Wellington, New Zeeland
Perjalanan dari Auckland menuju Wellington menggunakan pesawat terbang memakan waktu sekitar 2 jam. Selama perjalanan Jennie tidak mengatakan satu kata pun. Hatinya sakit, sakit sekali melihat rumah yang selama ini dipupuk dengan kasih sayang harus hilang begitu saja. Sesampainya dirumah Nenek Jennie yang terasa dingin, karena tidak ada penghuninya. hanya ada beberapa orang pegawai dari peternakan Kim Heechul yang menengok rumah tersebut untuk dibersihkan.
Jennie masih tidak membuka suaranya,
"Nak, Maafkan Mama dan Papa-mu, ya." Yoona membuka suara sambil menahan tangis. Mendengar itu, air mata Jennie kembali terjatuh. "Nama besar Papamu sedang dipermainkan, Nak. Papa tersandung dugaan korupsi. Kompetitor dari perusahaan Papa berusaha untuk menjatuhkannya. Mama tidak tahu apa motifnya. Sekarang Papa sedang ada di penjara, penangkapan Papa tepat disaat kamu wisuda."
Jennie terisak, dadanya sungguh sesak.
"Apakah aku boleh bertemu dengan Papa?" tanya Jennie lirih. "Aku merasa bersalah kepadanya, Mama."
"Papa baik-baik saja, Jen. Tadi pagi Mama sudah mampir kesana, Papa tidak ingin kamu dan Mark khawatir. Papa sudah diskusi dengan Mama, rumah kita dan peternakan di Auckland memang disita sehingga akan ditutup sementara waktu. Untuk rumah ini, dan peternakan disini tidak kena imbasnya." Kata Yoona sambil menghela nafas. "untuk sementara waktu Mama akan tinggal disini dulu untuk mendampingi kasus Papa, serta mengawasi peternakan disini."
"Dan, kamu, Jen. Sekarang, kamu pergi ke Korea Selatan, disana ada teman Papa yang bisa kamu percayai. Ini nama dan nomer telfonnya, Mama harap kamu bisa menemukan paman ini." Kata Kim Yoona, seraya memberikan secarik kertas kepada Jennie.
"kenapa aku tidak tinggal dengan Mama disini?" tanya Jennie.
Kim Yoona menggeleng, "disini sudah tidak aman lagi Jen untukmu."
"Bukankah jika kita bersama, semua akan menjadi lebih baik?" Tanya Jennie.
"Ada hal yang belum bisa kamu ketahui. Pergi lah ke Seoul. Jaga dirimu ya, Nak." Kata Yoona sambil memeluk Jennie. "selama disana tolong jangan hubungi Mama dulu ya, sampai Mama yang menghubungimu terlebih dahulu.."
Jennie pun kembali terisak, menangis dipelukkan Yoona, rasanya sakit sekali. Sesak sekali.
kemudian Jennie membaca kertas yang diberikan Kim Yoona.Seunggi - +628102030406
..
Seoul, Korea Selatan
Seoul bukan kota yang asing bagi Jennie. Walaupun besar di New Zeeland, namun Jennie dan Mark lahir disini. Orang tua Jennie pun memang asli Korea Selatan. Namun pindah ke New Zeeland saat Jennie masuk SD.
Sudah 2 jam sejak pesawat Jennie mendarat di Bandara International Incheon.
Jennie tidak tahu harus pergi kemana.
Walaupun keluarganya asli Korea, Namun tersebar di beberapa negara, yang tinggal di Korea hanya keluarga jauh yang tidak begitu kenal. Keluarga Jennie juga sudah tidak memiliki rumah di Korea, setiap berlibur ke Korea biasanya selalu menginap di hotel atau pun villa.
Jennie berusaha untuk menghubungi nomor telfon yang diberikan oleh Kim Yoona.
tuut..tutt.tuut..
"Annyeonghaseo" Sapa orang yang mengangkat telfon tersebut.
"Annyeonghaseo. Apakah benar dengan Tuan Seunggi?" tanya Jennie berhati - hati.
"Apakah Anda mengenal Tuan kami? Karena ini nomor ini tidak tersimpan di dalam kontaknya." Jawab orang tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Clouds
Fanfic"behind every cloud, its another cloud" Kehidupan Jennie berputar semenjak insiden di keluarganya, sehingga membawanya bertemu dengan kisah yg baru. Akankah Jennie kembali menemukan bahagianya?