21: "Trial"

56 8 8
                                        

Sebuah pertanyaan yang muncul yaitu, apakah perlakuan seperti itu hanya sebuah rasa kasihan karena ditinggal oleh kembarannya?
Semenjak hari di mana Nadhif meminjamkan baju kepada Joan, ia selalu memikirkannya.

Untuk apa?

Joan menanyakan alasan Nadhif memperlakukannya berbeda, tapi dia hanya diam dan selalu mengalihkan topik pembicaraan. Joan tidak akan bisa diam jika rasa penasarannya belum terjawabkan.

"Lo gak malu waktu dilihatin orang-orang karena gak pakai baju?" tanya Joan saat itu.

"Ngapain malu, lihat badan gue gak dosa. Lagian, nih, badan gue terlalu sempurna untuk dilihat banyak orang. Mereka kayaknya beruntung karena gue pinjemin baju sama lo."

Joan hanya bisa mendengkus kesal, lalu pergi dari hadapan Nadhif. Namun, siapa sangka karena baju itu hubungan mereka mulai dekat dan Joan tidak masalah jika Nadhif selalu berada di dekatnya. Tidak hanya perihal itu, Joan memang telah melihat Nadhif sebagai dirinya sendiri, bukan sosok Bagas.

Memulai dari awal? Ya, Joan akan melakukannya.

"Dia benar udah nerima lo, Dhif?" tanya Alby yang penasaran dengan hubungan mereka.

"Kadang dia masih sering salah nyebut nama gue, tapi gak apa-apa tandanya dia gak lupain Bagas," jawabnya santai.

"Tapi, lo suka sama Joan, kan?" tanya Arion dan membuat semua tatapan tertuju kepadanya. "Gue salah nanya? Kalau lo suka sama dia, ya, bagus. Tapi, kalau gak, kasihan Joannya," sambungnya dan sekarang tatapan temannya tertuju kepada Nadhif.

Pertanyaan yang tidak mendapatkan jawaban karena Joan dan kedua temannya datang sesuai dengan permintaan mereka tadi pagi. Arion masih menatap Nadhif, ia menarik napas pelan, lalu menganggukkan kepala saat Joan menyapanya.

"Aman, Jo?" tanya Angga.

"Aman. Lo gimana sama Hana? Aman?"

Gelak tawa langsung terdengar karena keduanya sekarang telah menjalin hubungan, tepatnya pada saat malam mereka menginap di sekolah. Sungguh menjadi malam yang romantis bagi mereka.

"Gue gak bisa lama, mau langsung pulang," ucap Joan. "Dan ini titipan tadi." Joan menyodorkan kantong plastik yang berisikan goreng singkong titipan mereka.

Nadhif mengeluarkan dompetnya untuk mengganti uang Joan yang digunakan. "Kalau ganti pakai cinta, gimana?" tanya Nadhif.

"Ha?"

Bukan Joan saja yang menganga karena pertanyaan Nadhif, tapi semuanya ikut teralihkan dari goreng singkong yang mereka rebutkan.

"Becanda, Jo," ucap Nadhif sambil tersenyum dan menyerahkan uang 20.000-an. "Kalau lo mau juga gak apa-apa, sih. Bagus banget," sambungnya.

Joan tidak merespon apa pun. Hal yang sangat mendadak baginya. "Lagian, lo dulu sama Bagas gak ada hubungan, kan? Kalau sama gue mending pacaran aja, biar beda dari Bagas," lanjutnya lagi.

Makanan yang sudah ada di dalam mulut Alby ia keluarkan lagi, tidak percaya dengan pengakuan yang diberikan oleh temannya itu.

"Tadi Arion juga nanya, 'lo suka sama Joan?' sekarang bisa tahu, kan jawabannya?" Joan mengangkat tangannya setinggi dada, menyuruh Nadhif berhenti untuk berbicara. "Lo meragukan perasaan sendiri?" tanya lagi membuat Joan tidak bisa berkata-kata.

HIRAETH - Ryujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang