Cerita ini lagi diikutkan dalam event SamuderaPrinting
POV Papa Razzan
Kami memutuskan pindah ke sebuah komplek yang sudah ada lama bahkan mungkin sebelom kami lahir, komplek ini berada di planet Bekasi yang jaraknya sekitar 45 menit dari rumah mertuaku yang berada ditengah kota Jakarta. Rumah itu memang tidak seluas rumah mertuaku namun setidaknya kami memiliki rumah sendiri hadiah pernikahan dari mertua agar kami bisa belajar memulai keluarga sendiri tanpa gabung dengan mereka lagi. Rumah itu berada didepan sebuah lapangan basket yang merupakan fasilitas umum di komplek ini, hal tersebut membuat anak anakku sangat senang karena mereka bisa bermain dengan bebas.Karena mertuaku sangat protektif dengan cucu cucunya namun ini juga berlaku untuk istriku dan kakak kakaknya dulu waktu mereka kecil, kami pun mulai berkenalan dengat tetangga sekitar terutama rumah disebelah kami, yang ternyata pasangan suami istri yaitu pak harlan dan bu suci dengan 2 anak cowoknya yang sudah remaja yang kami tau dipanggil dengan nama Eno dan Ano. Ternyata mereka berdua sudah pada kuliah di sebuah Universitas terkenal di Grogol.
Aku baru tau disini anak anak yang seumuran anak anakku dikit banget karena sebagian besar adalah para pensiunan yang sudah tinggal dikomplek ini sejak awal ada..abis mau gimana lagi mertua menyuruh kami untuk tinggal dengan kakak istriku yang paling tua, kebetulan mereka sudah tinggal di komplek 4 tahun sebelom kami pindah.
Di Blok kami ternyata punya saung pertemuan yang biasa di sebut gazebo disitu biasanya bapak bapak suka kumpul sambil merokok hingga larut malem untukku yang suka mengobrol ini cocok banget sekalian berkenalan dengan warga blok tentunya.
Istriku pun disuruh ikut bergabung dengan arisan komplek oleh ibu ibu sini salah satunya bernama bu Indah alesannya agar dia bisa kenal dengan ibu ibu laen yang tentunya pada saat itu umurnya kebanyakan seumuran dengan mertuaku, namun karena kami adalah warga baru jadi dia pun tidak bisa menolak ajakan ibu Indah, padahal aku tahu sekali anty istriku adalah orang yang introvert dan kurang suka mengobrol berbeda 180 derajat denganku.
Ada satu Ibu yang sangat baik sekali pada anty, karena dia selalu menjemput ketika ada arisan namanya bu Anita dia tinggal hanya berbeda 3 rumah dari rumah kami, dia tau anty pasti belom pede untuk dateng ke arisan sendirian karena dia adalah warga baru dan satu satunya anak muda. Anty cerita kepadaku pas arisan pertama dia malu sekali ketika harus mengenalkan diri ke ibu ibu yang seusia dengan mamanya, aku bilang ke dia tidak apa apa lama lama juga kita harus mulai bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, bagiku mengenal tetangga adalah satu hal wajib karena tetangga adalah orang terdekat untuk kita mintai tolong apabila terjadi apa apa.
Ohya di Blok Nanas ini ada tradisi, saat Idul Fitri kami akan berkumpul di gazebu untuk saling bermaaf maafan.. itupun terjadi kalau kita tidak puang kampung atau mudik..aku bilang pada istriku wah kayaknya bakal seru nih tinggal disini..
POV Anty
Pindah kerumah baru benar benar menguras tenaga dan batinku, packing barang barang plus sambil mengurus kedua anakku..dan yang paling berat untuk pertama kalinya aku harus berjauhan dari orang tuaku, sebagai anak bungsu dan satu satunya perempuan dalam keluarga selain mama aku tidak pernah jauh dari mereka. Namun kini aku udah mempunyai suami dan anak anak sudah waktunya aku keluar dari comfort zoneku.
Sebagai orang yang introvert dan mempunyai anxiety tingkat akut, aku langsung memikirkan cara kenalan dengan tetangga, bagaimana harus mengurus rumah dan anak anak sendirian dan lain lain..
huhuhu mau gimana lagi.Mana baru pindah aku udah diajak oleh ibu ibu disana terutama bu Indah untuk bergabung dengan arisan komplek dengan alesan agar aku bisa berkenalan dengan ibu ibu di blok Nanas dimana mereka semua rata rata seumuran dengan mama dan aku satu satunya ibu muda yang bergabung dengan mereka. Untung sekali ada ibu Anita yang selalu mengajakku untuk barengan apabila mau berangkat arisan karena kebetulan rumahnya hanya berbeda 3 rumah dari rumahku.
Bagi Razzan dia sangat senang sekali karena ternyata bapak bapak disini suka berkumpul di gazebu untuk mengobrol hingga larut malam, ya suamiku adalah seorang extrovert berbeda sekali denganku. Mungkin ini juga alesan kami menjadi suami istri biar bisa saling melengkapi.
Untuk anak anakku pindah kerumah baru menjadi kebahagiaan karena mereka bisa bermain dengan bebas, karena dirumah orang tuaku yang terletak di dalam gang, mereka hanya bisa bermain di halaman belakang yang cukup luas tapi tidak bisa keluar rumah karena banyak kendaraan yang berlalu lalang. Dan kebetulan Oma Opa mereka sangat protektif sekali, dan bukan hanya kepada cucu cucunya tapi kepadaku juga.
sekian dulu untuk perkenalannya yaa next lanjut lagi semoga berkenan dengan ceritanya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Kok Julid
Non-FictionTentang Problematika Hidup keluarga muda dalam bertetangga