i wanna say to you

66 16 4
                                    

(sebelum lanjut maaf banget, untuk chapter sebelumnya aku ada kesalahan pengetikan alur😭 kelamaan Hiatus setahun sampai sedikit lupa alur terakhir dari chapter ketiga kayak apa. Jadi yang udah terlanjur baca chapter "love letter" tolong di baca kembali ya. Karena ada beberapa yang aku revisi karena kesalahan🙏)

--

Sudah sepekan lebih Irene tak bertemu atau bahkan berpapasan dengan Suho. Kegelisahan dihati Irene sedikit meningkat. mengingat situasi Suho yang sekarang cukup berbeda dengan yang dulu. Irene khawatir jika Suho kembali mengalami sakit pasca insiden yang di alaminya.

Irene tak henti-hentinya memandangi ruangan tempat Suho berada seharusnya. Dia bahkan tak punya akses untuk bertanya kepada siapapun tentang keberadaan Suho. Irene bisa saja menemui ayah Suho, tetapi dia mengurungkan niatnya berkali-kali.

Setelah berkali-kali mengedarkan pandangannya ke ruangan kepala managernya yang hilang entah kemana, Irene memutuskan untuk beristirahat sejenak di atap sekedar menjernihkan pikirannya.

Irene menekan tombol rooftop pada sejejeran tombol di lift. Bersandar pada sudut lift tersebut. Sesampainya disana, Irene menyusuri rooftop yang tampak sepi. Mengingat ini hari weekend, suasana kantor tampak sepi. Hanya beberapa orang yang ingin menuntaskan pekerjaannya sebelum Minggu berikutnya datang yang secara sukarela menginjakkan kakinya dihari weekend.

Irene berdiri memegang tiang pembatas di atas sana. Membiarkan angin menerpa wajahnya, sesekali dia menarik nafas dengan gusar. Ingin sekali rasanya dia menangis saat itu juga.

Irene mengeluarkan ponselnya, membuka galeri untuk melihat beberapa slide foto disana. Dia tersenyum sebelum menangis di sepersekian detik berikutnya. Dia menatap gambar yang ada dilayar ponselnya. Gambar yang tak lain adalah potret dirinya bersama Suho. Berharap bahwa semuanya hanyalah mimpi. Berharap bahwa ia akan segera bangun dari mimpi ini.

"Harusnya sekarang kita sedang bersama" gumam Irene.

"Ya, kita memang bersama" Irene dikagetkan dengan suara yang tiba-tiba membalas gumamannya dan memecahkan keheningan di atap itu.

"Su-suho?-- ah, maksud saya ketua manager. Bagaimana anda bisa disini-- maksud saya, sudah seminggu lebih anda tidak kelihatan" Irene segera menyembunyikan ponselnya ke dalam sakunya.

"Ah itu-- aku kemarin sedang ada beberapa kepentingan-- tapi, apa kau menangis?" Tanya Suho mendekatkan wajahnya ke wajah Irene.

"Ini-- bukan. Mataku akhir-akhir ini sering berair" Irene terkekeh.

"Syukurlah. Aku pikir kau menangis karena harus tetap lembur di hari weekend" Suho mengedarkan pandangannya ke gedung-gedung tinggi didepannya.

Keduanya hening. Irene tak bergeming dan memilih untuk menikmati pemandangan disana bersama orang yang sudah seharusnya. Sesekali Irene melirik ke arah Suho.

"Pemandangan disini bagus bukan? Setidaknya disini tidak menyesakkan" Suho memecah keheningan.

"Umm!" Irene mengangguk tersenyum. Sepintas ia bahagia mendapati Suho yang saat ini bersamanya disana.

"Kau bisa berbohong rupanya" Suho berbalik menatap Irene.

Irene kaget dan membalas tatapan Suho "apa maksudmu?".

"Kau baru saja menangis tapi pura-pura tidak menangis" Suho menunjuk wajah Irene.

Irene diam tak bergeming.

"Lihat ini-- makeupmu sedikit terhapus" Suho menunjuk pipi Irene.

"Tak apa-apa kalau ingin menangis. Kita tidak harus selalu tersenyum. Kalau kau sedih ataupun merasa sakit-- sudah sewajarnya untuk menangis. Itu hal yang manusiawi"

Keduanya kembali hening.
"Aku harap kau tidak kesusahan sendirian. Carilah orang lain untuk bersandar" Suho kembali memecah keheningan.

Sesaat irene menatap ke arah Suho, dan kembali mengedarkan pandangannya ke arah gedung-gedung didepannya. Deg-- Irene menyandarkan kepalanya tepat dibahu Suho. Suho kaget namun tak bergeming sedikitpun. Keduanya hening cukup lama.

Air dipelupuk mata Irene mulai membendung. Ingin rasanya dia menangis dan berteriak saat ini didepan orang ini, ingin sekali rasanya dia mengakui siapa dirinya. Irene segera mencegah bulir dimatanya untuk jatuh. Irene yang sedari tadi menyandarkan kepalanya dibahu Suho, mengangkat kepalanya. Ia menatap Suho dalam hening, tatapan mereka beradu untuk beberapa saat.

"Aku-- kau tahu-- sebenarnya aku" suara Irene bergetar menahan tangis.

Suho menatap heran ke arah gadis yang saat ini terlihat begitu rapuh baginya.

"Aku minta maaf-- sepertinya aku terlalu lancang kepadamu. Aku cuma karyawan biasa-- tapi lagi-lagi aku bertindak bodoh. Aku minta maaf karena tidak sengaja-- kemarin aku sangat mabuk dan tidak bisa mengendalikan diriku dan sekarang-- aku justru dengan beraninya bersandar kepadamu. Aku benar-benar minta maaf" Irene tertunduk lesuh.

Suho tersenyum menatap gadis yang tengah tertunduk menahan malu didepannya.

"Aku memakluminya-- tapi aku tidak akan memakluminya jika terjadi sekali lagi" Suho masih menatap Irene .

Irene tertegun. Irene tak sanggup mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah Suho.

"Terimakasih-- aku pastikan tidak akan ceroboh lagi-- aku permisi dulu" Irene buru-buru membungkukkan badan dan segera berlalu dari hadapan Suho.

Suho terkekeh melihat tingkah konyol Irene, sebelum ia sadar kalau dia kembali lupa menanyakan nama gadis tersebut.

--

Irene buru-buru berlari ke arah tempat makanan favoritnya sebelum tempat itu tutup.  Sesegera mungkin Irene memesan makanannya begitu berhasil tiba disana.

setelah menunggu beberapa saat, Irene mengaduk makanannya. Menyantap sambil berpikir tentang kejadian siang tadi di atap.

"Sebenarnya apa yang aku pikir kan tadi? Kau benar-benar berpikir untuk jujur dengannya, Irene? Bagaimana kalau kejujuranmu berbahaya untuk dia. Bagaimana kalau dia bingung, atau bahkan shock karena begitu tiba-tiba. Jangan gegabah Irene" Irene kembali mengunyah makanannya.

--

"Dia sangat cantik. Tapi terlihat sangat menyedihkan"

-TO BE CONTINUED-
BTW MAAFIN SOAL CHAPTER SEBELUMNYA AGAK KELIRU YA. SOALNYA KELAMAAN HIATUS:")
BTW JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAH. BIAR AKU SEMANGAT UP. OIYAH UNTUK ILUSTRASI NANTI AKU UP DI TIKTOK @SMFAMILY_INDO YAHHH. JANGAN LUPA FOLLOW TIKTOK JUGAAA. THANKS FOR YOUR SUPPORT EVERYONE ❤️ STAY HEALTHY


Love Letter [SURENE #ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang