Bramantyo Hariadi menggeram marah, pasalnya sudah beberapa hari ini ia tak melihat batang hidung putri satu-satunya yang dimikikinya, putri bandelnya yang selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Ayah dan anak itu memang tinggal serumah dan disatu atap yang sama namun karena kesibukan yang mereka miliki masing-masing keduanya selalu tak sempat bertemu, Bram -panggilan papanya Mila- selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya sementara Mila sibuk dengan kuliah dan kenakalannya yang lain, selain itu karena merasa kesepian di rumah maka perempuan cantik tersebut juga gemar mencari perhatian di luar rumahnya.
Sore ini Mila baru saja tiba di rumah, ia disambut dengan tatapan tajam papanya yang sengaja menunggunya.
"Dari mana?" tanya Bram -papanya Mila-.
"Dari kampus lah pah" sahut Mila.
"Jangan bohong Mila, tadi papa telpon Bella dan dia bilang kelas kalian sudah bubar sejak jam tiga siang" omel Bram.
"Ya aku mampir ke makam mama sebentar tadi" sahut Mila.
"Yakin ke makam mamamu? tidak sedang bohong?" selidik Bram.
"Ya iyalah pah, mana mungkin aku bohong" sahut Mila.Bram merentangkan kedua tangannya dan Mila pun menghampiri sang papa memeluknya.
"Papa merindukanmu nak" ucap Bram.
"Mila juga kangen papa, papa sih sok sibuk terus, aku kesepian tau pah" ucap Mila dengan manja.
"Maaf ya. Emm bagaimana kalau kita atur waktu berdua, kita seharian jalan-jalan bareng quality time?" ajak Bram pada putrinya.
"Hm ya boleh tapi nanti ya, untuk sekarang aku masih sibuk dengan beberapa jadwal kuliah" ucap Mila.Keduanya kemudian berpindah ke sofa berbincang ringan di ruang keluarga.
"Yakin cuma kuliah? tidak dengan seorang pria?" goda Bram.
"Ih papa" seketika wajah Mila memerah.
"Kamu sedang dekat dengan seseorang nak? kalau iya ajak kemari papa ingin kenal" ucap Bram.
"Memang papa ada waktu? biasanya kan papa selalu sibuk" sahut Mila.
"Buat anak papa pasti selalu papa usahakan meluangkan waktu" ucap Bram.
"Nanti ya pah" ucap Mila.Bram menarik nafasnya, desahan nafasnya terdengar cukup keras.
"Tidak terasa kamu sudah sebesar ini nak, sudah dewasa sudah dua puluh satu tahun, dan papa rasa sudah saatnya ada seseorang yang menyeriusimu nak, untuk menggantikan papa nantinya ketika papa sudah tidak ada lagi menjaga, mengasihi dan menyayangimu" ucap Bram seraya mengusap puncak kepala Mila.
"Papa bicara apa sih, papa gak akan ke mana-mana, papa akan tetap selalu sama Mila" sahut Mila, ia memeluk lengan papanya.
"Iya papa akan selalu di sini sama kamu nak, tapi kan tidak selamanya" sahut Bram.
"Ssttt papa bicara apa sih, aku gak suka" omel Mila kesal.
"Makanya kamu jangan bandel jangan main sana sini carilah yang serius, biar cepat dikawinin biar papa bisa gendong cucu" canda Bram.
"Ih papa" rengek Mila kesal.
"Papa serius Mil, sudah ya jangan bandel lagi, jangan suka keluyuran gak jelas" tegur Bram pada sang putri.
"Aku keluyuran karan mencari kesibukan pah, aku kesepian di rumah" ucap Mila.
"Sepi? di rumah banyak art, banyak yang nemenin kamu" ucap Bram lagi.
"Iya memang banyak pah, tapi aku gak nyambung bicara sama mereka" sahut Mila.
"Hhh Mil kamu ini ada aja alasannya" omel Bram.
"Ya sudah aku mandi dulu pah" ucap Mila yang kemudian berdiri menuju kamarnya.---
Di rumahnya Kevin yang juga baru pulang kantor disambut Tania, seperti biasanya perempuan itu selalu menyambut Kevin dengan senyum terbaiknya.
"Kania mana?" Kevin menanyakan putrinya.
"Tadi dijemput mama papa" sahut Tania.
"Oh" angguk Kevin.
"Aku sudah siapkan air hangat buat kamu mandi" Tania mengikuti langkah Kevin ke kamar mereka.
"Ya terima kasih, kamu selalu seperhatian ini padaku" ucap Kevin.
"Tentu saja, aku berusaha jadi istri yang baik buat kamu Vin" ucap Anggia.Kevin baru saja keluar kamar mandi, rambutnya yang masih nampak basar serta sisa air di tubuh kekarnya membuat pria itu semakin terlihat bergairah dan Tania menyukai itu. Perempuan yang tak kalah cantiknya dari Mila itu kemudian mendekati Kevin memberikan piama pada pria tersebut.
"Bajumu" Tania memberika piama tersebut pada Kevin.
"Terima kasih" ucap Kevin.
"Sudah lama kita tidak quality time berdua, mumpung Kania lagi sama mama bagaimana kalau malam ini kita keluar nonton lalu belanja" ajak Tania.
"Lain kali ya, aku cape banget hari ini" tolak Kevin.
"Yah sayang banget padahal mumpung Kania lagi sama mama, tapi gapapa ya sudah kamu istirahat saja, aku buatkan teh ya" ucap Tania yang kemudian diangguki Kevin.Duduk di balkon kamarnya Kevin dan Tania, menikmati teh panas dengan beberapa camilan yang menemani mereka disertai obrolan ringan.
"Besok weekend kita jalan ya mungkin ke puncak, tapi jemput Kania dulu" ajak Tania.
"Besok aku ada kerjaan di luar kota Tan" bohong Kevin.
"Weekend masih kerja juga?" tanya Tania.
"Ya ada meeting untuk proyek baru" bohong Kevin lagi.
"Meeting di luar kota di mana?" tanya Tania.
"Puncak" sahut Kevin.
"Ya sudah sekalian aja aku dan Kania ikut, kita sekalian liburan" ucap Tania.
"Gak bisa Tan, klienku juga gak ada yang bawa keluarga, aku gak enaklah kalau ajak kalian" sahut Kevin.
"Lalu kapan kamu ada waktu buat aku dan Kania? Kamu selaku sibuk dengan pekerjaanmu, akhir-akhir ini aku merasa kamu berubah Vin, kamu melupakan kami, dan lebih menomersatukan pekerjaan. Kamu bahkan gak pernah lagi menemani Kania main, kamu berubah Vin" Tania mulai memprotes suaminya.
"Berubah gimana sih" sahut Kevin, ia masih berusaha bicara dengan nada yang cukup tenang.
"Kamu berubah Vin, kamu asik dengan duniamu sendiri. Kamu sibuk kerja, kadang lembur dan pulang ketika malam sudah larut" ucap Tania marah.
"Aku kerja juga buat kamu kok buat Kania, sudahlah jangan banyak protes" omel Kevin.
"Kamu bukan Kevin yang dulu kamu berubah" Tania memilih pergi dari pada terus berdebat dan berakhir dengan sebuah masalah nantinya.❤❤❤
Yang gak sabar lanjutannya bisa baca di sini yaa⬇️
- Aplikasi KBM
- Download di playstore (playbook)
- Chat ke 082352214834 untuk mendapatkan pdf-nya❤❤❤
5
2 agustus 2022