Habis dari BK (04)

268 29 1
                                    

"Jadi gimana tadi? Gua kaget lu main nonjok si Kevin" Tanya Dara memicing, tak habis pikir dengan teman prianya ini.

"Mana brutal lagi" timpal Farah, memang jika mengulang kejadian itu Irfan tiba-tiba bangkit menyerang.

Irfan yang masih memainkan ponselnya mengangkat bahu, tak acuh. Bukan, ia tak perduli sebenarnya.

Dan untung saja saat ini sedang jam kosong, Irfan tak perlu mendengarkan celotehan dari guru sejarah yang amat panjang. Apalagi ia baru saja keluar dari ruang bimbingan konseling siswa.

Mereka sedang berada di dalam kelas yang isinya hanya siswa sedang tertidur. Dengan kedua teman perempuannya di meja mereka. Namun lain dengan Farah yang tersenyum aneh melihat Irfan.

"Apasi, jangan bilang gua dibuat cerita-cerita gak jelas itu" saut Irfan, sebenarnya ia malas karena teman perempuannya ini mengeluarkan senyuman yang mengganggu.

"Ehe tau aja lo" Farah tambah tersenyum saat mengetik sesuatu di ponselnya.

"Pasti tu apknya oren oren" lanjut Irfan menggerakkan matanya malas.

"Wattpad namanya Fan, eh lo tau gak, gua tuh terinspirasi dari cerita lo!" Farah bersemangat seketika itu, Irfan merengutkan dahinya.

"Lah? Kehidupan gua perasaan gak seindah itu, bukan keluarga Kardashian juga, lu gajelas"

"Bukan boti, maksud gua cerita lo sama Kevin"

Irfan langsung berbicara tanpa suara, "bacot, gak ada gak ada"

"Lo tuh sama Kevin cocok tau gak" Farah tak terima.

"Anjing? Lah masa gua ama Kevin? Ama si Tiara dong, atau si Putri, masa iya sama cowo" Irfan juga tak terima, ia menyentil dahi Farah dengan kedua jarinya.

Yang disentil meringis merasakan sakit juga mengusap pelan area itu. Sentilan dari Irfan memang tak main-main.

"Lah tapi lo kan cocok jadi boti, udah sama Kevin ajaaa" Namun bukan Farah jika tidak memaksa.

"Serah lo dah" Irfan tak mau ambil pusing, karena temannya ini memang penyuka hal yang seperti itu. Hm, seingat Irfan kata wanita yang menyukai hal itu jikalau tidak salah adalah fujoshi? Benar tidak?

Jadi ya Irfan tak ambil pusing, karena temannya ini sudah penyuka akut. Dan selalu saja ia yang dijadikan bahan, padahal Irfan itu straight atau lurus tidak melenceng seperti otak teman perempuannya ini.

"Btw Fan, lo ke BK gak dihukum?" Tanya Dara.

"Nggak, cuman salaman doang" jawab Irfan.

"Serius salaman? Wahh dapet ide lagi!!" Farah begitu semangat mengetik sesuatu dalam ponselnya. Lagi-lagi Irfan menatap dengan malas.

"Salaman doang? Kok gitu? Nggak disuruh buat permintaan maaf gitu?" Dara sedikit penasaran.

"Nggak, tau dah. Orang yang datengnya Kevin kebanggaan sekolah. Jadi gimana mau dikasih hukuman?" Sarkas Irfan, seketika ia mengingat kejadian tadi pada saat di ruang BK.

"Mana dia kaya anjing, caper banget depan tu guru, ah pokoknya bangsat" Irfan tak habis pikir, sebenarnya saat mendengar itu Irfan sangat ingin mengeluarkan isi perutnya. Sungguh menggelikan begitu didengar.

"Tapi dia emang kebanggaan sekolah gak si? Mana ketua osis, juara kelas sama seangkatan, sering ikut olim, intinya murid terbaik" jawab Dara mengakui itu, namun lain dengan Irfan.

"Apaan anjing, najis banget gua liat-liat" Irfan menangkap mata Dara dengan sinis.

"Gak kaya lo yang berantem mulu, mana gak kelar-kelar lagi tu masalah ama sekolah tentangga" balas Dara kembali. Ya memang Irfan mengakuinya, dirinya tidak sebaik Kevin ketua osis itu.

Tantangan (Kevin & Irfan) |Hyuckren|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang