Chapter 3

88 10 0
                                    

Pagi ini Yara dengan mata lelahnya terlihat duduk di barisan belakang, kini dia tengah sibuk mencatat poin penting yang disampaikan oleh Pak Bagas. Semalam Yara hanya bisa tidur selama tiga jam karena dia berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang sedang membutuhkan perhatian lebih darinya. Itupun karena ketiduran, bukan disengaja dia ingin tidur. Namun, hal itu tidak mengurangi atensi Yara untuk tetap fokus mengikuti kelas pagi ini.

"Oke teman-teman, kita cukupkan dulu kelas kita hari ini. Karena saya buru-buru ada rapat dengan Dekanat maka untuk kuis hari ini saya tiadakan. Sekian, selamat pagi". Pak Bagas terlihat membereskan bukunya sebelum berlalu meninggalkan kelas.

Ela yang tak sengaja melihat Yara masih berada di dalam kelas pun bergegas menghampiri. Terlihat Yara menelungkupkan kepalanya di antara kedua tangan yang terlipat di atas meja.

BRAKKK

Terdengar suara gebrakan meja membuat tubuh Yara berjingkat kaget. Yara yang merasa tidurnya terganggupun mengangkat kepalanya, menatap tajam pelaku yang kini sudah duduk di hadapannya tanpa rasa bersalah.

"Kenapa?", tanya Yara setelah mengetahui biang onar pagi ini adalah Ela. Namun, kepalanya masih terasa sedikit berat sehingga dia kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Lo kenapa dah? Pagi-pagi udah suntuk aja. Tidur jam berapa semalam?"

"Hmm". Yara yang tengah malas bicara hanya berdehem.

Ela memutar bola matanya malas, "Ditanya apa, jawabnya apa". Dan Yara pun tidak ada tanda-tanda akan merespon.

"Yar. Makan, yuk?"

"Hmm"

"Ayo makan. Gue laper nih, belum sarapan"

Tanpa menunggu jawaban dari Yara, Ela segera menarik tangan Yara pelan agar segera berdiri. Dengan langkah gontai, Yara mengikuti kemanapun Ela menariknya. Keduanya melangkahkan kaki meninggalkan gedung fakultas mengingat mereka berdua tidak ada kelas lagi hari ini.

Berakhir di Senja Cafe, mereka duduk di bangku yang berada di sudut ruangan dekat dengan jendela sembari menunggu pesanan mereka tiba. Dari kaca jendela Yara dapat melihat banyak orang berlalu lalang dengan segala aktivitas mereka.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan suasana di dalam cafe saat ini yang terlihat cukup ramai. Banyak dari kalangan mahasiswa yang tengah mengerjakan tugas sembari nyemil ataupun orang-orang yang mampir sekedar mengisi perut mereka seperti halnya Yara dan Ela saat ini. Yara mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan dari hawa-hawanya sepertinya Aditya belum datang ke cafe hari ini.

"Lo kenapa sih, Yar? Kusut amat"

"Gapapa. Lagi gak mood aja"

"Yaelah. Harusnya tuh gue yang gak mood hari ini, kenapa jadi lo sih?" ucap Ela sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Lah, emangnya lo kenapa? Putus lagi? Baru juga seminggu balikan, masa udah putus aja sih?", ucap Yara dengan tawa candanya. Namun, di luar dugaan ternyata tebakannya tepat sasaran tanpa melesat sedikitpun.

"Exactly. Udah kayak cenayang aja lo", ucap Ela dengan santai.

Yara yang mendengarnya pun sontak melotot tidak percaya. "Really? Ini beneran lo putus?"

"Iya serius lah"

"Terus hari ini mau galau-galau gitu?", tanya Yara sedikit menggoda Ela.

"Hello! Gak ada sejarahnya seorang Daniela galauin cowok ya", ucap Ela yang sontak membuat Yara tertawa.

"Terus kenapa putus sama si Jepri?"

"Jeffry, Yar. J-e-f-f-r-y. Jeffry"

"Sama aja panggilannya tetep Jepri, kan? Ribet banget sih", ucap Yara santai, membuat Ela memanyunkan bibirnya merasa kesal.

Senja dan Ayyara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang