selesai?

722 131 126
                                    

Tzuyu berjalan pelan menatap jalanan didepannya. Pikirannya saat ini seakan terbagi dua.

Satu sisi Tzuyu merasa kesal dengan tindakan sana di pagi tadi. Namun disisi lain pikiran Tzuyu melayang pada kejadian dikantin, melihat raut tunangannya yang nampak sakit, jujur saja membuat Tzuyu sedikit khawatir.

"Tzuyu"

Dari jarak satu meter disamping Tzuyu, terdapat Sana yang sadari tadi menyamakan langkahnya. Memerhatikan Tzuyu yang sepertinya masih enggan untuk berbicara dengannya.

"Hmm" balas Tzuyu dengan tatapan yang masih pokus pada jalanan

Sana menarik napas panjang kemudian menghembusnya pelan "Kangen"

Ucapan sana lantas menghentikan langkah Tzuyu. Tatapan keduanya sempat beradu untuk beberapa saat sebelum sana membuang tatapannya terlebih dahulu karna pertanyaan yang terlontar dari mulut Tzuyu

"Kak, muka kamu pucet?"

"Hah? A-aku gapapa"

"Gapapa gimana? Kamu sakit kak?" Tzuyu buru-buru menghampiri sana meraba dahi dan juga lehernya

Sana memperhatikan Tzuyu yang panik mengkhawatirkan keadaannya. Sana tersenyum tipis lalu tanpa aba-aba Sana memeluk Tzuyu "gapapa. Paling cuma sakit biasa aja"

"Ke dokter ya, kak. Diperiksa mau?"

Sana menggeleng "minta dikompresin kamu aja, boleh?"

"Iya boleh. Ayok"

>>>>>

Sudah hampir 2 jam mereka tertidur bersama, dan sana belum melepaskan pelukannya sampe saat ini.

"Kak sana"

"Iyaa"

Tzuyu mamainkan lembut rambut sana yang terlelap didadanya.

"Kakak gak ngerasa kesepian dirumah yang sebesar ini hidup sendiri?"

Sana merapatkan pelukannya dipinggang Tzuyu "kesepian.. Makanya aku pengen cepet-cepet bawa kamu kerumah ini"

Tzuyu terkekeh, membayangkan hidupnya yang akan tinggal bersama sana untuk selamanya membuat Tzuyu seakan lupa pada kesedihan yang sudah sana toreh padanya akhir-akhir ini.

"Kita gak tau apa yang bakal terjadi didepan, kak"

"Hmm" sana memahami keraguan Tzuyu "dan apapun yang terjadi didepan gak akan mempengaruhi aku buat bawa kamu kesini. ingat!"

"Sekalipun aku sendiri gak yakin?"

Sana tersenyum lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat dibibir Tzuyu "percayain semuanya ke aku, Tzuyu"

Tzuyu masih ingin menjawab jika saja suara pintu tidak mengganggu perbicangan keduanya.

"Kamu tunggu disini" kata sana hendak bangun namun tertahan oleh Tzuyu 

"Biar aku aja yang buka, kepala kakak masih pusing"

Sana tidak ada pilihan lain sealin menurut. Tzuyu pun beranjak berjalan membuka pintu

"Ada perlu apa ya bi?"

"Maaf non, bibi ganggu waktu kalian. Ini tadi ada amang servis nganterin handphone ini kerumah, katanya atas nama non sana"

Tzuyu mengernyit menerima handphone yang jelas ia tahu bukan milik sana

"Ada apa?"

Serak sana dari arah belakang

"Kak, ini handphone siap-?"

Drrrt drrrt

Belum sempat Tzuyu melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba saja suara panggilan masuk muncul dilayar handphone yang sedang Tzuyu genggam saat ini.

Calon? -batin Tzuyu saat membaca nama kontak yang tertera

Menyadari hal itu mata sana membulat dan buru-buru ingin mengambil ponsel dalam genggaman Tzuyu, namun terlambat karna Tzuyu sudah lebih dulu menekan tombol hijau lalu menempelkan ponsel tersebut ketelinganya.

"Hallo, kak sana"

Mendengar suara dari sebrang telpon, Tzuyu terkejut bukan main "Jalang?"

"Kok handphone gue ada di lo? Kak sananya mana?"

"Handphone siapa lo bilang?"

"Yang lo pegang sekarang itu handphone gue"

"Kalian tukeran ponsel?" Tanya Tzuyu menatap tak habis pikir ke arah sana yang dibalas gelengan panik

"Lhooo kak sana gak bilang memangnya? Kak sana sendiri yang nawarin ponselnya biar dituker dulu sama gue"

"Dasar jalang gak tau diri lo, anj!"

Tzuyu langsung meremas dan mematikan panggilan itu sepihak

"Sekarang jelasin kenapa kalian bisa tukeran ponsel?" Lontar Tzuyu menggebu-gebu

"Sayang tenang dulu yaa. kita gak tukeran ponsel" ucap sana pelan, ingin Tzuyu merasa tenang terlebih dahulu.

"Gimana aku bisa tenang, kak! Dia namain kontak kakak sebagai calon--" Tzuyu terkekeh "jadi bener, kalian ada hubungan lebih dibelakang aku, iya?"

"Nggak sayang" sana menggeleng cepat saat menatap mata Tzuyu yang mulai berkaca-kaca

"aku gak tau sama sekali kenapa kontak aku dinamai begitu sama dia. Bahkan aku sendiri gak pernah save nomor dia di ponsel aku. kamu tau itukan?"

"Terus kenapa ponsel dia ada di kamu kak?!" Triak Tzuyu tertahan. Air matanya perlahan mengalir "dan kenapa ponsel kakak ada di dia?" Lanjutnya lemah sambil menekan-nekan dada yang terasa sesak

"S-sayang.. ceritanya panjang" tangan sana dengan pelan meraih pipi Tzuyu namun Tzuyu menepisnya

"Bakal aku dengerin"

"Kamu tenang dulu, mau?"

"Gak bisa kak.. hubungan kita lagi dipertaruhkan sekarang"

"Maksud kamu?"



"Aku mau kita selesai"

False (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang