chap 2

118 18 1
                                    

“Hikss…brengsek sadarlah.. hikss”

“ini salahku karena kurang berhati-hati mengecek keadaan sekitar..”

“kau harus bangun bodoh… jika kau terus tertidur aku harus berpasangan dengan siapa?”

“hiksss…”

“noahh…”

Sayu-sayup suara itu menganggu alam bawah sadar noah, kelopak matanya berusaha untuk membuka sedikit demi sedikit, isak tangis yang ia dengarkan seperti lantunan lagu yang membuatnya tersadar. Ah! Dia masih hidup rupanya. Mata noah mengerjap beberapa kali seakan menyesuaikan cahaya remang-remang dalam ruangan itu, ternyata ini bukan rumah sakit. Diusapnya kepala benny sahabatnya yang telungkup menangis sendu. Benny yang merasakan usapan tangan pada pucuk kepalanya mendongak, bibirnya tersenyum tipis melihat noah bangun, guratan kekhawatiran terukir jelas diwajahnya.

“aahh..iiirr..” ucap noah dengan suara parau

“ah!! Maafkan aku.. kau pasti perlu air, tunggu sebentar” ucap benny yang bangkit beranjak mengambil air untuk noah. Ekor mata noah hanya bisa melihat kearah kepergian benny.

Benny kembali membawa sebuah nampan berisikan segelas air, cotton bud, dan handuk basah. Diletakkannya nampan tersebut disamping meja kecil kasur noah. Dicelupkannya cotton bud tersebut kedalam gelas air dan dioleskannya dibibir noah guna memberikan noah air sedikit demi sedikit. Perlahan noah mulai merasa sedikit baik. Benny kemudian mengelap bagian tubuh noah yang lain untuk membuatnya merasa lebih segar.

“kita berada dimana?” ucap noah tiba-tiba

“aku membawamu kerumah agen N”

“ahh.. pantas saja ini tidak terlihat seperti markas kita”

“markas kita terlalu jauh.. kau banyak kehilangan darah. Aku sangat kacau karena kalimat bodohmu. Lain kali hentikan omong kosong tidak berbobotmu” ucap benny

“haghh…ohokk.. haghh..” tawa noah bercampur dengan batuk karena tenggorokkannya dipaksa untuk bekerja dengan cepat

“itu bukan bualan, kau tau ketika aku tertembak aku bahkan memikirkan aku sudah disurga”

“ucapanmu tidak masuk akal, bukankah lebih masuk akal jika kau mengatakan kau akan pergi ke neraka?”

“jadi kau setuju aku mati?”

“bodoh!” ucap benny sembari mencubit tubuh noah

“awhh.. hentikan.. aku pasien disini”

“kali ini kau aku lepaskan”

“bagaimana dengan bos? Dia marah?”

“lucu sekali kau menanyakan hal bodoh? Bos bahkan lebih mengkhawatirkan kau daripada misi ini”

“dia mengkhawatirkanku? Bos itu?”

“kau jangan pura-pura bodoh. Bahkan seluruh anggota tau bahwa kau kesayangan bos”

“kenapa itu terdengar seperti aku lelaki simpanannya?”

“bukankah begitu?”

“tidak! Bos memang baik, kalian saja yang tidak becus bekerja” ucap noah menyangkal

“terserahlah dengan agenda denialmu, ngomong-ngomong kau harus cepat pulih. Kita masih memiliki misi selanjutnya. Ini bahkan hanya berhasil 80% dari kinerja kita.”

“heii.. santai.. aku bahkan baru terbangun dan kau sudah sangat ingin menyelesaikan misi? misi selanjutnya kita akan sukses. Kau lupa kita dipanggil siapa?”

“jangan sebutkan nama konyol itu”

“ayo sebutkan slogan kita”

“tidak”

“kau tidak setia kawan, hanya ada kita disini biuuuuu....” ucap noah memohon.

Benny hanya bisa mendengus pasrah jika noah sudah memanggilnya biu. Topeng pekerjaan ini harus dilepaskan, artinya ini saatnya mereka menggunakan versi persahabatan mereka.

“baiklah” ucap benny mengalah

“siapa kita?” ucap biu pelan

“THE HANDSOME WOLF BARK BARK” ucap noah dan benny berbarengan

“sial!! Konyol sekali.. bark… bark.. kita benar-benar seperti anjing” ucap benny kesal

“hahahahaha… Tapi kau menyukainya bahkan sejak tiga tahun lalu”

“hah.. harusnya aku menyetujuimu saat kau mengatakan ingin membuka bar dan menjadi bartender kelas kampung. Itu terdengar lebih masuk akal. Dibandingkan sekarang, kita seperti bocah nakal yang sedang berpura-pura menjadi pahlawan” ucap benny dengan pandangan sendu

“hahahaha…. Sial! berhenti mengucapkan kelas kampung. Setidaknya kita mendapatkan lebih banyak uang disini” ucap noah

“yah.. aku tidak bisa menyangkal hal itu”

   

SUNYATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang