Futsal (05)

284 21 2
                                    

Napas Irfan terengah-engah setelah bermain cukup lama. Dirinya serta beberapa temannya masih berada dilapangan untuk beristirahat sebentar di pinggir lapangan.

Peluh dan keringat yang muncul membasahi seragam sekolahnya, ingin berganti namun Irfan lupa membawa baju ganti. Lagipula jadwal besok seragam yang berbeda, jadi sekalian saja menjadi kotor.

"Minum gua jangan lu abisin Gil" saut Irfan mengibaskan seragamnya. Temannya yang dipanggil Ragil ini tersenyum konyol.

"Ragil gua dulu lah" botol air minum itu diambil terlebih dahulu dengan cepat, bilang pada Irfan untuk bersabar karena memang air minum miliknya hampir habis.

"Raka goblok, minum gua anjing" emosi Irfan, si pelaku hanya membuang botol kosong itu ke sembarang arah.

"Haus atuh Fan" jawab teman yang dipanggil Raka ini tak acuh.

"Kalem woy, gua dapet ni minuman" balas teman pria lainnya yang datang membawa beberapa minuman dingin pada plastik.

Irfan sedikit bangkit dari duduk silanya, belum temannya itu duduk ia langsung mengambil minuman kaleng bersoda. Tak sabaran memang.

"Sabar atuh euy"

Meneguknya dengan sekali teguk, wah rasa segar dan menggigit pada lidah juga tenggorokan. Mampu untuk memudarkan dahaga selama ia memainkan bola.

"Anjir dari siapa dah Jen?" Ragil membuka plastik itu.

"Biasa, anak cewek suporter" jawab Jenan sambil menoleh ke belakang. Terlihat banyak perempuan yang menonton di lapangan.

Kedua temannya itu mengangguk, memang biasanya mereka diberikan minum setelah bertanding. Ntah penonton atau siapapun itu, mereka akan menerimanya dengan senang hati. Lagi pula, bagus bukan? Tak perlu membeli minuman lagi.

"Eh btw anak geng tetangga sebelah nyariin lo tadi Fan" ujar Jenan.

"Lah? Masih aja?" Tanya Ragil menggelengkan kepala.

"Anjir udah jaman kapan tu anying? Dari kelas 10 gak beres, gelut mulu" pukul Ragil pada pundak Irfan cukup keras sehingga air soda itu keluar dari mulut Irfan.

"Si eta emang bebel, aing mah geus kelar jeung grupna si Ripki" timpal Raka.

(Si dia emang bebel, saya mah udah selesai sama grupnya si Ripki)

Irfan terkekeh ia membersihkan air yang berbekas pada dagunya. Ah perkelahian itu masih berlanjut rupanya. Perkelahian yang entah kapan berakhir, tentu Irfan bukan lawan mereka. Karena Irfan tidak akan pernah mengalah.

Jangan salahkan Irfan, karena ia hanya mengambil apa yang harus menjadi miliknya.

"Bodo lah, gua mah ayo aja kalau masih mau gelut" jawab Irfan santai, membuang kaleng yang tak berisi itu ke tong sampah.

"Heh kehed, geus kelas 12 anjing, maneh hayang dapet skors?" Raka terheran dengan temannya ini, masalah yang sudah lama tetap diungkit kembali.

(Heh sialan, udah kelas 12 anjing, kamu mau dapet skors?)

Tak acuh, Irfan tak perduli dengan itu. Hingga Raka menggeleng tak percaya, oh Raka bahkan lupa temannya ini keras kepala.

"Et dah maghrib, kuy ah" Irfan bangkit dari duduknya dan mengambil tas serta baju seragam putih abu dari kursi.

"Yoklah" Raka juga Ragil bangkit dari duduknya dan bersiap mengambil bola yang teranggur.

"Eh gua nebeng lu ya Jen"

Yang dipanggil namanya menoleh.

"Lu gak bawa motor?" Tanya Jenan, bukannya ia lupa bahwa sedari sekolah Irfan memang menumpang padanya.

Tantangan (Kevin & Irfan) |Hyuckren|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang