Suasana bandara Incheon tampak sibuk. Banyak orang berlalu lalang melakukan berbagai aktivitasnya. Bandara selalu menjadi tempat bersejarah bagi setiap orang, tempat bertemu dan juga berpisah.
Jennie duduk disalah satu ruang tunggu, Jennie jadi mengingat beberapa waktu lalu saat pertama kali Ia menginjakkan kakinya di bandara ini sendirian dalam hidupnya.
Jennie merutuki dirinya sambil memijat layar handphonenya setelah mendapat telfon dari Jisoo bahwa Ia tidak bisa satu penerbangan dengan Jennie dan Jongin karena Ibunya yang mendadak harus masuk IGD.
Ini akan jadi pertemuan pertamanya setelah menolong Jongin beberapa waktu lalu, Jongin yang ternyata adalah wakil dari CEO. Sampai saat ini tidak ada yang tau mengenai tragedi hari itu, sehingga itu yang membuat Jennie semakin gugup.
Pemikiran Jennie hilang begitu Ia melihat sosok Jongin yang seperi mencari-cari sesuatu, lalu duduk dengan jarak dua kursi dari Jennie.
Sebagai karyawan yang baik, Jennie memberanikan diri untuk menghampiri Jongin.
"Annyeong Kim Jongin-shi, Jisoo berhalangan untuk terbang bersama karena..." kata Jennie. Belum sempat Jennie menyelesaikan kalimatnya langsung dipotong oleh Jongin.
"Kau.." Kim Jongin memotong omongan Jennie. "Kim Jennie?" Tanya Jennie yang dibalas oleh anggukan. Setelah itu hanyalah keheningan.
Jennie memutuskan duduk disamping Jongin.
Jennie masih mengingat jelas bahwa pria yang disampingnya saat ini adalah pria yang sama dengan pria yang Ia tolong tempo hari. Situasi menjadi awkward akhirnya Jennie membuka obrolan."Jisoo akan menyusul besok jika Mamanya sudah sadar." Kata Jennie memecah keheningan.
"Soal itu, Jisoo sudah diizinkan Suho hyung untuk fokus kepada mamanya terlebih dahulu." Jawab Jongin yang sedang fokus dengan tabletnya.
Jennie menelan ludah, artinya dia yang harus presentasi--bukan, bukan hanya itu melainkan harus bersama dengan Kim Jongin selama di Jepang. Jennie tidak mempermasalahkan hal tersebut, namun mengingat ini kali pertamanya dinas luar ditambah jadi perwakilan perusahaan dan bersama dengan pria yang seperti amnesia dengan tragedi beberapa waktu lalu, ini membuatnya semakin gugup.
"Kau harus bisa menggantikan Jisoo untuk presentasi." Kata Jongin enteng. "Sejujurnya aku ragu karena selama ini selalu Jisoo atau Wendy yang presentasi. Mungkin Suho Hyung ingin memberikan kesempatan kepada karyawan lain."
Apakah Kim Jongin tidak tahu kalau aku adalah karyawan baru?--dan juga orang yang menolongnya tempo hari. Batin Jennie.
"Baik lah, Aku akan present semampuku." Kata Jennie.
.
Setelah sampai di Jepang, Jennie fokus untuk memahami materi yang akan disampaikan. Hari itu tiba, Jennie dan Jongin sudah berada di ruang meeting bersama kliennya.
Dibuka oleh Kim Jongin, kemudian pemaparan ternyata dilakukan oleh Kim Jongin pula hingga akhir, bagian Jennie hanya menambahkan sedikit. Jennie akui walaupun Kim Jongin suka menghilang disaat jam kerja namun tidak dapat menutup aura dan wibawa Kim Jongin sebagai perwakilan CEO karena Ia sangat luar biasa ketika sedang mempromosikan perusahaannya.
Klien merasa puas dengan hasil presentasi kami, terjadi kesepatakan kerjasama yang membuat wajah Kim Jongin sumringah. Jennie sampai bingung dengan rumor bahwa Ia suka mood-mood-an dalam bekerja, karena selama di Jepang ini yang Jennie lihat adalah profesional seorang CEO.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Clouds
Fiksi Penggemar"behind every cloud, its another cloud" Kehidupan Jennie berputar semenjak insiden di keluarganya, sehingga membawanya bertemu dengan kisah yg baru. Akankah Jennie kembali menemukan bahagianya?