Bab. 1

234 22 1
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya bitch. Fuck u!

Selalu saja seperti ini. Mengkakang dan membatasi pergerakan Ed. Tak boleh ini tak boleh itu. Nanti kalau kami jatuh dan perut nya kenapa-kenapa gimana coba. Cobalah untuk diam saja di kamar mu. Aku tak mau bayi kita kenapa-kenapa!

Yah, Ed sudah bosan dengan perkataan itu. Tidak mungkin selama hamil dia akan berdiam diri di kamar dan tak melakukan apapun. Itu sangat membosankan bukan? Al memang menyebalkan. Kalau saja Al tahu bagaimana rasa nya menjadi pria hamil itu semenyebalkan ini.

Satu sisi Ed bersyukur ia hamil, karena saat Al memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka ia malah hamil. Lucu bukan? Satu sisi lagi Ed merasa sial. Bagaiman mungkin pria mungil seperti dirinya bisa hamil. Ini mah sama dengan keajaiban namanya.

Ed masih mencintai kekasih nya yang beda gender itu. Ia masih tak ingin pisah dengan nya. Ed sudah mengatur rencana untuk kembali pada Vanya, kekasih gelap nya itu.

Konyol sekali jika ia menemui Vanya dengan perut yang sudah sedikit membuncit itu. Bisa bisa Vanya ilfeel pada nya. Yang benar saja

Usia kandungan Ed sudah memasuki trimester pertama, itu berarti emosi nya masih muda meledak-ledak dan mood nya gampang kacau.

Ia tak seperti ibu hamil pada umumnya, gejala yang dia alami selalu menyimpang dari yang seharusnya. Tentu saja itu tak heran lagi sebab dia bisa hamil saja itu sudah menyimpang dari hukum perhamilan.

Sudah lah lupakan tentang itu. Kini Ed duduk sembari memakan acara mukbang di youtube dan dia jadi kepengen memakan itu. Ini sudah pukul 17:03 wib yang artinya Al akan pulang.

"Yah sudah aku minta dibawakan Al saja"

Ed menelfon Al dan tak menunggu sampai 3 detik panggilan Ed sudah tersambung.

"Iya sayang kenapa" Tanya Al dari sebrang sana.

"Apakah kau lama lagi pulang nya Al?" Tanya Ed.

"Tidak. Sebentar lagi aku akan pulang. Memang nya kenapa? Apakah kau ingin ku bawakan sesuatu hmm?"

Sudah Ed duga. Allarich kekasih nya itu sangat peka. Sudah begitu sejak mereka pacaran. Tapi Ed tak tahu diri malah selingkuh. Tapi ya sudahlah lupakan tentang itu, karena sekarang dia sedang hamil.

"Tapi aku takut merepotkan mu Al" Lirih Ed pelan.

Al terkekeh di sebrang sana. Ia tertawa renyah "Hei, ada apa dengan mu. Katakan apa yang kau ingin kan"

"Hmmm, aku ingin mie goreng aceh, pizza, fried chicken, bakso tapi bakso nya harus yang pedas, aku mau yang level 7,lalu sushi , cumi dan minum nya avocado juice, ice cream rasa vanila dan cokelat dan mochi rasa matcha nya jangan lupa.Udah itu aja "Permintaan papa hamil memang banyak yah.

Itu aja? Itu mah udah berapa menu Edgar.

"Semua pesanan akan dibelikan kecuali bakso pedas  level 7.Kalalu mau yang ga pedes aku beliin. Mau pesan apa lagi mumpung aku belum on the way"

"Ishhh, tapi aku pengen nya yang pedas Al" mohon Ed

"Ga mau. Nanti kamu sama bayi nya sakit" Tolak Al mentah mentah

Edgar mendengus "yah udah bakso nya ga jadi. Aku ganti sama coklat aja yang big tapi"

"Baiklah.Aku segera pulang "

Edgar kesal. Bakso tidak pedas sama saja bohong bagi Edgar. Bisa-bisanya Al menolak. Padahal kan ini keinginan anak nya bukan dia. Tapi Ed ga bisa maksa juga. Ia masih takut Al ga betah sama dia dan pergi meninggalkan nya.

Tak terbayang nasib Ed dan calon bayinya jika Al meninggalkan mereka.
Sudah pasti mereka akan melarat.

Bersambung

See u in the next chapter guys.
Don't lupa too vote dan comment
Tataaaaaaa

All, Ed dan Al |On Going||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang