- for last, bagian 09

795 220 40
                                    

"Lo mungkin dikerjain sama orang iseng karena pernah muncul di tv buat jadi saksi matanya Jungwon dulu, Sunoo." Itu adalah sederet kalimat yang pertama kali Juan dengar kala pemuda itu tiba di kediaman Kim Sunoo bersama Serim.

Pemuda itu berdiri di ambang pintu masuk dengan Serim di sampingnya. Sepasang mata Juan menatap Sunoo yang tengah berbincang dengan Jay—sang papi, dengan ekspresi panik luar biasa. Kemudian pandangan Juan beralih kepada Ebi yang tengah duduk diam di salah satu sofa dengan kepala tertunduk. Juan dapat melihat dengan jelas perban yang melilit salah satu lengan kecilnya. Sena, Yiren dan Bora terlihat berkumpul di sana juga.

Perasaan bersalah mendadak menyeruak begitu saja. Juan tahu sesakit apa rasanya. Ia masih ingat betul sekeras apa tangisan Serim dan bagaimana Serim merengek dulu. Ebi sebetulnya sama seperti Serim dulu, sama-sama tidak mengetahui apapun. Tapi, mau bagaimana pun Juan ingin membalas semuanya hingga setara waktu itu.

"Juan," panggil Serim, menyenggol lengan kiri Juan. Membuat Juan tersadar dari lamunannya dan menoleh cepat. "Kamu mikirin apa sih? Dari tadi bengong terus?" lanjut Serim, mengernyitkan keningnya.

Belum sempat Juan membalas, Jay dan juga yang lain lebih dulu menyadari kehadiran keduanya dan langsung meminta keduanya untuk mendekat. Juan melangkah mendahului Serim, sementara Serim masih terdiam, memandang punggung Juan hingga pemuda itu menjauh.

"Ebi kenapa bisa sampe kaya gini??" tanya Juan, mulai mengeluarkan skill aktingnya dan memasang wajah sekhawatir mungkin. Juan menatap Yiren—maminya, meminta jawaban.

"Om Sunoo dapat ancaman sama persis seperti papanya Serim dulu."

Dalam diam Juan berusaha menyimpan seringainya. Ia cukup senang melihat Sunoo dan istrinya yang panik secara dekat dan juga langsung.

"Sunoo, lo jangan tinggal di sini. Lo boleh tinggal bareng sama gue sementara. Gue ngga mau hal yang nimpa Heeseung dulu juga terjadi sama lo." Jake yang juga ada di sana berucap begitu serius. "Gue ngga mau kehilangan teman lagi."

Justru dia yang buat om kehilangan om Heeseung dulu. Batin Juan.

"Jangan. Nanti lo sama keluarga lo ikut kena," sahut Nicholas tidak setuju.

"Gue punya tempat sembunyi. Tenang aja. Gue ngga akan kenapa-kenapa. Gue ngga akan gagal kaya Heeseung dulu."

"Maksud lo gagal??" Terusik dengan kata gagal. Jay pun bertanya kepada Sunoo dengan satu alis yang terangkat.

Juan puas dengan pertanyaan Jay. Dari tempatnya berdiri, dapat ia lihat Sunoo yang tengah berpikir untuk menjawab. Juan tahu sejak tadi, bahkan sejak awal dia datang, Sunoo mengawasi semua orang dengan sepasang matanya. Mencari hal mencurigakan dari mereka semua untuk mencari pelaku utama.

Namun, Sunoo terlihat paling fokus kepada Jay. Menurut Juan itu wajar, karena Sunoo tahu seerat apa hubungan Jay dan Heeseung dulu. Jay yang berstatus sebagai papinya itu pun pasti jika tahu rahasia besar ini tak akan segan untuk membalas Sunoo sama seperti hal yang tengah ia lakukan.

"Gagal jagain Sena, Serim dan dirinya sendiri." Akhirnya Sunoo menjawab.

"Gue akan bantu lo, Sunoo. Lo ngga sendirian. Makasih karena udah ngabarin kita semua."

Ditengah perbincangan itu—

"Ucapan kamu ditelpon berhubungan sama ini kan, Juan?" bisik Serim yang sudah berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan.

Juan membeku di tempat.

"Kamu tahu sesuatu tentang semua ini, kan? Kamu bolos sekolah kemarin juga karena ini, kan?" Lagi, Serim kembali berbisik.

ii. After Survive ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang