fake

725 129 211
                                    

"Terus awasi dia. jika ada sesuatu yang mencurigakan, segera hubungi saya"

"Baik, nona"

HAP

Sana melirik tajam orang yang baru saja melemparkan belati kecil kearahnya. Belati itu hendak memangsa leher jenjangnya yang mulus kalau-kalau dirinya tidak sigap menangkap belati tersebut menggunakan tangan satunya.

"Sejak kapan lo berdiri disitu?"

"Sejak lo memutus video call sama Tzuyu"

Momo berjalan mendekati ranjang pasien, tangannya dari tadi sudah gatal pengen menjitak Sana. Namun tertahan karena Sana yang harus segera kembali menerima panggilan lain dari bawahannya.

"Ngapain?" Tanya Sana menatap momo yang nampak geram memandangnya

"Gak puas ya lo nyayat tubuh manusia sampe cairan infus sendiri lo sayat juga"

Tatapan Sana teralih pada infusan kosong yang menggantung disebelah ranjangnya, kemudian mengangkat kedua bahu acuh "gue gada pilihan"

"Ck" momo berdecak seraya mengganti infusan itu dengan yang baru "lo itu abis ketusuk. Tangannya diem bentar gak bisa apa"

"Tzuyu minta vc"

"Apa hubungannya?"

"Gue bilang gue lagi dikamar mandi"

"Terus?"

"Dia gak percaya"

Sepertinya momo paham kalau saat ini Sana tengah menjelaskan keronologi perinfusan. "dan lo gunain cairan infus ini ngalir kelantai biar tunangan lo percaya kalau lo emang lagi dikamar mandi? Iya, gitu?" Terka Momo tepat sasaran

"Ya lo liat sendiri gue sampe ganti baju dadakan gini"

Bener saja, dimana baju pasien yang sebelumnya Sana kenakan?

"Effort banget lo ngelabui Tzuyu"

"Bukan ngelabui, gue cuma gak mau buat Tzuyu khawatir"

"Gak mau buat Tzuyu khawatir atau lo takut kalau sebenernya.."

Preng!

Obrolan keduanya terintrupsi oleh suara pecahan vas bunga dari luar kamar

Shit

Momo mengumpat menyadari ada mata-mata disekitaran mereka. Ketika momo hendak mengejar, tiba-tiba tubuh mata-mata itu terbanting ke dinding koridor diiringi darah segar mengalir dibagian kakinya.

Momo berbalik menatap Sana yang kini tengah tersenyum puas. Hanya dengan sekali lemparan belati, Sana mampu membuat lawannya luruh kesakitan dan bahkan nyaris sulit dibuat gerak

"Urus, mo! Jangan sampai dia mati. Gue masih butuh orang itu"

Momo mengangguk

Sana menerawang ke depan, bibirnya yang semula senyum perlahan pudar. Berganti dengan tatapan kosong mematikan

Sana yakin mata-mata didepannya saat ini saling berkaitan dengan pelaku jubah hitam yang membobol kamar Tzuyu semalam

------

Masih pagi dan Tzuyu sudah dibuat bingung oleh kabar yang mengatakan kalau dirinya dan Sana sudah putus?? Lebih parahnya berita itu kini tengah menjadi konsumsi seluruh murid.

Kernyitan Tzuyu nyaris tidak pudar sepanjang dirinya berjalan menuju kelas, tidak dipungkiri telinganya juga ikut memanas mendengar kabar palsu itu.

False (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang