"Gav... sakkhiitt ahh angghh please," gadis itu semakin mendesah tak karuan. Merasakan nikmat di pangkal pahanya dan sakit di kedua buah dadanya.
"Nikmati jalang, kau menyukainya hm? Milikmu semakin meremas milikku." Desis Gavendra
"Gav... akuh.. mhh,"
"Tahan shh... jangan keluar sebelum ku suruh, or you'll get the punishment!" Ancam Gavendra.
Tubuhnya terus menghentak makin kuat dan dalam, menumbuk titik gairah gadisnya. Membuat gadis itu menggelinjang menahan ledakan kenikmatan yang datang.
"Hiks Gav, please.. ak-aku hhh tidak sanggup lagi," saking nikmatnya gadis itu sampai menangis, menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri tidak kuat menahan lebih lama.
"Now bitch! Aaarrggghhh!!!"
"AAARRRRGGGHHH!!!!"
Jerit kedua insan yang mendapatkan pelepasannya bersama. Bersama melepaskan cairan yang sedari tadi mereka tahan.
Bukti gairah mereka saling melebur, menyatu di dalam rahim sang gadis.
Setelah beberapa saat sang gadis langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur dalam keadaan telungkup, mengatur nafasnya yang memburu, menghirup oksigen sebanyak mungkin.
Gavendra yang juga kekelahan ikut mejatuhkan tubuhnya ke kasur, menindih tubuh telanjang gadisnya yang masih bergerak naik turun mengatur nafas.
"Maaf sayang, aku kasar. Sekarang istirahatlah," Gavendra menyingkir dari tubuh kekasihnya dan mencium kening gadis itu, ah bukan... bukan gadis lagi, dia sudah menjadi wanita sejak minggu lalu.
Tangannya meraih tubuh sang kekasih yang sudah tak berdaya, merapatkan tubuh mereka dan tertidur saling berpelukan tanpa tertutupi sehelai benang pun.
Skip =>
3 jam kemudian.
"Sialan lo Gav. Tau gitu gua aja yangg ngelakuin taruhannya." Seru Seno melemparkan kulit kacang pada Gavendra yang asik santai menenggak minuman kaleng.
"Gimana rasanya sex sama cewek tercantik di sekolah?" Tanya tanya Rajendra.
"Nikmat, dia selalu sempit padahal udah gua pake tiap hari." Gavendra membayangkan tubuh Hara yang meliuk di bawah kuasanya, membuatnya kembali bergairah.
Keempat temannya yang melihat wajah mupeng Gavendra jadi ikut membayangkan Hara. Mereka jadi ingin semakin cepat menikmati gadis itu.
"Dia ada didalam kan. Ayo langsung main aja, gua udh gak tahan nunggu lu 3x lagi." Ajak Seno, bangkit dari duduknya.
"Kalo lu main sekarang, berarti kalian semua kalah taruhan."
"Ingat, taruhan kita adalah gua ngelakuin itu 10x sama dia, baru setelahnya lu semua bisa nyobain dia."
"Dan yang ke 10 adalah saat hari perpisahan. Itu artinya kalian bisa make dia sepuasnya pas acara prom night."
Jelas Gavendra membuat Seno kembali duduk ke tempat semula.
Taruhan sialan. Tau gitu gak bakalan dia ngusulin 10x ke Gavendra.
Mana taruhannya Villa yang ada di pulau pribadinya lagi. Gerutu Seno, sang pencetus ide taruhan.
Tanpa mereka sadari, seorang gadis mendengarkan pembicaraan mereka dari balik tangga dengan air mata yang terurai deras dari kedua mata membasahi pipinya.
Hara, gadis itu mendengar yang mereka bicarakan sejak awal. Sejak Gavendra keluar dari kamar, Hara sudah sadar. Dia berniat turun ke bawah untuk mengambil minuman.
Saat sudah sampai di anak tangga ke 4, langkahnya terhenti melihat teman-teman Gavendra datang. Dia berniat menyapa mereka, namun niatnya diurungkan saat mendengar namanya di sebut-sebut.
Betapa hancur hatinya saat mengetahui bahwa dia hanyalah bahan taruhan bagi pria yang dicintainya.
Dia benar-benar mencintai Gavendra, tapi pria itu memperlakukannya dengan keji bahkan berencana untuk menggilirnya bersama teman-temannya.
Bagi Gavendra dia hanya jalang yang bisa dipakai sepuasnya. Pantas saja Gavendra memperlakukannya dengan kasar dan memanggilnya jalang saat sedang melakukan hubungan.
Dengan suara tangis yang masih ditahan, Hara kembali ke atas mengambil barang-barangnya untuk pergi dari sana.
Hara menuruni anak tangga dengan perlahan, tidak ingin mereka menyadari keberadaannya.
"Kalau dia hamil bagaimana?" Tanya salah satu teman Gavendra, membuat langkah Hara terhenti disebalik tembok.
"Menurut lu?" Tanya Gavendra balik.
Mereka semua diam beberapa detik.
"Bakal gua suruh gugurin." Jawab Gavendra memecah keheningan.
"Gua gak mau nama baik dan cita-cita gua hancur cuma karena anak yang tak diharapkan." Jelas Gavendra.
"Wahh kejam lu Gav. Padahal kalo lu punya anak sama dia, anak lu pasti goodlooking semua, secara emaknya cantik bening banget begitu." Sambar Raga
"Dia emang cantik, cantik banget... tapi sayangnya miskin."
"Kalau aja dia nggak miskin, gua pasti dengan senang hati ngejadiin dia pacar gua." Kata Gavendra kejam.
*****
Sebagian teks dihapus.
Lanjutannya ada di Fizzo ya.
Buat kalian yang mau baca lanjutannya bisa ke Fizzo, di Fizzo judulnya beda, tapi ceritanya tetap cerita yang sama. udh masuk season dua.
penulis: darksecret
judul: Playing Hard.
ig: darksecret_123
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing Hard (Explicit Content)
Chick-LitWarning!!! Cerita mengandung konten 21+ Anak dibawah umur munduuuurrr!!! "Gav... akuh.. mhh," "Tahan shh... jangan keluar sebelum ku suruh, or you'll get the punishment!" Ancam Gavendra. Tubuhnya terus menghentak makin kuat dan dalam, menumbuk titi...