jangan takut

1.1K 147 156
                                    

Setelah jauh dari kerumunan, tzuyu menghempas tarikan mina dari tangannya.

"Selesai acara, minta maaf sama Seyong"

Tzuyu terkekeh sambil menggerak-gerakkan tangannya yang sedikit memerah, akibat mina yang terlalu erat menggenggam nya. "Udah? Gitu doang?"

"Kakak srius, Tzu. Yang kamu lakukan tadi itu keterlaluan"

"Dia udah nyuri barang aku, kak. Dia layak digituin!"

"Cuma gara-gara barang doang, kamu sampe tega cebur-"

"Cuma?" tzuyu memotong ucapan mina, menatapnya tak habis pikir "dia udah lancang ngambil gelang yang diberikan kak sana buat aku. dan kakak bilang itu cuma? Kakak gak tau betapa berharganya gelang itu buat aku"

"Gak usah berlebihan. Gelang apapun masih bisa dicari dan dibeli. Jangan disamain dengan nyawa seseorang. Kamu mau jadi pembunuh? Kakak gak pernah ngajarin kamu jadi seorang kriminal"

"Nyebur doang gak bikin orang jadi mati"

"Tapi buktinya kamu hampir bunuh dia? Seyong gak bisa berenang asal kamu tau"

"Huh, menakjubkan" tzuyu mendengus geli "Diam-diam kakak tau banyak yaa soal si jalang itu" lanjutnya dan tanpa sadar mengeluarkan sedikit air mata.

Tzuyu tidak cengeng, dia hanya iri. Ntah kemana sosok kakaknya yang dulu? Tzuyu rindu mina yang dulu

Mina menghela napas kasar "Dia punya nama, Tzu. Panggil yang sopan"

"Terserah aku. Jangan atur aku selagi kakak masih terus belain dia"

"Tzuyu!"

Tzuyu memalingkan wajahnya, mendongak sedikit, berusaha menahan air mata yang berlomba-lomba minta keluar. "Hh. kalau aku bilang aku gak dorong dia, kakak percaya? Nggak! Gak mungkin kakak bakal percaya. Jadi percuma"

Perkataan tzuyu membuat mina mengerutkan dahi

"Percuma aku jelasin sama kakak" tzuyu menggantung ucapannya lalu menatap mina

"buang-buang liur"

Mengakhiri ucapannya, tzuyu berjalan pergi. Meninggalkan mina yang terdiam seribu bahasa.

Mina menjongkokkan tubuhnya kebawah, memejamkan matanya sebentar lalu mengusap wajah kasar. Ah sial! Dirinya lagi-lagi merasa gagal menjadi seorang kakak.


╞═════𖠁𐂃𖠁═════╡

. 08xx
makasih udah nolongin aku kak sana.
•maaf udah bikin kakak basah kuyup karna nolongin aku🥺

Tzuyu
Jalang?•

08xx
•ehh kok malah lo?! Sorry salkir

Tzuyu
Gue tau lo sengaja, anj•

08xx
tunangan lo baik banget 🥺
•buat gue aja ya🥺

Tzuyu
Lo turun ke bawah atau gue yang keatas?•

08xx
•sensian, gak asik lo😔
•ohiya, lo pasti liat dong. tadi gue juga dianterin pulang sama tunangan lo.
•bilangin makasih ke dia

Tzuyu
Wkwk•

08xx
??

Tzuyu
Cuma dianterin pulang kerumah, kan?•
Kalau sampai pulang ke rahmatullah baru gue sampein ucapan makasih lo itu

08xx
•sialan

»»-----------¤-----------««

Suara pintu kamar yang terbuka membuat tzuyu menoleh reflek ke sumber suara. Sosok sana muncul dari balik pintu, gadis itu berjalan cepat kearah ranjang tempat tidur tzuyu.

"Ngapain kesini?" tanya tzuyu dingin

menghiraukan pertanyaan tzuyu, sana tanpa aba-aba memeriksa pipi tzuyu bolak-balik "bekas tamparan di pesta tadi, mana yang sakit? Udah dikompres?"

"Gak usah sok peduli" tzuyu menghempas lengan sana dari pipinya dengan kasar "jawab aja pertanyaan aku tadi, ngapain kakak kesini?" ulangnya penuh penekanan di stiap kata

"Aku tunangan kamu, tzuyu"

"H'h tunangan ya?"

"Tunangan macam apa yang lebih sibuk ngurusin orang lain, daripada tunangannya sendiri"

"Tzuyu dengerin-"

"Kakak rela nyebur demi nyelametin orang yang gak aku suka. Kakak rela basah kuyup bahkan sampe nganterin dia, memastikan dia baik-baik aja. Tanpa mikirin perasaan aku?" jedanya sebentar "aku cemburu, Kak sana!"

Sana menggertakkan rahangnya "dengerin aku, tzuyu! Kalau bukan karna kamu, sekalipun aku gada niat buat nolongin dia. menurut kamu apa yang terjadi seandainya Seyong  gagal selamat? Semua orang bakal ngeliat kamu sebagai tersangka. Kamu pikir aku bakal biarin hal itu?"

Tzuyu menggeleng pelan, dia menepis tangan sana saat hendak menggapainya

"Ikut aku!"

"Kemana? Kalau cuma nyuruh aku untuk minta maaf sama anak jalang itu. Mending lupain!"

Sana yang mendapat penolakan tersebut, menarik tubuh tzuyu lalu mendorongnya hingga menubruk dinding.

"Awh sak-"

Tanpa menghiraukan perkataan tzuyu, sana mencium begitu saja bibirnya dengan kasar. Melumatnya sedikit dalam lalu menggigitnya ganas. Membuat tzuyu triak kesakitan

Sana menghentikan ciumannya, lalu mengusap bekas salivanya yang menempel dibibir tzuyu "lain kali kalau ngerasa sakit, kamu bisa teriak kayak tadi. Sekarangpun kalau mau nangis, nangis aja. Gak usah ditahan. Disini cuma ada aku"

Tzuyu tak menjawab, deru napasnya belum normal akibat ciuman tadi. Namun tidak dipungkiri perkataan sana mampu melunakkan hatinya perlahan-lahan

"Atau masih mikirin soal gelang pemberian aku? Biarin aja. Gak usah dipeduliin. Gelang itu udah kehilangan harganya semenjak disentuh orang lain selain kamu"

"Kak" lirih tzuyu masih berusaha mengatur napasnya yang sempat terputus "jangan pernah tinggalin aku-- a-aku takut kalau harus hidup sendirian" lanjutnya berkaca-kaca

Sana tidak menjawab, ia hanya menarik tzuyu membawanya ke dalam dekapan. Menyalurkan lewat kehangatan berharap dapat diterima oleh tzuyu bahwa tidak ada hal yang perlu ditakutkan selama ada dirinya. karna semuanya akan baik-baik saja. (Semoga😌)

False (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang