09. Forget your troubles, get happy

741 87 1
                                    

Entah dihitungan berapa Jungkook menangis akhirnya dia bisa tidur saat dia memang sudah merasa sangat lelah, melihat itu Taehyung juga sama sekali tak bergerak untuk mundur melepaskan miliknya agar suaminya bisa tidurnya nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah dihitungan berapa Jungkook menangis akhirnya dia bisa tidur saat dia memang sudah merasa sangat lelah, melihat itu Taehyung juga sama sekali tak bergerak untuk mundur melepaskan miliknya agar suaminya bisa tidurnya nyaman. Dia tak melakukan itu. Taehyung hanya terus memberi usapan pada punggung dan menciumi kening, usaha lain memberi ketenangan. Tapi sungguh itu tak berpengaruh apapun.

Jungkook mengerjabkan mata, tubuh bergerak maju menelusupkan diri dalam dekapan mencari hangat. Ia mengusalkan hidung dan menyembunyikan diri dalam ceruk leher suaminya yang memang sudah terjaga lebih dulu, satu tangan menggengam ponsel dan satu tangan lain menjalar pada pinggang membiarkan Jungkook melakukan apa yang dia mau.

"Jam berapa?" Jungkook serak.

"Setengah sembilan," ujar Taehyung memberi melirik jam pada ponselnya.

"Aku harus bekerja-akkh sakit." mendengar pukul jam yang Taehyung beritahukan tentu Jungkook langsung dibuat tergerak untuk bangkit dan siap bekerja. Meski tahu dia sudah sangat terlambat karena jam masuk sudah dimulai satu jam yang lalu. Tapi serentak rasa sakit menjalar kuat pada pinggang terkhusus bagian bawah yang tak bisa diselamatkan. "Aku tidak bisa menggerakan tubuhku."

"Absen saja sayang. Aku juga tidak akan pergi hari ini." Taehyung menarik Jungkook sedikit lebih atas dan kembali mengecupi pipi mengalihkan Jungkook dari rasa sakit yang masih pekat dia rasa. "Ada banyak maid yang sedang membereskan kamar kita. Untuk saat ini tidur saja di sini."

"Kalau begitu hyung aku harus mengabari mereka kalau aku tidak masuk bekerja." Jungkook mencicit.

"Kabari saja."

"Ponselku."

Mau tak mau Taehyung bangkit, dia sudah memakai boxer ketat berwarna hitam dan seluruhnya pria itu memang masih telanjang. Taehyung pergi ke kamar untuk mengambil ponsel milik Jungkook agar suaminya bisa mengabari rekan kerjannya karena hari ini memang tak memungkinkan dirinya untuk bekerja.

"Haewonie!" panggil Jungkook. Dia mencari aman dengan menelpon perempuan muda itu, salah langkah menelpon rekan kerja prianya atau perempuan lain Taehyung pasti banyak bertanya. Pria itu kini ikut mendengarkan.

"Oppa! Oh astaga kau menelponku. Oppa di mana, aku sudah mengantarkan kopi di mejamu tapi kau belum datang. Yang lain juga ikut mencari karena tak biasanya kau datang kesiangan. Oppa kau baik? Di mana kau sekarang." Haewon meribut di telpon. Dia memang sudah meletakan kopi rutin yang biasa ia bagikan pada setiap pegawai di sana. Hanya saja sebelum mendapat telpon dia kelimpungan karena meja milik Jungkook masih terlihat kosong.

"Aku masih di rumah."

Haewon membulatkan mata dan kepala yang mundur kebalakang. "Eh, oppa belum berangkat? Kupikir terjebak macet atau tertinggal bis."

"Iya, aku baru saja bangun karena ... urusanku semalam yang menyita waktu. Aku terjaga dan baru tidur saat dini hari, jadi bangun pagi. Karena terlanjur siang jadi aku tak memutuskan pergi saja." pipi bersemu saat yang disamping berbisik tepat ditelinga memperjelas urusan seperti apa yang menyita waktunya sampai dia bangun kesiangan. "Wonnie apa kau bisa memberitahu manager aku tak bisa datang ke kantor hari ini, tapi tak masalah simpan saja pekerjaanku di atas meja biar aku kerjakan besok harinya ya."

(Im) Perfect Ways to Kill My Husband [TAEKOOK] [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang