Chapter 1 (Nostalgia)

1.3K 39 0
                                    

Tania Pov

"Pagi,bu" sapa Nita

"Pagi,Nit" sapa ku ceria.

Ku langkahkan kaki ku menuju ruangan.

Okay,Aku sekarang memang seorang manager dari sebuah perusahaan fashion yang kami dirikan.

Kami??

Yap,kami.

Aku dan Kakak tercintaku Vania.

1 Tahun mengevaluasi diri membuatku sadar harus bangkit dan ya papa dan mama mendukung ku. Sangat mendukung.

"Hy,princess" sapa sebuah suara.

Tak ku hiraukan dan tetap terus membaca dokumen.

"Princessssssss" rajuk nya

"Ayolah,Ver.Gue lagi kerja" kesal ku tanpa memandangnya.

"Taniaaaa" rajuk nya.

"Diam!!!dan keluar. Jam 12:30 di Diamond Cafe" putus ku akhirnya.

"Okay,bye my princess." Kata Verell

"Kirim salam buat my Angel,okay" teriaknya sebelum keluar.

"Ucapkan salam dulu pada kak Devan" balas ku teriak.

Dasar sinting!!!

Katanya suka sama aku tapi masih aja nempel-nempel sama kak Vania.

Mau di penggal si possesive Devan,huh??

Kak Devan???

Lama tak jumpa!!!

Bahkan dengan si....Revan???

Huft,okay.

Revan MASIH terus diam tak terjangkau.

Bahkan aku tahu kalau dia masihmencintai kak Vania.

Tak bisakah dia mencintai aku???

Aku tahu masalalu ku kelam.

Apa dia pikir seorang bit*h tak dapat berubah.

Kata-kata itu masih ku ingat.

Flashback

Setelah kak Vania mengatakan itu,Revan keluar dengan membanting pintu.

"Aku susul dulu ya" pamit ku pada kak Vania dan kak Devan yang memang baru sadar.

Ku lihat Revan di bangku taman rumah sakit.

"Dev" panggil ku

"Diam!!!dan pergi!!!" Bentaknya tanpa memandang ku.

Aku hanya diam mematung mendengar kata-kata frustasinya.

5 menit....

10 menit...

20 menit.....

30 menit.....

1 jam.....

"Rev..." panggil ku.

Dia berbalik dan menatap ku datar.
Ku lihat penampilan nya yang acak-acakan.
Ku tatap iba dia yang kini terlihat mengenaskan.

Mata ku nanar melihat dia yang sekarang.

"Gue gak butuh di kasihani" katanya tajam.

"Rev..."

"Diam Lo!!!Minggir!!!" Bentaknya.

Aku masih bergeming.

"Gak...Rev...ga...Gak" kataku terbata.

"Gue bilang minggir!!!" Bentaknya dengan suara keras yang membuat orang-orang melihat kami sambil berbisik.

Aku gak peduli!!

Dia melihat sekeliling dan menatapku tajam.

Berjalan menjauh tapi sebelum

"Dasar pria BODOH!! Enak ha?? tak dihargai??" teriak ku.

Dia berbalik dan menatap ku tajam.
Mendekat dan berdiri di hadapan ku.

Plak!!

"Jaga ucapan Lo" desis nya tajam dan meninggalkan ku mematung dengan airmata yang tak kunjung berhenti.

"Rev!!!Revan!!!" Teriak ku.

Dia terus berjalan tanpa menghiraukan tangisan ku.
Tubuhku luruh ke tanah.

"Sebegitu Hiks tak bergunakah??" Isak ku.

Flashback End

"Woiiii"

"Ekh,woi...woo" kejut ku panik.

"Hihihi,ngelamunin siapa hayo?" Goda kak Vania.

"Ga...Gak kok" ucap ku gugup

"Revan ya??" godanya sambil menoel-noel dagu ku.

Blush..

"Ikh,kak Vania" ucap ku malu.

Dia terkekeh dan duduk di hadapan ku.

"Nih" katanya menyerahkan sebuah undangan.

"Apa nih??" Tanya ku bingung.

"Buka aja"

Ku baca undangan itu teliti.

"Ehem,tapi kan yang direktur kakak.kok aku yang wakilin??" Tanya Ku bingung.

"Aduh,kakak mu ini kan istri si anak sulung. Jadi ya kakak barengan Devan dong adik ku sayang. Jadi kamu yang wakilin kita" terang kakak ku dengan senyum manis nya.

Dia....cantik???sangat!!!

"Ehm ,okay" kata ku pasrah.

"Atau....mau kakak suruh Revan jemput??hem?" kata kakak ku sambil menaik-turunkan alisnya

"Eh..it..itu" kata ku gugup

"Okay,jam 07:00 malam kamu udah siap okay???jangan agresif banget loh" kata kakak ku terkikik dan meninggalkan ruangan.

"Agresif???" Gumam ku.

Aha,I have An Idea!!!!

"Makasih kak" teriak ku yang di balas senyum manisnya.

Pasti ketemu Devan lagi. Batin ku melihat kak Vania yang sedang pelukan dengan kak Devan di halaman parkiran.

"Bisakah aku sebahagia itu???" Gumam ku lirih.

"Nita,siap kan gaun pesta!!" Teriak ku.

Tonight. Batin ku senang.

**«»**

Okay,sorry pendek.
Hu hu.....karena ada rekomendasi tentang sequelnya angel dan jadilah ini..
Hihi,Jangan lupa VoMent

Salam sayang

Tatha_Rara

LOOK AT ME,PLEASE?!(squel "Angel")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang