-4

164 20 4
                                    

adalah seseorang yang selama ini mengawasi edwin tanpa edwin sadari, ya dia adalah bumi orang suruhan cakra untuk mengawas bagaimana keseharian edwin dan anaknya breeva.

"eh monyet, mangap om eh maaf" edwin sedikit gelagapan di buatnya karena melihat tubuh orang di depannya ini sangat tinggi berotot dan menyeramkan.

"haha gapapa kok" jawab singkat bumi, lalu bumi pergi meninggalkan edwin yang masih terdiam.

"busettt dah preman mana tu yah? mau ajak kenalan soalnya gw dulu mantan preman pensiun, xixixi ngakakzz abiezzz" entahlah edwin karakter edwin sangat sulit untuk di gambar kan karena tingkahnya yang kelewat random.

di lain tempat seseorang sedang menerima laporan tentang bagaimana keadaan edwin dan sang buah hati.

"awasi terus, memang belum ada tanda tanda mereka menyerang edwin dan putra saya, namun dalam waktu dekat ini saya rasa mereka akan menemukan keberadaan edwin dan putra saya" jelas cakra kepada bumi.

"okelah cak, gw sama yang lain mau pura-pura jualan bakso di depan apart tuh anak"

"omongan kamu tolong di jaga, ini masih di kantor kalau di luar kantor baru kita boleh bicara normal"

"aelahhh cakkkk, lu mah kek ga tau gw aja anjayy"

"anjing. kelamaan gw muak bum sana jalani tugas lu yang pura-pura jadi intil itu" jelas cakra sambil sedikit bercanda.

"WAHAHAHAHAH NGAKAK SEGEDUNG JIEMEM INTIL WAHAHAHHAHA" tawa bumi meledak begitu saja setelah mendengar ucapan cakra barusan

"like like kamu saja, saya sudah lelah besok silahkan resign aja ya kamu" canda cakra kepada temannya itu

"skip baperan luuu cakk"

ckrekk...

suara pintu terbuka menampilkan sosok pria mungil yang sekarang menjabat sebagai sekretaris cakra.

"pak cakra ada tamu, btw bumi yang sopan ya ini tamu penting kita tidak bisa bermain-main kali ini" jelas sang sekretaris tersebut yang bernama gun

"suruh dia masuk" tegas cakra

"baik pak" jawab gun dengan sopan dan kembali menutup pintu kantor tersebut.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

"total semuanya 350 ribu ya kak, 100 perak nya mau di sumbangkan?" tanya kasir tersebut

"permen ada gak mba?" tanya edwin

"miskin ya kak? sampe sampe uang 100 perak aja ga mau di sumbangin" sindir kasir itu kepada edwin

salah sekali kasir itu memilih lawan sindir menyindir karena pasti nya bakal di balas tak kalah nyelekit oleh edwin

"lah? mbak ngatain saya miskin? mbak gak punya uang kah? sampe minta uang 100 perak ke saya" jawab edwin sembari mengangkat salah satu alisnya

kasir itu tak menjawab dan segera memberi pesanan edwin, edwin merasa menang melawan kasir tersebut

"padahal cuma menang debat sama kasir kok serasa menang debat presiden ya" celoteh edwin asal

𝔏𝔬𝔳𝔢 𝔒𝔯 𝔐𝔦𝔰𝔱𝔞𝔨𝔢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang