love letter

67 15 0
                                    

Suasana kantor tampak hening setelah kejadian semalam.


Ditempat lain Irene dengan ice americanonya menunggu pintu lift terbuka. Irene yang masih mengumpulkan kesadarannya setelah mabuk beratnya tak menyadari lift didepannya telah terbuka sempurna.

"Apa kau akan berdiri disana sepanjang hari?" Sahut Suho memecahkan lamunan Irene.

Irene tertegun mendapati Suho sudah berada didalam lift, dan segera memasuki lift tanpa menengok sedikitpun ke arah Suho.

"Alih-alih americano, sebaiknya kau minum ini" Suho menyodorkan obat pengar.
"Ah, terimakasih" Irene mengambilnya dan membungkuk sedikit tanpa melihat ke arah Suho.
"Jangan khawatir, aku tidak akan memarahimu karena kecerobohanmu semalam. Kau pasti minum sangat banyak" Suho kembali memecahkan keheningan.
Irene diam tak tahu harus membalas apa.

Beruntung pintu lift segera terbuka sebelum Irene kehabisan waktu untuk berpikir harus berkata apa. Seluruh mata memandang kearah mereka berdua, tak terkecuali Katy yang memasang wajah datar dan menganga melihat Irene muncul dibalik pintu itu dengan Suho. Irene mempercepat langkah menuju meja kerjanya dan meninggalkan Suho yang masih didepan lift.

Suho menatap punggung Irene yang semakin menjauh darinya. Dia yakin Irene pasti memiliki hubungan dengannya. Tapi untuk memaksa ingatannya saat ini sama saja dengan melukai dirinya sendiri.

---

Hampir 12 jam Irene duduk terpaku dimeja kerjanya, sementara Katy tengah terlelap di sebelahnya menunggu sahabatnya yang menyelesaikan tugas lemburnya.
Irene menghela nafas gusarnya sembari mematikan layar komputer didepannya. Menengok jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Katy, YA Kim Katy" Irene membangunkan Katy yang tidur sudah hampir sejam.

"Kau sudah selesai?" Katy mengerjapkan matanya, mencoba mengumpulkan kesadarannya.

"Ayo pulang aku sudah selesai" Irene mengemas barang-barangnya kedalam tas.

"Aku lapar, ayo makan dulu. Kita sudah lama tidak makan malam bersama kan? Aku mau tteokbokki pedas" Katy menggandeng tangan Irene.

"Cool! Ayo pergi" Irene tersenyum kecil.

--
[Kita harus bersama lagi, saat kau sadar dan bangun kembali kita harus menghabiskan banyak waktu bersama lagi. Bangunlah, aku menunggumu⭐]

[Aku membawakan mu surat lagi hari ini, aku tahu kau tidak akan membacanya. Tapi tolong segeralah bangun dan bacalah surat-surat ini saat kau bangun⭐]

[Kau semakin kurus, aku makan dengan baik selagi kau tertidur disini. Aku tidak mau saat kau bangun nanti justru aku yang terbaring lagi karena menolak makan. Cepatlah kembali dan ayo makan bersama lagi⭐]

[Kau ingat saat kita bermain dipantai? Kita berjanji untuk terus bersama walau apapun yang terjadi. Aku akan menunggumu sampai kau kembali. Cepatlah bangun. Aku merindukanmu ⭐]

Suho membaca tumpukan dari surat-surat itu. Mencoba mengingat kembali, apakah ada sedikit memori tentang penulis dari surat ini. Namun lagi-lagi, telinga Suho berdenging dan terasa sangat pusing.

Air mata Suho mengalir. Dia menangis, memohon maaf untuk siapapun penulis dari surat-surat ini.
"Maafkan aku karena tidak bisa mengingatmu" lirih Suho.

--

"Ya, Irin-ah. Kau semalam benar-benar mengejutkan semua orang" Katy meracau pada Irene

"Tolong jangan katakan apapun tentang itu" Irene menanggapi dengan santai sambil mengunyah tteokbokkinya.

"Kau berciuman dengan manager kita!! Ah tidak- kau yang menciumnya lebih dulu. Wah kau sungguh berani irene"

Irene meraih Soju didepannya. Wajah Irene merah dengan sempurna. Panas segera menjalar diwajahnya.

"Yaaak Kim Katy berhenti menggodaku" gusar Irene.

"Kau mencium manager kita. Suho! Pak suho- kau menciumnya. Dalam keadaan mabuk pastinya-- kau pasti mabuk berat sampai berani melakukannya"

Irene tak tahu harus bagaimana lagi dan menaruh wajahnya dimana. Dia tau pasti, apa yang dilakukannya pasti karena dia sudah terlalu gila dengan semua situasi ini.

"Arrrgghh irene- kau benar-benar bodoh" Irene mengacak-acak rambutnya. Katy yang melihatnya saat ini hanya mampu menertawakan sahabatnya itu.

"Kau pasti memenangkan lotre-- bisa mencium laki-laki setampan kepala manager kita" Katy memegang dagunya berandai-andai dirinyalah yang terlibat disituasi itu.

"Yakk!! Apa kau gila-- ah tidak bukan kau-- tapi aku pasti yang sudah gila" Irene hampir menangis.

"Hahaha sudahlah, manager kita juga pasti memaklumi situasimu semalam yang mabuk berat. Tenanglah, kau tidak mungkin dipecat hanya karena menciumnya" Katy menenangkan sahabatnya itu.

"Aishh Irene kau sangat bodoh. Bagaimana bisa menciumnya. Kau pasti sudah gila. Tapi-- apa dia tidak mengingatnya sedikitpun-- bagaimana bisa kau lupa semuanya" lirih Irene sedih.

"Sudahlah ayo habiskan tteokbokkinya. Biarkan rasa malumu hilang bersama tteokbokki ini" Katy memecahkan lamunan Irene dan menyuapinya tteokbokki.

"Tapi ngomong-ngomong aku senang melihatmu yang seperti ini lagi. Sudah lama aku perhatikan kau kebanyakan diam dan melamun. Aku khawatir ada yang membebanimu" Katy tersenyum.

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir" Irene membalas senyum sahabatnya yang menyebalkan itu.

-TO BE CONTINUED-
HAIIII READERS MOHON MAAF BANGET AKU BARU AKTIF LAGI SETELAH SETAHUN 😭 SEMOGA READERS FF INI BELOM PADA KABUR YA. SOALNYA AKU BENER2 LAGI MENATA MENTAL:") LAGI GA BAIK-BAIK AJA. AKU HARAP YANG DILUAR SANA, YANG MUNGKIN JUGA HATINYA LAGI GA BAIK-BAIK AJA, SEMOGA KALIAN LEKAS MEMBAIK YA. SEMOGA KITA SEMUA SELALU SEHAT.

BTW JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK BERUPA LIKE DAN KOMENTAR YA 😊 BIAR AKU TAU KALAU-KALAU FF KU NGEBOSENIN APA NGGAK. MAKASIH BUAT YANG UDAH BACAAAAA. LOVE YOUUUU SURENE SHIPPER ❤️❤️

Love Letter [SURENE #ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang