, dan tanpa berpikir panjang ia langsung melempar benda tersebut melewati pagar yang menjadi pembatas tempat penampungan sampah itu.

Bocah 7 tahun itu mengernyit sebelum akhirnya memasuki tempat tersebut. Pandangan nya beredar ke semua arah, menebak dimana sekiranya gantungan rubah milik Naruto terlempar.

Dan Sasuke baru menemukannya ketika matahari sudah tenggelam setengah, lumpur dan bau sampah mengotori pakaian dan kulitnya serta hujan yang mengguyur sejak beberapa menit yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tsuki to taiyō : 友人 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang