bab 19

9 3 0
                                    

Happy reading 💐

Seperti yang direncanakan oleh mereka. Hari ini adalah hari sabtu dimana semua murid libur sekolah. Semua aktivitas sehari-hari dilakukan di hari sabtu dan minggu, mulai dari cuci baju, beberes kamar asrama, dll.

Kepadatan aktivitas sekolah membuat mereka merasa lelah, jadi tak heran jika beberapa siswa memilih untuk tidur seharian tak keluar kamar. Ada beberapa juga yang masih sibuk mengerjakan tugas yang menumpuk.

Kini Abe, Barra, Kara, Akari, dan Kirei berdiri didepan pintu kamar asrama 105 mereka memulai titik awal pencarian informasi di sebelah kamar asrama yang di tinggali Abe, Akari, dan Barra. Kirei sudah siap dengan alat perekam suaranya dan Akari yang membawa buku beserta pena untuk mencatat setiap informasi yang di ucapkan oleh narasumber.

Kara mulai mengetuk pintu kamar asrama 106. Ditangannya menggenggam buku dengan nama-nama penghuni setiap asrama, jadi mereka bisa mendatangi setiap kamar yang di isi oleh anak perempuan.

Mendengar ada yang mengetuk pintu, salah satu penghuni kamar membukakan pintu. Dia begitu bingung ketika ada salah satu anggota osis yang mendatangi kamarnya.

"Mmm maaf, ini ada apa ya? Pagi-pagi sekali kalian datengin kamar asrama kami. Apa ada yang ingin di sampaikan oleh guru lewat kalian?" Ujar gadis berambut cokelat itu bertanya, mengenai niat kedatangan mereka.

"Sorry ya kalo, kedatangan kita ganggu kenyamanan lo. Tapi kali ini penting. Boleh kita masuk?" Mendengar ucapan Kirei awalannya gadis itu mengernyit, tapi setelahnya dia mempersilakan Abe dkk masuk ke dalam kamar asramanya. Kamar asrama 106 di isi oleh 2 cewek dan 1 cowok.

"Silahkan duduk, dan jelaskan niat kedatangan kalian" gadis itu mulai mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa ruang tamu. Mata Abe terus bergerak kesana kemari memperhatikan setiap sudut ruangan. Matanya tak sengaja melihat sebuah bantal dan selimut di atas karpet. Ternyata bukan hanya Abe saja yang menyadari itu, tapi Kirei juga menyadari hal itu. Mereka saling pandang lalu mulai mengatur nafas.

"Langsung ke intinya aja ya. Apa lo ngerasa kayak ada sesuatu yang mengganjal di kamar tidur lo? Misal kayak lo ngerasa di awasi bahkan ngerasa gak aman" gadis itu langsung mengernyit, bagaiman mereka bisa tau? Apa mereka juga mengalami hal yang sama?.

"Darimana kalian tau kalo gue ngerasa gak aman tidur di kamar gue. Apa kalian juga ngerasain?"

"Iyaa aku dan kak Kirei ngalamin apa yang kamu sedang alami juga"

"Lo tidur di ruang tamu?" Tanya Barra ikut menimpali.

"Iya gue, sama cia temen gue tidur di ruang tamu karena kami berdua ngerasa gak aman ada di kamar, kayak ada yang ngawasin. Tapi anehnya temen cowok kami malah biasa aja tidur di kamarnya, dia bilang gak ada apa-apa"

"Ini sedikit cerita dari gue dan temen gue. Kita bertiga isinya cewek semua. Temen gue dan gue juga sama ngerasa gak nyaman pas ada di kamar. Hingga pas suatu hari gue nemuin sebuah camera chip di kerah baju olahraga gue, dan juga camera CCTV di kamar gue" Kirei menjelaskan apa yang di alami oleh dirinya dan teman sekamarnya.

Gadis itu bergidik ngeri. Apa ternyata di kamarnya juga ada cctv-nya kayak yang di ceritain sama kakak kelasnya. Apa rasa gak aman yang dirasain itu karena ini?.

"Bukan cuman terjadi di Kirei aja, tapi ini juga terjadi sama kedua temen cewek sekamar gue. Pas tengah malem mereka nangis kejer karena ngeliat ada sesuatu yang mengganjal di kamarnya. Dan setelah gue cek, ternyata di kamar mereka ada cctv-nya" kini Kara mulai ikut bercerita.

"Kedatangan kami kesini untuk mencatat setiap informasi dan kronologi kejadian yang lo alami, dan kami akan ngecek kamar lo dan temen lo, buat ngeliat apa juga ada cctv-nya di sana" Abe juga ikut menjelaskan.

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang