BLEDAR!
DUAR!
Suara gemuruh nan keras telah terdengar dikala adanya kilat yang muncul, ditambah dengan suara dari hujan yang cukup keras. Belum lagi dengan badai angin yang kencang membuat beberapa pepohonan yang ada telah tumbang karena badai angin tersebut.
Malam itu telah ditemani oleh suasana tersebut. Karena sudah malam pun setiap orang sudah pasti berdiam diri di dalam rumah yang ditemani dengan sebuah lilin yang menyala karena cuaca yang seperti ini membuat semua lampu - lampu padam.
Ada yang sudah tidur, ada yang menceritakan segala macam cerita sampai dengan terpaksa mengerjakan tugas dengan cahaya lilin.
Semuanya ada di dalam rumah terkecuali seekor kucing yang sedang berusaha keras untuk menghindari cuaca buruk ini.
Bulu yang dia miliki terlihat begitu basah karena hujan deras yang menimpanya. Dia juga berusaha keras untuk melangkahkan kaki - kakinya lebih cepat lagi untuk menghindari cuaca ini.
Akan tetapi apa dayanya dengan kaki kecil nan yang sedang kelelahan ini kesulitan menghadapi badai angin yang kencang dan kuat.
Tatapannya menoleh ke belakang dan menatap ke arah langit yang begitu gelap. 'Gelap sekali...' Pikirnya sambil menatap ke langit.
Suara beberapa langkah kaki terdengar oleh kedua telinganya. Lantas dia terkejut dan kembali melanjutkan langkah kakinya. 'Aku... Aku harus segera pergi...' Pikirnya sambil lanjut melangkahkan kaki - kakinya itu.
Karena pandangannya yang cukup terhalang oleh angin kencang itu juga, dia hampir saja terjatuh ke bawah tebing yang tidak begitu curam. Yang dia lihat dari atas tebing itu adalah air yang mengalir cukup deras.
Langkah kakinya dia hentikan sembari menatap tebing itu dan air yang mengalir tersebut. Jalan yang harus dia tempuh adalah sebuah tebing lain yang ada di sebrang nya. Akan tetapi dia juga harus melewati air yang mengalir secara deras ini.
Selain tidak ada jalan lain lagi sekaligus tidak ada pilihan lain, kucing tersebut melompat ke bebatuan yang ada di bawahnya dengan hati - hati.
Dekat bebatuan yang terakhir, dia melompat jauh ke atas bebatuan tebing sebrang. Satu persatu batu dia lompati akan tetapi karena licin serta berlumuran lumpur, kakinya terpeleset.
'Akh! Tidak!!' Dia berusaha untuk memanjat kembali ke atas akan tetapi karena licin, dia kesulitan untuk memanjat ke atas.
Alhasil dirinya terjatuh ke air yang mengalir deras itu. Dia juga kesulitan untuk melawan arus tersebut karena kakinya yang cukup terluka.
Selain itu kepalanya sekarang terbentur mengenai baru karena arus tersebut. Karena benturan kepala pada batu tersebut, penglihatannya mulai buram dan merasa begitu pusing.
Perlahan kedua matanya tertutup dan membiarkan arus tadi membawanya pergi jauh.
Sampai arus tersebut telah membawanya ke suatu tempat. Arus itu juga sudah mulai tidak deras, hanya hujan dan badai angin saja yang masih kuat.
Karena sudah tidak merasa arus itu membawanya pergi lagi, kedua matanya terbuka kembali walaupun masih pusing nan ling lung.
Dia mencoba mengangkat keempat kakinya itu untuk berdiri dan mencari tempat aman.
Tatapan matanya tertuju ke sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah rumah tetapi gelap, dia pun memutuskan untuk berteduh disana walaupun dengan kakinya yang masih terluka, ditambah dengan kepalanya yang sakit akibat benturan tadi.
Kucing tersebut masuk ke sana melalui lubang yang kebetulan ada disana. Dia tidak melihat apapun karena gelap tetapi sekilas dia merasa kalau di sekitarnya itu penuh dengan dedaunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Cat [Boboiboy Elemental x Reader]
FanfictionHari yang normal merupakan hari yang biasa dijalani oleh ketujuh kembar laki - laki, baik itu dalam suka dan duka maupun dalam bahaya atau aman. Sampai di suatu tempat, salah satu dari mereka menemukan seekor kucing dalam keadaan dekil dan terluka...