Di lubuk hati terdalam Taerin, ia masih belum rela jika Leedo benar-benar pergi dari hidupnya untuk selama-lamanya. Rasa cinta yang teramat sangat besar baginya. Tidak ada manusia yang peduli dengan kisah pahit hidupnya kecuali Kim Geon Hak.
Hidup dengan cukup dan bahagia itu semua karena Leedo. Ia adalah pahlawan bagi dirinya.
Tapi semua ini sudah takdir.
Sebelumnya Jaejoong memberikan jas ia pakai kepada anaknya itu dengan perasaan haru.
Pertama kalinya sang ayah itu merasa sedih sekaligus senang menyangkut Taeyong.
Sedih, mengetahui jika anak tunggal nya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Senang karena sebentar lagi Taeyong akan berstatus sebagai suami dari wanita yang di cintai nya.
Ruang ganti mereka terasa sunyi.
"Sudah terlahir tampan dan sampai kapanpun akan begitu." Ucap Jaejoong.
"Terima kasih pah." Jawab Taeyong sambil merapihkan jas.
Alis Jaejoong terangkat. "Bukan kamu. Tapi Papah!" Jelasnya cepat seraya kembali memandang wajah tampan di pantulan kaca.
Ingin rasanya Lee Taeyong itu mengumpat kepada Ayahnya sendiri, tapi kondisi memaksanya untuk menghemat energi.Sejujurnya pria itu sangat lemas dan pusing, tapi jika begini ia akan berusaha menguatkan diri.
Bagaimanapun ini kesempatan yang tidak akan datang dua kali.
Di mana Taerin lah yang mengajaknya menikah.
Bukankah itu yang Taeyong inginkan dari awal.
Ternyata di balik bunuh diri yang gagal ada sebuah kejutan yang tidak diduga-duga.
"Gimana Pah? Sudah rapih?" Tanya Taeyong.
"Sudah rapih, tinggal balikin ke Papah Dasi sama Jas kalo udah beres."Di situasi seperti ini sempat sempat nya Jaejoong membuat Taeyong sedikit frustasi, walaupun sebenarnya itu adalah salah satu cara mencairkan suasana tapi terkesan mengesalkan.
Pundak Taeyong di tepuk beberapa kali, ia tersenyum dan mengangguk.
Lee Taeyong keluar dari pintu lalu berjalan menuju Altar.
Di sana Taerin sudah siap sedia menunggu nya.
Boa tersenyum melihat anaknya yang akan segera menikah walaupun pernikahan yang ia inginkan adalah pernikahan yang besar dan mewah demi anak tunggal nya.
Jaejoong menggandeng anaknya dengan perasaan campur aduk, Taeyong melepaskan infusan saat di ruang ganti walaupun itu melalui perdebatan dengan penolongnya yang bernama Haechan. Setelah sampai di Altar ia tersenyum tipis lalu meninggalkan anaknya.
Momen yang langka, Haechan memutuskan melihat acara sampai selesai.
Sahabat Taerin masih ada, David bersama Boa dan Jaejoong duduk tenang di kursi.
Janji suci telah mengikat dua orang yang berbeda menjadi satu, yaitu Lee Taeyong dan Lee Taerin.
Mereka sudah resmi menjadi suami istri.
Taerin meneteskan air mata setelah sang suami mencium bibirnya.
Taeyong dengan tulus dan lembut menghapus air mata itu lalu memeluknya sesaat. Ia melirik semua orang yang ada di sana termasuk Jaejoong, David dan Boa.
Lihatlah betapa senang nya sang ibunda tercinta.
Namun perlahan kesadaran Taeyong menghilang.
Haechan yang duduk tidak jauh dari Taeyong segera berlari lalu mengangkat tubuh itu walaupun agak sulit. Sama seperti waktu ia menolongnya di Sungai Han. Tanpa memikirkan apapun dirinya segera membawa Taeyong ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Jaejoong, Boa dan Taerin panik tapi Haechan sudah berkata agar mereka tetap di sana menyelesaikan semuanya.
David menangis melihat Taeyong tidak sadarkan diri.
Taerin lemas, benar-benar lemas dan lelah dengan semuanya.
•••
Perlahan mata Taeyong terbuka, menatap langit-langit yang ia benci. Bau obat dan suara alat yang terdengar membuat dirinya mual.Pria itu tertegun melihat tangan yang melingkar di pinggangnya, itu adalah istrinya.
Lee Taerin.
Seketika senyum simpul di tampilkan di wajahnya yang masih terlihat pucat.
Tangannya perlahan membelai lembut rambut panjang itu dengan perlahan.
"Papahhh Taeyong~" Sambut semangat seorang anak yang baru saja masuk ke ruangan itu.
Taerin yang sedang bermimpi indah itu terbangun mendengar suara teriakan yang sangat ia kenali.
"Daviddd~" Ucap sepasang suami-istri itu lalu saling melempar senyum canggung.
"Aduh serasi banget kalian~" Celetuk Boa sambil tertawa kecil.
Rasanya Taeyong menjadi pria terbahagia di dunia saat itu.
Penantian, perjuangan dan bahkan ke putus asaan membuahkan hasil yang sangat ia inginkan walaupun itu opsi ke dua, karena opsi pertama adalah meninggalkan dunia ini dengan cepat.
Mungkin jika itu benar terjadi ia hanyalah sebuah wadah untuk menampung semua aspek kehidupan yang pada akhirnya lenyap tanpa ada keuntungan sama sekali.
Untung ada laki-laki yang menyebut dirinya 'Haechan si pahlawan'. Dan entah sejak kapan Haechan dan David menjadi akrab seperti ini.
Contohnya sekarang David dan Haechan sedang bermain game bersama di sofa dengan cemilan yang begitu banyak di meja.
Memang benar sedari tadi Haechan ada di sana tapi sama sekali tidak menyapa Taeyong, hanya menyapa Taerin saja padahal yang sakit adalah Taeyong.
Sungguh terlalu.
"Kapan aku bisa pulang?" Tanya Taeyong tiba-tiba.
"Kata dokter lusa."
"Sekarang saja."
"Tidak boleh!"
"Please~"
"Tidak!"
"Mahh pulang sekarang yaa?" Taeyong merajuk meminta pulang ke Ibunya karena di tentang keras oleh istrinya.
"Taerin bilang tidak ya mamah juga tidak!"
Taeyong menghela nafasnya panjang lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan membalikkan badannya.
Seperti anak kecil yang sedang marah.
Lebih tepatnya sangat mirip dengan David.
Taerin yang melihat itu tersenyum tipis, melirik Taeyong lalu melirik David.
Benar-benar sangat persis.
Wajah David dan Taeyong, sifat dan sikapnya selaras.
Tidak dipungkiri jika mereka berdua adalah laki-laki yang tampan. Taerin bersyukur wajah David mirip dengan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SECRET [LEE TAEYONG] ✔
FanficApakah pria bernama Lee Taeyong itu menyukai wanita atau sesama jenis? orangtuanya heran melihat tingkah cueknya terhadap siapapun, untuk itu mereka mengetes dengan menyewa beberapa wanita bayaran untuk menggoda Taeyong. Tapi pria itu berteriak : "D...