4

18 5 1
                                    

"Awan yang tadinya putih berubah orange, lalu sebentar lagi akan berubah gelap. Ibarat Hidup selalu berputar, perputaran hidup juga kadang tidak sesuai dengan keinginan kita." Kata seseorang disamping Jennie secara tiba-tiba. Jennie menoleh sambil mengusap air matanya.

Pria itu tersenyum, lalu meninggalkan Jennie.  Jennie memperhatikan langkah pria tersebut hingga tiba-tiba..

*Bruk*

Jennie langsung berlari menghampiri pria tersebut, menggoyangkan badannya, pria tersebut membuka sedikit matanya, mengerang sakit.

"Kau... Gwenchana?" Tanya Jennie kepada pria tersebut. Jennie menyapu pandangan kesekelilingnya, suasana rooftop yang tadinya ramai berubah sepi.

Pria tersebut batuk-batuk mengeluarkan darah.

"Omg, ottoke..." Batin Jennie. Jennie langsung mengeluarkan handphonenya, scroll nama-nama di kontaknya. Namun handphone Jennie dengan paksa diambil pria tersebut.

"Aku..baik-baik saja." Kata pria tersebut sambil bangun menuju pintu, kemudian terjatuh lagi.

"You are sick, ayo ke rumah sakit." Kata Jennie membantu pria itu untuk bangun.
Jennie membantu pria itu berjalan menuju mobilnya, pria tersebut merasa sangat kesakitan,

"Biar aku saja yang bawa mobilnya, kau duduk dibangku penumpang" kata Jennie dengan sangat degdegan.

Bagaimana tidak, ini hari pertamanya berkendara di Seoul. Walaupun Jennie biasa membawa mobil ketika di New Zeeland, tapi rasanya berbeda jika menyetir di negeri orang.

Jennie memijat handphonenya, membuka maps dan mencari rumah sakit terdekat.

"Antarkan aku kesini aja." Kata pria tersebut memberikan handphonenya.
Apartemen the hills.

"Bukankah kau membutuhkan penanganan medis?" Tanya Jennie.
"Sudahlah, antarkan saja." Jawabnya lemah.

Jennie menuruti, walaupun ini kali pertamanya membawa mobil di Seoul, tapi keahlian Jennie dalam menyetir dan membaca maps cukup baik.

Jennie turun dari mobil, sambil membantu pria tersebut keluar dari mobil, dan mengantarkan ke apartemennya.

"140194. Itu sandinya." Kata pria tersebut melihat Jennie diam didepan pintu tanpa mengeluarkan suara apapun.

Jennie menuruti dan membawa masuk pria tersebut, dibantulah pria itu untuk duduk di sofa. Kemudian Jennie segera menunduk dan meninggalkan pria tersebut, namun tiba-tiba pria tersebut batuk dan mengerang kesakitan.

Jennie berbalik, "kau..kau yakin tidak mau kupanggilkan dokter?"
"Tolong kau ambilkan obatku dikotak p3k" kata pria tersebut. Jennie menuruti, membuka kotak p3k, ada tiga obat disana.

Kim Jongin: Diminum 2x1 setelah makan.

Jennie mengambil gelas dan memberikan obat kepada pria tersebut.
"Aku pamit. Jika kau tidak lekas membaik, segeralah ke rumah sakit." Kata Jennie sambil berlalu menuju pintu apartemennya.
.
Hari ini Jennie berangkat sendiri karena Jisoo bermalam dengan pacarnya, sehingga tidak berangkat dari apartemennya.

Suasana kantor Jennie pada pagi hari ini tampak lebih sibuk dan heboh. Jennie menaruh tas diatas mejanya.

"Lisa-ya, ada apa?" Tanya Jennie.

"Bos wakil hari ini masuk, unnie." Jennie mengangguk paham, "kau tau? Dia tampak pucat sekali, ditambah tadi pagi ada sidang dadakan oleh kakaknya."

"Memangnya kenapa begitu?"

"Kau tau, Kim Suho itu sangat keras kepada adiknya, dan terkadang akan berdampak pada kita huhuhu kita akan lembur aku yakin" kata Lisa sambil menidurkan kepalanya diatas meja.

The CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang